Diluar dugaan, ternyata orang-orang yang dinasehati oleh Filanthanus, menjawab,“Yang mulia, kami takkan menghalang-halang Tuan meraih kejayaan abadi. KalauTuan ingin membimbing kami menuju jalan surga yang kekal, dan menghindari kesengsaraan, silahkan kami diajak mengikuti kebenaran dan dan menjauhi kebatilan. Kami akan mengikuti dan mendukung Tuan.”
Mereka memahami dan mentaati perintah Raja Filanthanus.
Ketika Filanthanus membawa arak-arakan pasukan menuju pasukan Muslimiin, ditemui oleh Yuqana yang membawa surat Hiraqla. Yuqana berhenti karena ditanya, “Kau termasuk pengawal Hiraqla?” oleh Filanthanus.
Filanthanus berkata, “Orang paling baik, hingga kapanpun pasti mementingkan kebenaran dan mengamalkan dengan ikhlas, untuk meraih derajat surga paling tinggi.”
Yuqana meninggalkan Filanthanus dengan mengangguk-anggukkan kepala. Khutbah sekilas Raja Filanthanus disimpan baik-baik di ruang hatinya. Khutbah itu sangat berkesan baginya. Membuat keyakinannya pada agama Islam bertambah. Dan membuat dirinya menyangka Filanthanus telah mengikuti faham Islam. Hatinya bertanya-tanya, “Mungkinkah Filanthanus telah beragama Islam?.”
Dengan hati berdebar-debar, malam itu Yuqana mendekati Filanthanus. Dia berbahagia saat Filanthanus berkata, “Apakah yang dipergunakan oleh Allah untuk menutup kaum Aniaya, dari jalan kaum Taqwa? Padahal kebenaran telah jelas bagi orang yang mencari, dan kebathilan samar bagi pengikutnya?.”
Yuqana terkejut oleh jawaban Filanthanus, “Kalau kau berpikir jernih, pasti tak mungkin murtad dari agama mereka. Kau lebih mementingkan kenikmatan yang takkan abadi, dan berdampak siksa bagi yang tidak mensyukuri” yang menyangka dirinya telah murtad.
Yuqana beku dan membisu. Lalu pergi untuk menyelidiki keyakinan yang dianut oleh Filanthanus. Dia berjalan menuju tempat yang diperkirakan akan dilewati oleh arak-arakan pasukan Filanthanus yang panjang.
Yuqana terkejut oleh jawaban Filanthanus, “Demi yang Maha Awal dan Maha Kekal, kami mendatangi mereka untuk mempersaksikan keislaman kami, dan untuk bergabung pada mereka! Siapapun yang menyadari bahwa dunia ini fana, pasti akan beramal untuk akhirat. Apa yang menghalang-halangi tuan dari memasuki agama kami (Islam)?.”
Jawaban Yuqana, “Yang mulia, di dalam istana saya ada 200 orang sahabat senior Rasulillah SAW, yang nilainya sebanding dengan 200.000 pasukan Romawi Timur. Saya berpandangan, sebaiknya yang mulia membawa pasukan ini kembali saja. Akan saya jelaskan pada panglima perang Arab, mengenai keadaan kita yang menguntungkan ini. Sebaiknya yang mulia membawa pasukan ini besok pagi, untuk mengepung Hiraqla. Saya yang akan memasuki kota, untuk melepaskan 200 pasukan Arab, di dalam penjara. Mereka akan saya beri pedang untuk berperang. Yang bertugas menangkap Hirqla, yang mulia. Yang akan melumpuhkan kota, saya dan pasukan saya, in syaa Allah. Jika yang mulia ingin, ketika telah pulang; rakyat yang mulia tidak tahu bahwa yang mulia telah Islam, perintahlah para famili yang mulia, agar merahasiakan urusan ini” membuat makin terperangah.
Malam itu mereka berdua terkejut oleh datangnya lelaki tua. Setelah diamati dengan seksama, Yuqana merasa lega, karena ternyata dia adalah Amer bin Umayah Addhamri (عمرو بن أمية الضمري), yang datang untuk mengucapkan salam. Amer berkata, “Yang mulia Abu Ubaidah mengatakan pada kau ‘jazakallohu khoiron anil Islam’ (semoga Allah membalas kebaikan kau yang berjasa pada Islam). [1] Beliau telah bermimpi:
Pengawal senior dan sejumlah pasukan memacu kuda menuju Hiraqla, untuk berkata, “Bagaimana mengenai permohonan Yuqana? Agar pemotongan kepala mereka diundurkan waktunya, dengan alasan ini dan ini?.”
Rakyat telah menunggu 200 pasukan Muslimiin yang akan dieksusi. Tetapi Yuqana yang ditunggu-tunggu agar mengeksusi, terlambat datang. Karena justru sedang bermakar, ingin menguasai negeri Anthakiyah. Yuqana dan 200 pasukannya melepaskan tali pengikat 200 tawanan. Lalu berjanji akan memberikan sejumlah pasukan, pada tiap tawanan tersebut.
Ibnu Masud RA guru Yachya bin Ayub, menjelaskan sedikit perbedaan, mengenai Tokoh Romawi Timur yang melepaskan 200 pasukan Muslimiin di Anthakiyah:
Hiraqla telah bermimpi melihat orang terjun dari langit, untuk menjungkir balikkan tahtanya. Mahkota Hiraqla terpental menjauhi kepala. Lelaki itu berkata, "Yang jauh telah mendekat! Tahtamu di Suriah segera hilang! Kekuasaan Maksiat dan Munafik lenyap, digantikan oleh Kekuasaan yang Benar!."
Hiraqla bangun dengan ketakutan. Lalu berpikir keras mengenai takbir mimpi itu. Dia menyimpulkan kerajaanya akan segera berakhir. Beruntung bahwa sebelum pasukan Arab datang ke kerajaannya, dia telah mengumpulkan harta kekayaannya ke dalam wadah-wadah, untuk dinaikkan pada sejumlah kendaraan, menuju tempat rahasia. Setelah tahu takbir mimpinya, dia perintah agar semua keluarganya, dan harem-haremnya, pergi jauh. Yang diperintah menduduki tahtanya, Talis bin Rinus.
Di atas tahta, Talis perintah, "Keluarkan para tawanan, untuk dipenggal kepala mereka!" pada para pengawal.
Namun Yuqana menghalang-halangi rencana mereka.
In syaa Allah bersambung