SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2012/08/23

Umar RA Galakkan Bahasa Arab




Penulis tidak tahu judul yang lebih pas: Membumikan Bahasa Arab? Atau Galakkan Bahasa Arab. Maksud dari tulisan ini sederhana; Islam berjaya bertepatan ketika bahasa Arab membumbung; dan roboh dari kejayaan ketika bahasa Arab diabaikan.

K Iskandar dan KH Mudzakkir pernah berkata, “Dengan bahasa Arab, maka kita akan lebih mudah memahami Al-Qur’an dan Assunnah.” 
Bahkan pada Ustadz Abdul-Mannan MurisanKH Nurhasan pernah berkata, “Mencari ikan dengan alat, lebih mudah daripada tanpa alat. Mengaji bagi yang menguasai bahasa Arab juga akan lebih mudah paham, daripada yang tidak tahu bahasa Arab.”
Ketika merobohkan Kekholifahan Islam yang terakhir di Turki, kaum Salibis memaksa bangsa Turki agar adzan dengan bahasa Turki. Agar bangsa Turki meninggalkan hingga akhirnya bodoh dari bahasa Arab.
Setidaknya tulisan ini akan mengilhami pada kaum Muslimiin bahwa bahasa Arab pemersatu umat Islam ini barokahnya luar biasa. Di dalam kamus bahasa Arab bernama Lisanul-Arab, dijelaskan: لسان العرب - (ج 1 / ص 154)
وكَتَب عمرُ بنُ الخطاب إِلى أَبي موسى خُذِ الناسَ بالعَرَبيَّةِ فإِنه يَزيدُ في العَقْل ويُثْبِتُ المروءة وقيل للأَحْنَفِ ما المُرُوءة ؟ فقال العِفَّةُ والحِرْفةُ وسئل آخَرُ عن المُروءة فقال المُرُوءة أَن لا تفعل في السِّرِّ أَمراً وأَنت تَسْتَحْيِي أَن تَفْعَلَه جَهْراً.
Artinya:
Pada Abi Musa RA, Umar bin Al-Khatthab menulis surat, “Galakkan bahasa Arab pada manusia! Karena bahasa ini menambah akal (kecerdasan)! Dan meneguhkan Al-Muruah!.[1]
Ditanyakan pada Al-Achnaf, “Apakah Al-Muruah?.
Dia menjawab, “Terjaga dan perwira."
Jawab Alim selain beliau ketika ditanya (dengan pertanyaan yang sama), "Kalau kamu malu melakukan perkara dengan terang-terangan; kamu pun juga tidak melakukan di waktu rahasia!.”


[1] Wa di awal lafal ‘wakataba (وكَتَب)’ tidak diartikan, karena ibtidaiyah atau istiknaf. Khudz (خُذ) diartikan galakkan, karena melihat kontek yang ada. Perbandingannya seperti:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ [الأعراف/199]
Artinya: Galakkan pemaafan! Perintahkan kebajikan! Dan berpalinglah dari orang-orang bodoh!


0 komentar:

Posting Komentar