SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2012/08/16

KW 17: Diserang dan Dirampok


(Bagian ke-17 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Khalid dan pasukannya menempati sebelah depan dari seluruh pasukan yang ditata menjadi lima titik itu. Abu Ubaidah di bagian belakang bersama 1.000 pasukan, menjaga harta rampasan dan wanita, serta anak-anak. Ada pasukan Abu Ubaidah yang terkejut ketika melihat debu beterbangan di kejauhan. “Apa gerangan yang tampak dari jauh itu?,” tanya Abu Ubaidah padanya.
“Sepertinya debu yang beterbangan itu dari kaum berjumlah banyak sekali,” jawabnya.
“Penduduk Syam ingin sekali menghalau kita. Dan pasukan berkuda itu berlari menuju kemari,” kata Abu Ubaidah. 
Semakin lama arak-arakan pasukan berkuda yang panjang sekali itu semakin tampak jelas membanjir. Pada saat Abu Ubaidah omong-omong; pasukan berkuda yang datang makin mendekat. Yang berada di depan pasukan itu Paulus, didampingi sejumlah pasukan berkuda pilihan. Saudara laki-laki Paulus bernama Petrus (بطرس) bergerak cepat untuk menjarah harta dan para harem (الحريم) Muslimiin.[1] Petrus berhasil menjarah harta karena kaum Muslimiin sibuk melawan serangan gerombolan yang dibawa Paulus. Petrus menggondol hasil rampokannya menuju arah Damaskus. Setelah dia lari jauh, berhenti untuk mengamati apa yang terjadi pada saudarnya.

Begitu Petrus berhasil merampok harta Muslimiin; Abu Ubaidah berkata, “Demi Allah kali ini kebenaran telah menyertai Khalid: dia telah berkata ‘biarkan saya di saqah (bagian belakang), namun saat itu saya tidak memperbolehkan’.”
Kali ini Paulus benar-benar telah mendekati Abu Ubaidah. Paulus dinaungi panji, beberapa bendera dan beberapa salib, oleh orang-orang dekatnya.
Sejumlah wanita Muslimat berteriak; sejumlah anak-anak menangis, karena takut serangan pasukan Paulus yang ganas; 1.000 pasukan Muslimiin bertempur melawan perampok berjumlah sekitar 6.000 orang. Di belakang kawanan perampok itu; 10.000 pasukan kafir, masih dalam perjalanan.

Paulus telah membabatkan senjatanya pada Abu Ubaidah yang telah siaga untuk menangkis. Abu Ubaidah kualahan melayani serangan Paulus; pasukan Muslimiin yang lain sibuk melawan perampok banyak sekali yang kesetanan. 
Bebu-debu beterbangan keudara tinggi dan pedang-pedang berdenting karena tertangkis pedang atau perisai. Daerah Sahura (سحورا) menjadi ramai dan riuh.  

Al-Waqidi sejarawan Islam terkenal menulis pengakuan Suhail bin Shobach (سهيل بن صباح) yang mengikuti peperangan itu: “Ketika itu saya mengendarai kuda berkaki putih yang pernah saya kendarai di waktu Perang Yamamah. Saya segera mempersiapkan senjata dan kuda itu untuk menghadap Khalid. Kuda kupacu secepat-cepatnya hingga mendekat Khalid. Saya berkata dengan keras pada Khalid ‘pimpinan kami! Lindungilah Abu Ubaidah dan para harem. Mereka telah dirampok orang-orang Damaskus berjumlah banyak sekali. Bahkan sejumlah wanita dan anak-anak telah disandra. Kami yang di belakang tak mampu mengimbangi keganasan mereka’. Khalid berkata ‘innaa llillaahi wa innaa ilaiHi rooji’uun.[2] Tadinya saya sudah berkata ‘biarkan saya berada di barisan belakang, tapi dia tidak menyetujui. Ini upaya Allah agar kodar-Nya terwujud’.”
Khalid perintah Abu Rafi’ agar memimpin 1.000 pasukan berkuda untuk menempati posisi depan. Lalu perintah Abdur Rahman agar memimpin 2.000 pasukan berkuda.[3]
“Serang para perampok itu!" Perintah Khalid pada Abdur Rohman.
Abdur Rohman bergerak cepat membawa pasukannya untuk menyerang perampok yang mengacau di barisan belakang.
Khalid menata barisan lainnya untuk dibawa menyusul Abdur Rohman yang telah membawa lari pasukan kebarisan belakang. 

[1] Harem (الحريم): Tawanan perang wanita.
[2] إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ.
[3] عبد الرحمن بن أبي بكر الصديق

0 komentar:

Posting Komentar