SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2016/12/07

PS 171: Pembebasan Syam




 Image result for 30.000 pasukan berkuda
Cerbung  (Cerita bersambung)



Filanthanus mengumpulkan 30.000 pasukan berkuda, dan perintah agar putanya bernama Astaflius (
استفليوس) mewakili memerintah di kerajaannya. Dia mengeluarkan panji-panji Iskandar Al-Yunani (الإسكندر اليوناني) dari Baitul-Hikmah. [1] Panji-panji keramat yang biasanya hanya dikeluarkan sekali dalam setahun itu, bergambar dari emas dihias mutiara gemerlapan.
Di tengah lautan pasukan itu, Filanthanus menjadi pusat perhatian, dinaungi panji paling keramat. Menggiring mereka menuju Anthakiyah (Antioch).
Dia dan arak-arakan pasukannya berhenti di pintu gerbang Haus yang artinya Persia. Ketika mereka menunggu-nunggu, Hiraqla datang bersama pasukannya.

Pagar-pagar penghalang dipasang untuk mengamankan Hiraqla. Rakyat Romawi berbahagia menyaksikan Hiraqla, menyambut kedatangan Filanthanus dan lautan pasukannya. 
Dengan berbahagia, mereka yang berjubel melaut itu yakin, pasti akan segera mengalahkan kaum Arab. Gema suara mereka bagaikan hujan lebat turun dari langit. Lonceng-lonceng yang dipukul sekeras-kerasnya menambah suasana menjadi tegang.

Sejumlah mata-mata Muslimiin datang untuk melaporkan kedatangan bala-bantuan pasukan Romawi Kubra, pada Abu Ubaidah.
Abu Ubaidah mengangkat dua tangan untuk berdoa, “Allahumma Musuh-MusuhMu akan menyerang kami dengan pasukan berjumlah banyak sekali. Rusaklah keyakinan mereka, dan hancurkan mereka. Buatlah mereka porak-poranda. Persulitlah mereka. Buatlah keyakinan kami berjaya, dan keyakinan mereka hina. Tolonglah kami sebagaimana Kau telah menolong NabiMu di dalam Perang Achzab. Halang-halangilah makar mereka, dan tolonglah kami mengalahkan mereka.”
Pasukan Muslimiin mengamini dengan suara menggemuruh. Mereka tegang, setelah mendengar berita arak-arakan pasukan dari Romawi Kubra telah datang untuk membantu Hiraqla. Tetapi mereka menenangkan diri dengan bertawakkal pada Allah.
Abu Ubaidah perintah agar Muadz bin Jabal membawa 3.000 pasukan berkuda ke arah pesisir. 
Muadz menggiring pasukannya menuju pesisir untuk merampas harta yang dibawa oleh pasukan Jabalah. Di pintu gerbang kota bernama Jabalah, Muadz dan pasukannya melihat arak-arakan pasukan membawa bahan makan, dengan 1.000 kendaraan. Bahan makan itu dikirimkan oleh Qusthanthin bin Hiraqla (قسطنطين بن هرقل) dari kota Tharabulus (طَرابُلُسُ), Akka (عَكَّا), Shur (صُورَ), Shaida (صيدا), dan Qaisariyah (قَيْسارِيَةَ/Caesarea), untuk ayahnya. 
Ketika bahan makan itu diserahkan pada pasukan Nashrani Arab, agar selanjutnya diantar pada Hiraqla, Muadz dan pasukannya bergerak cepat untuk menyerang dan merebut.
Muadz dan pasukannya membawa rampasan menuju Abu Ubaidah. Kedatangan mereka disambut dengan pekikan tahlil dan takbir oleh Abu Ubaidah dan pasukannya.

Hiraqla marah ketika dikhabari bahwa kirimannya dirampas oleh Muadz dan pasukannya. Dia berkata, “Kita akan segera bertempur menyerang mereka, untuk menentukan mana yang akan menang dan kalah. Ayo siapkan pasukan untuk menyerbu!” pada para bathriq.
Para bathriq segera mempersiapkan pasukan, untuk menyerbu.

