Penduduk Bushra telah sepakat ‘mengangkat Bathriq Dirjan’ sebagai Panglima Perang, untuk melawan pasukan Arab. Beberapa tokoh berkata pada Dirjan, “Jika telah mengalahkan pasukan Arab, kita segera menghadap Raja Hiraqla. Agar Tuan Rumas (Abdul-Malik) dilepas jabatannya. Agar Tuan yang memimpin kami.”
Dirjan membawa mereka berarak-arak untuk mendekati pasukan Arab.
Abdur Rohman berkata, “Yang mulia! Saya yang akan menghadapi dia!.”
Dirjan menghindar cepat dan kabur dengan ketakutan.
Pasukan Bushra makin ketakutan, ketika melihat pimpinan mereka kabur dengan kudanya.
Khali dtahu bahwa mereka grogi ketika menyaksikan ganasnya serangan Abdur Rohman. Khalid dan Abdur Rohman menyerang dengan garang. Pasukan Muslimiin lainnya juga sama menyerang dengan serempak.
Awalnya pasukan Bushra tak mau mengalah.
Syurachbil berdoa, “Ya Allah ! Mereka takkan mengakui bahwa Engkau satu-satunya Tuhan yang harus disembah; Muhammad Hamba dan UtusanMu. Tolonglah agama ini agar kami menaklukkan Musuh-MusuhMu.”
Serangan Muslimiin terlalu dahsyat, hingga musuh berhamburan dan kabur. Arak-arakan pasukan Bushra berlarian memasuki benteng. Mereka menutup dan mengunci pintu-pintu-gerbang. Lalu mengangkat Salib-Salib mereka.
Sebagaian mereka mengirim surat ‘Permohonan Bala Bantuan’ pada Raja Hiraqla.