Yuqana
muncul. Filanthanus dan orang-orangnya juga berdatangan, untuk mengucapkan
salam.
Dengan wajah cerah Filanthanus
dan orang-orangnya menyaksikan para
sahabat senior Rasulillah SAW berkata, “Kami pernah mendengar nabi kami SAW
bersabda ‘ketika tokoh kaum datang pada kalian, maka muliakan!’.”
Semua
kerabat Filanthanus menyatakan Islam. Dan bergabung berjihad, hingga
negeri-negeri selain Anthakiyah direbut.
Filanthanus pergi haji ke Makkah, dan
ziarah ke Kubur Rasulillah SAW.
Dan mengucapkan salam pada Umar RA, yang bergegas bersama kaum, menyambut kedatangan dia, di kota
Madinah.
Karena
pengaruh sopan-santun Abu Ubaidah dan pasukannya, Raja Filanthanus, kerabatnya, Raja Yuqana dan kerabatnya;
maka penduduk Anthakiyah masuk Islam. Wilayah itu dan lainnya, menjadi wilayah
Islam. Bagi orang yang benci Islam pasti mencemooh, “Islam berkembang dengan
pedang.”
Padahal
ucapan yang seperti benar itu, 'sebetulnya bermuatan politik' merendahkan dan menyudutkan Islam. Kalau dijawab, “Dulu Nashrani
juga bekembang karena pedang” in syaa Allah mereka terkejut.
Sejak naik ke langit, agama Isabin Maryam AS dirintangi secara besar-besaran oleh penguasa Romawi dan Yahudi.
Bahkan sekitar 83 tahun setelah Isa bin Maryam AS naik ke langit, ada tokoh
Yahudi bernama Paulus (Syaul) yang memerangi dengan sadis pada pengikut Isa AS.
Agama Islam yang dibawa oleh Isa AS mulai berjaya setelah Raja Qusthanthin dan ibu
surinya masuk Islam.
Qusthanthin menggerakkan pasukannya untuk menyerbu penduduk Baitil-Maqdis
dengan sadis. Peperangan dilancarkan terus-menerus hingga dia merebut wilayah
yang sangat luas.
Menurut
sahabat nabi SAW bernama Abu Said Al-Khudri RA:
Pada dasarnya ajaran Islam adalah sopan dan lembut lagi ilmiyah. Dua Ayat dari Surat Hud ini bukti nyata dari uraian
barusan:
أَمْ
يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ
وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ فَإِنْ
لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [هود/13، 14].
Artinya:
Apakah
mereka berkata, “Dia mengarang (Al-Qur'an).”
Katakan, “Datangkan 10 Surat
(Karya Tulis) semisal itu, yang
dikarang! Dan ajaklah siapa saja yang kalian mampu! Jika kalian telah
benar!
Namun
jika mereka mutlak tidak mampu mengabulkan pada kalian, maka ketahuilah
bahwa:
1. Sesungguhnya Dia diturunkan dengan memuat Ilmu
Allah.
2. Mutlak tiada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Dia (Allah).
3. Bukankah kalian mau masuk Islam?.”
Hal dalam
kata ‘fahal’ (فَهَلْ) di atas diartikan, “Bukankah?” karena pertanyaan dengan
untaian kalimat itu, harus
dijawab ‘iya’.
Lam (لَمْ) di atas diartikan mutlak tidak (mampu
mengabulkan pada kalian). Maksudnya pembuktian terdahsyat sepanjang sejarah
kehidupan manusia ini 'bersifat abadi'.