SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2015/12/09

Yaa laitanii kuntu turooban



Tentang itu, Ibnu Katsir menjelaskan, (besok) orang kafir akan berkata, “O, andainya saya dulu tanah.”
Maksudnya ‘di hari itu, orang kafir berangan-angan kalau dulunya di kampung dunia, sebagai tanah. Tidak dijadikan makhluq, dan tidak keluar berbentuk makhluq. Itu terjadi pada waktu dia melihat Adzab Allah, dan menyadari amalan-amalannya yang jelek telah ditulis oleh para makailat Assafaroh Al-Kirom Al-Baroroh (para utusan mulia yang baik).

Ada yang berkilah ‘hakikinya dia berangan-angan demikian, ketika Allah mengadili hewan-hewan yang pernah hidup di dunia. Hewan-hewan akan diadili dengan Adil, oleh Allah yang takkan condong sebelah. Hingga Allah mengadili kambing bertanduk pendek yang pernah ditanduk oleh kambing bertanduk panjang’. Jika telah selesai mengadili mereka, Allah berfirman ‘jadilah tanah!’ pada mereka yang lalu menjadi tanah.
Saat itulah, orang kafir berkata ‘o, seandainya saya telah menjadi tanah’. Maksudnya ‘o, seandainya saya dulu hewan, agar kembali menjadi tanah lagi (seperti mereka)’.

Sungguh Bahasan ini, telah hadir di dalam Hadits Asshur (Sangkakala). Di sana banyak Atsar (Hadits) dari Abi Hurairah, Abdillah bin Amer, dan lainnya RA.” [1]


Ponpes Mulya Abadi Mulungan.



وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا أَيْ: يَوَدُّ الْكَافِرُ يَوْمَئِذٍ أَنَّهُ كَانَ فِي الدَّارِ الدُّنْيَا تُرَابًا، وَلَمْ يَكُنْ خُلِقَ، وَلَا خَرَجَ إِلَى الْوُجُودِ. وَذَلِكَ حِينَ عَايَنَ عَذَابَ اللَّهِ، وَنَظَرَ إِلَى أَعْمَالِهِ الْفَاسِدَةِ قَدْ سُطَّرت عَلَيْهِ بِأَيْدِي الْمَلَائِكَةِ السَّفَرة الْكِرَامِ البَرَرة، وَقِيلَ: إِنَّمَا يَوَدُّ ذَلِكَ حِينَ يَحْكُمُ الله بين الْحَيَوَانَاتِ الَّتِي كَانَتْ فِي الدُّنْيَا، فَيَفْصِلُ بَيْنَهَا بِحُكْمِهِ الْعَدْلِ الَّذِي لَا يَجُورُ، حَتَّى إِنَّهُ لِيَقْتَصَّ لِلشَّاةِ الجمَّاء مِنَ الْقَرْنَاءِ. فَإِذَا فَرَغَ مِنَ الْحُكْمِ بَيْنَهَا قَالَ لَهَا: كُونِي تُرَابًا، فتصير تُرَابًا. فَعِنْدَ ذَلِكَ يَقُولُ الْكَافِرُ: يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا أَيْ: كُنْتُ حَيَوَانًا فَأَرْجِعُ إِلَى التُّرَابِ. وَقَدْ وَرَدَ مَعْنَى هَذَا فِي حَدِيثِ الصُّوَرِ الْمَشْهُورِ وَوَرَدَ فِيهِ آثَارٌ عَنْ أَبِي هُرَيرة، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، وَغَيْرِهِمَا..



0 komentar:

Posting Komentar