Perang Badar Al-Kubra [10]
Ketika mendengar ucapan Abu Jahl, leher Utbah membesar,
karena geram. Dan berkata, “Orang yang pantatnya bersiul (kentut) itu! Akan
tahu siapakah yang lehernya akan membesar (geram)!.”
Utbah mencari helm perang untuk dipakai. Tetapi semua helm terlalu
besar untuk kepalanya. Dia membalut kepalnya dengan kain agar pas, dimasukkan
ke dalam helm.
Dua putra Afra bernama Auf dan Muawwidz, dan Abdullah bin Rawahah,
muncul. Tiga orang Anshar ini kan melayani tantangan perang.
Mereka menjawab, “Termasuk kaum Anshar.”
Tiga tokoh Quraisy berkata, “Kita lawan tanding yang istimewa!
Namun kami tidak mau bertempur melawan kalian! Yang melawan kami sebaiknya kaum
dari golongan kami!.”
Nabi SAW perintah, “Hai Hamzah! Lawanlah! Hai Ubaidah bin
Al-Harits! Lawan! Hai Ali, lawan!.”
Dua golongan saling mendekat. Sebagai pemimpin, Ubaidah bin
Al-Harits mendekati Utbah (kafir).
Hamzah mendekati Syaibah.
Ali mendekati Al-Walid.
Dengan gerak cepat sekali, Hamzah membunuh Syaibah.
Dengan serangan ganas, Ali membunuh Al-Walid.
Di waktu kaum Quraisy terkejut karena tiga tokoh mereka tewas;
Hamzah dan Ali membawa Ubaidah, menuju barak.
Di hadapan nabi SAW, Ubaidah yang kakinya patah, berkata,
“Bukankah jika saya nanti meninggal, hukumnya mati shahid?.”
Setelah nabi SAW menjawab, “Ya!” Ubaidah berkata, “Kalau melihat
saya, pasti Abu Thalib tahu bahwa kita lebih benar daripada mereka. Dulu dia
berkata ‘kami akan menyelamatkan dia, meskipun kami harus tewas berserakan di
sisinya, dan bingung, memikirkan anak dan istri’.”
Ubaidah wafat.
Dua kubu saling mendekat untuk menyerang. Abu Jahl berdoa, “Ya
Allah! Di antara kami, yang lebih memutus hubungan famili! Dan melakukan yang
tidak benar! Maka kalahkan!.”
Ternyata dia dan kaumnya yang dikalahkan, karena doanya dikabulkan
oleh Allah.
Nabi SAW bersabda, “Jangan menyerang sebelum saya perintah! Jika mereka
mengepung! Panahlah!.”
Di dalam tenda, nabi SAW ditemani oleh Abu Bakr RA. Berdoa, “Ya
Allah! Jika Kau mengalahkan ini golongan (umat Islam)! Di bumi tak ada yang
menyembah Kau! Ya Allah! Wujudkan JanjiMu pada hamba!.”
Doa dibaca hingga selendang nabi SAW jatuh dari pundak. Dengan meletakkan
selendang pada pundak nabi SAW, Abu Bakr berkata, “Permohonan Baginda pada
Tuhan Baginda sudah cukup. Dia akan segera mewujudkan JanjiNya pada Baginda.
Setelah sadar dari mengantuk, nabi SAW bersabda, “Hai Aba Bakr! Pertolongan Allah telah datang! Ini Jibril AS memegang tali kendali kudanya. Dia menuntun
kuda sambil berteriak keras, hingga dua gigi serinya tampak.”
Allah menurunkan Firman, “إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ
أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ وَمَا جَعَلَهُ
اللَّهُ إِلَّا بُشْرَى وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِ قُلُوبُكُمْ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا
مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ.”
