Encyclopedia raksasa berjudul The Historian’s History of the World telah menyumbangkan berita penting Para Raja Fir’aun Ditemukan untuk kita, sebagai Mukjiat Muhammad SAW:
Nothing is modern discovery has more vividly and suddenly brought the ancient world home to the world of today than the finding of the actual bodies, the very flesh and blood of the Pharaos marvellously preserved to us by the embalmers’s venerable art. The discovery has bridged the chasm between the ancient and the new as a midnight flash of lighting from the cloud to the earth.
Tiada penemuan moderen yang lebih menggemparkan, dan mendadak menghadirkan dunia kuno kembali lagi menuju dunia hari ini, daripada ditemukannya jasad-jasad Fir’aun secara nyata. Daging dan darah (mereka utuh). Luar bisa (itu semua telah) dipersiapkan untuk kita oleh para ahli rempah-rempah senior yang kepandainnya sempurna. Penemuan itu telah menjembatani jurang waktu di antara kuno dan kini, (yang terangnya) bagaikan sinar kilat di tengah malam dari balik mendung menembus ke bumi. Itu, bisa dikatakan hiperbola karena berlebihan. Pernyataan mengagumkan bagi ilmuan sejarah itu, jika dibandingkan Firman Allah akan menjadi kecil sekali nilainya:
Dan Kami telah membuat Bani Israil menyeberangi lautan.[1] Sontak Fir’aun dan tentara-tentaranya mengikuti untuk menangkap dan menindas mereka.[2] (Pengejaran itu berlangsung) hingga ketika tenggelam menyergap, maka dia berkata, “Saya telah beriman bahwa sungguh tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali yang Bani Israil telah mengimani padaNya, dan saya tergolong Muslimiin.” (Dengan nada mencemooh, Allah bertanya, “Masyak sekarang (kau baru beriman), padahal sebelum ini kau telah menentang dan telah tergolong kaum Pelaku Kerusakan? Maka di hari ini Kami selamatkan badanmu, agar kelak kau menjadi Mukjiat untuk orang di belakangmu. Dan sungguh kebanyakan dari manusia lalai dari Mukjiat-Mukjiat Kami.”
Jawabannya, “Karena asalnya a al aana. A pertama berguna bertanya dengan nada mencemooh (lil inkar). Sedangkan lafal (kau baru beriman) dimunculkan karena dikaitkan dengan pernyataan Fir’aun sebelum, dan setelahnya.”
Ponpes Mulya Abadi Mulungan