Luqa yang dibanting dari atas kuda lalu diikat erat itu, raja bawahan Raja Hiraqla. Di samping pasukan Luqa saat itu sangat banyak; pasukan Raja Jabalah yang datang untuk bergabung dengan pasukan Luqa juga sangat banyak.
Tekat Khalid saat itu memang biar meraih pahala mati Syahid, meskipun harus melalui jalan dibunuh dan dimutilasi oleh lawan yang melaut. Kemarahan lawan memuncak dan meledak ketika leher Luqa dipenggal oleh Khalid di depan mata mereka. Mereka mengeroyok Khalid dan pasukannya yang hanya sedikit itu.
Khalid dan pasukannya melawan dengan ganas sekali. Jurus-jurus mematikan menewaskan lawan beruntun dalam waktu cepat. Walau akhirnya pasukan induk yang dibawahi oleh Abu Ubaidah datang untuk mengamuk dan menang. Tetapi hal itu merupakan bukti nyata bahwa Khalid lahir batin ingin mempersembahkan dirinya di Hadirat Allah, agar digolongkan sebagai Syuhada.
Abu Ubaidah menggerakkan pasukan induk untuk membantu Khalid. Ternyata pekerjaan berat itu hampir diselesaikan oleh Khalid. Abu Ubaidah dan pasukannya mengamuk di waktu musuh telah morat-marit tewas berserakan.
Khalid yang telah menyerahkan dirinya pada Allah, dengan tekat bulat ‘biarlah tubuh ini hancur yang penting Allah tersenyum dan rido padaku’, justru membuahkan kemenangan akbar. Itu merupakan bukti bahwa Kematian di Tangan Tuhan.
Ponpes Mulya Abadi Mulungan