فَلَمَّا بَلَغَ عُتْبَةَ قَوْلُ أَبِي جَهْلٍ: انْتَفَخَ
سَحْرُهُ، قَالَ: سَيَعْلَمُ الْمُصَفِّرُ اسْتَهُ مَنِ انْتَفَخَ سَحْرُهُ، أَنَا
أَمْ هُوَ! ثُمَّ الْتَمَسَ بَيْضَةً يُدْخِلُهَا رَأْسَهُ فَمَا وَجَدَ مِنْ عِظَمِ
هَامَتِهِ، فَاعْتَجَرَ بِبُرْدٍ لَهُ وَخَرَجَ الْأَسْوَدُ بْنُ عَبْدِ الْأَسَدِ
الْمَخْزُومِيُّ، وَكَانَ سَيِّئَ الْخُلُقِ، فَقَالَ: أُعَاهِدُ اللَّهَ لَأَشْرَبَنَّ
مِنْ حَوْضِهِمْ وَلَأَهْدِمَنَّهُ، أَوْ لَأَمُوتَنَّ دُونَهُ. فَخَرَجَ إِلَيْهِ
حَمْزَةُ فَضَرَبَهُ، فَأَطَنَّ قَدَمَهُ بِنِصْفِ سَاقِهِ فَوَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ،
ثُمَّ حَبَا إِلَى الْحَوْضِ فَاقْتَحَمَ فِيهِ لِيُبِرَّ يَمِينَهُ، وَتَبِعَهُ حَمْزَةُ
فَضَرَبَهُ حَتَّى قَتَلَهُ فِي الْحَوْضِ ثُمَّ خَرَجَ عُتْبَةُ وَشَيْبَةُ ابْنَا
رَبِيعَةَ وَالْوَلِيدُ بْنُ عُتْبَةَ، وَدَعَوْا إِلَى الْمُبَارَزَةِ، فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ عَوْفٌ وَمُعَوِّذٌ ابْنَا عَفْرَاءَ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ
رَوَاحَةَ، كُلُّهُمْ مِنَ الْأَنْصَارِ فَقَالُوا: مَنْ أَنْتُمْ؟ قَالُوا: مِنَ
الْأَنْصَارِ. فَقَالُوا: أَكْفَاءٌ كِرَامٌ، وَمَا لَنَا بِكُمْ مِنْ حَاجَةٍ،
لِيَخْرُجْ إِلَيْنَا أَكْفَاؤُنَا مِنْ قَوْمِنَا. فَقَالَ النَّبِيُّ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قُمْ يَا حَمْزَةُ، قُمْ يَا عُبَيْدَةُ بْنَ الْحَارِثِ، قُمْ يَا عَلِيُّ، فَقَامُوا وَدَنَا
بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ، فَبَارَزَ عُبَيْدَةُ بْنُ الْحَارِثِ بْنِ الْمُطَّلِبِ
- وَكَانَ أَمِيرَ الْقَوْمِ - عُتْبَةَ، وَبَارَزَ حَمْزَةُ شَيْبَةَ، وَبَارَزَ
عَلِيٌّ الْوَلِيدَ، فَأَمَّا حَمْزَةُ فَلَمْ يُمْهِلْ شَيْبَةَ أَنْ قَتَلَهُ،
وَأَمَّا عَلِيٌّ فَلَمْ يُمْهِلِ الْوَلِيدَ أَنْ قَتَلَهُ، وَاخْتَلَفَ
عُبَيْدَةُ وَعُتْبَةُ بَيْنَهُمَا ضَرْبَتَيْنِ كِلَاهُمَا قَدْ أَثْبَتَ
صَاحِبَهُ، وَكَرَّ حَمْزَةُ وَعَلِيٌّ عَلَى عُتْبَةَ فَقَتَلَاهُ، وَاحْتَمَلَا
عُبَيْدَةَ إِلَى أَصْحَابِهِ، وَقَدْ قُطِعَتْ رِجْلُهُ، فَلَمَّا أَتَوْا بِهِ
النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: أَلَسْتُ شَهِيدًا يَا
رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: بَلَى» . قَالَ: لَوْ رَآنِي أَبُو طَالِبٍ لَعَلِمَ
أَنَّنَا أَحَقُّ مِنْهُ بِقَوْلِهِ:
وَنُسْلِمُهُ
حَتَّى نُصَرَّعَ حَوْلَهُ ... وَنَذْهَلَ
عَنْ أَبْنَائِنَا وَالْحَلَائِلِ
ثُمَّ مَاتَ،
وَتَزَاحَفَ الْقَوْمُ وَدَنَا بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ، وَأَبُو جَهْلٍ يَقُولُ:
اللَّهُمَّ،
أَقْطَعُنَا لِلرَّحِمِ، وَآتَانَا بِمَا لَمْ نَعْرِفْ، فَأَحِنْهُ الْغَدَاةَ،
فَكَانَ هُوَ الْمُسْتَفْتِحَ عَلَى نَفْسِهِ.