Hiraqla didampingi raja-raja bawahannya: Filanthanus raja Romawi
Kubra, raja negeri Marasy, raja Iskabadanis (اسكبادنيس), raja negeri Tharasus, raja negeri Mashishah (مَصِيصَةُ), raja negeri Quniyah (قونِيَةَ), raja negeri Mashir (مآصِرُ), raja negeri Aqshara (أَقْصَرَا), raja negeri Qaisariyah (Caesarea/قَيْسارِيَةَ), raja negeri Qumath (قوماط), raja negeri Thabarzad (طَبَرْزَدَ), dan Raja Jabalah bin Aiham.
Yuqana mengecek barisan pasukan. Semua raja dan semua bathriq telah menyiapkan barisan. Filanthanus mendekati Hiraqla untuk berkata, “Yang mulia, saya meninggalkan kerajaan saya menuju kemari yang jaraknya 200 farsakh, untuk membuat ridha Al-Masih, dan melaksanakan permintaan tuan. [2] Semua pasukan tuan telah berperang. Saya ingin menghadapi Umat Muhammad, untuk membuat kita bahagia.”
Hiraqla menjawab, “Silahkan diam di tempat saja, jangan merendahkan diri. Anda raja lebih senior daripada saya. Selain anda saja, yang melaksanakan tugas berat ini.” 
Filanthanus berfatwa, “Kami datang kemari untuk berjihad yang hukumnya wajib bagi kita semuanya. Orang yang memandang dunia dengan rasa cinta, pasti nafsunya akan mendorong dia menuju berlebihan, karena pesona dunia. Itulah yang akan menghalang-halangi dia hingga melupakan tempat kembalinya. Orang yang bergegas mentaati Penciptanya, dengan menahan hawa nafsunya, berarti telah mendaki derajat, menuju kawasan surga Firdaus paling khusus yang namanya Dairatul-Quds (دائرة القدس). Ketika yang Maha Awal tahu 'kalian tertutup tabir di dalam dunia fana, maka kalian dikalahkan oleh umat yang lemah. Hingga kalian diusir dari beberapa wilayah. Ini karena kalian lebih senang mengikuti hawa nafsu yang menyeret pada kerusakan. Karena itu kalian salah langkah. Kalian meremehkan dan menganiaya rakyat. Kalian juga membiarkan perzinaan berkembang di mana-mana. Itu pula yang membuat kalian dilanda kekalahan dan hina.”
Pada Filanthinus, Staf senior Hiraqla bernama Sarund (سروند) membentak pedas, “Hai pimpinan pasukan Romawi Kubro! Jangan menggurui raja kamiyang sudah tidak mau berpikir banyak! Orang yang lebih senior daripada tuan telah nasehat, namun beliau tak menghiraukan.
Filanthinus tersinggung hingga wajahnya memerah karena dibentak. 

Di malam itu, Filanthinus mendekati pasukan pengawal Raja Hiraqla, untuk berkata, “Kenapa kalian membiarkan dia membentak dan mempermalukan saya di hadapan para raja. Kalian tahu sendiri bahwa istana saya lebih besar daripada istana Hiraqla. Secara garis keturunan, saya juga lebih mulia dari pada Hiraqla. Seorang alim lurus yang pernah membangun menara tertinggi pernah berkhotbah:
Saya datang kemari bertujuan mengecek agama kaum Arab yang jelas benar. Orang yang memeluk agama mereka, akan aman di hari yang mengerikan. Bagaimana pendapat kalian?.”
Mereka menjawab, “Yang mulia, kenapa tuan akan meninggalkan agama dan kerajaan tuan? Untuk mengikui mereka yang hina dan bodoh?.”
Filanthanus menjawab, “Kebenaran yang hakiki ada pada mereka. Karena ketauhidan mereka murni, berkat tokoh mereka yang namanya tertulis di dalam ilmu ghoib. Kebenaran Robaniah yang mendatangkan mutiara kebenaran ada pada mereka. Barang siapa ingin berjumpa pada yang Maha Alim, jangan duduk di Majlis Kebodohan.” 
Tokoh-tokoh besar itu mendengarkan dengan seksama, pada fatwa Filanthanus.




In syaa Allah bersambung



[1] Zaman dulu, diperkirakan Unifersitas bernama Baitul-Himah.
[2] Satu farsakh: 3 mil Hasyimiyah (maksimal 12.000 lengan, minimal 10.000 lengan), berdasarkan: القاموس المحيط - (ج 1 / ص 251)
فَرْسَخُ الطَّريق: ثلاثةُ أميالٍ هاشِمِيَّة، أو اثنا عشَرَ ألف ذِرَاعٍ، أو عَشَرَةُ آلافٍ

0 komentar:

Posting Komentar