Mereka terkesima ketika mendengar Khaulah melantunkan syair tantangan perang:
Petrus berkata, “Hai wanita Arab! Hentikan perlawananmu ! Sungguh saya hanya akan memaksa kau, agar menikmati segala yang menyenangkan! Bukankan kau akan bahagia menjadi kekasihku? Sayalah yang diagung-agungkan oleh kaum Nashrani. Aku mempunyai pegawai, kebun kurma, harta dan hewan ternak yang sangat banyak. Saya orang dekatnya Raja Hiraqla. Kalau kau setuju, seluruh milikku akan saya berikan padamu. Masyak kamu tidak bangga menjadi wanita sangat terhormat di kota Damaskus? Jika kau berani melawan berarti bunuh diri!”
Para perampok melancarkan serangan pada mereka yang telah siaga penuh.
Beberapa serangan ganas dilawan dengan sengit.
Dari jauh, Khalid dan pasukannya melihat debu berterbangan, dan sejumlah perampok bersenjata pedang. Tapi belum tahu bahwa yang diperangi adalah wanita-wanita Arab yang dicari.
Rafi’ memacu kuda secepat-cepatnya, untuk memberi khabar pada Khalid.
Khalid menerima laporan Rafi’, lalu berkata, “Pantas saja! Wanita-wanita itu, keturunan Amaliqoh dan Tubak! Bahkan jarak waktu mereka dari Amaliqoh dan Tubak, masih satu qarn (abad). Tubak kakek mereka adalah, Tubak bin Bakr bin Chasan (تبع بن بكر بن حسان), yang pernah diceritakan oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW pernah berkisah bahwa ‘Tubak pernah menyampaikan persaksian’ bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Utusan Allah. Padahal saat itu nabi SAW belum lahir. Tubak menguntai syair:
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Salurkan Shodaqoh Pengajian Al-Qur'an Romadhon Tahun Ini - ان شاء الله