SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Kajian Al-Baqarah 38 – 40. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Al-Baqarah 38 – 40. Tampilkan semua postingan

2013/02/08

Kajian Al-Baqarah 38 – 40


{قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ} [البقرة: 38 - 40].

Artinya:

Sedangkan kaum yang telah kufur dan mendustakan Ayat-Ayat Kami; mereka penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (39).

Ya Bani Israil! Ingatlah NikmatKu yang telah Kuberikan atas kalian! Dan tetapilah AturanKu! Aku akan menetapi Janji (untuk) kalian! Dan takutlah hanya padaKu!. (40).

Ibnu Katsir menjelaskan mengenai perintah Allah, “Turunlah!Yang diulang dua kali: [1]
تفسير ابن كثير (1 / 241):
[وَذِكْرُ هَذَا الْإِهْبَاطَ الثَّانِي لِمَا تَعَلَّقَ بِهِ مَا بَعْدَهُ مِنَ الْمَعْنَى الْمُغَايِرِ لِلْأَوَّلِ، وَزَعَمَ بَعْضُهُمْ أَنَّهُ تَأْكِيدٌ وَتَكْرِيرٌ، كَمَا تَقُولُ: قُمْ قُمْ، وَقَالَ آخَرُونَ: بَلِ الْإِهْبَاطُ الْأَوَّلُ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، وَالثَّانِي مِنْ سَمَاءِ الدُّنْيَا إِلَى الْأَرْضِ، وَالصَّحِيحُ الْأَوَّلُ، وَاللَّهُ تعالى أعلم بأسرار كتابه].

Artinya:
Perintah turun, “Turunlah!” yang kedua ini sehubungan dengan kalimat setelahnya. Berubah dari makna perintah awal. Sebagian mereka meyakini ulangan tersebut untuk memperkuat perintah. Seperti saat kau berkata, “Berdiri! Berdiri!.”
Ulama lain berkata, “Bahkan perintah turun yang awal, ‘dari surga kelangit’; yang kedua ‘dari langit kebumi’.”
Namun yang shahih penjelasan awal. Allah Taala lebih tahu Rahasia-Rahasia KitabNya.

Azzamakhsyari alim senior yang sering dijadikan rujukan oleh Ibnu Katsir, juga menjelaskan seperti itu: الكشاف عن حقائق غوامض التنزيل (1 / 129):
فإن قلت: لم كرر: (قُلْنَا اهْبِطُوا) ؟ قلت: للتأكيد ولما نيط به من زيادة قوله: فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدىً. فإن قلت: ما جواب الشرط الأول؟ قلت: الشرط الثاني مع جوابه كقولك: إن جئتني فان قدرت أحسنت إليك. والمعنى: فإما يأتينكم منى هدى برسول أبعثه إليكم وكتاب أنزله عليكم بدليل قوله: (وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآياتِنا) في مقابلة قوله: (فَمَنْ تَبِعَ هُدايَ) فإن قلت: فلم جيء بكلمة الشك وإتيان الهدى كائن لا محالة لوجوبه؟ قلت: للإيذان بأنّ الإيمان باللَّه والتوحيد لا يشترط فيه بعثة الرسل وإنزال الكتب، وأنه إن لم يبعث رسولا ولم ينزل كتابا، كان الإيمان به وتوحيده واجباً لما ركب فيهم من العقول ونصب لهم من الأدلة ومكنهم من النظر والاستدلال.

Artinya:
Jika kau berkata, “Kenapa lafal ‘قُلْنَا اهْبِطُوا’ diulangi?.”
Saya menjawab, “Untuk menyangatkan perintah, dan karena dihubungkan dengan tambahan Firman ‘فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدىً’.”
Jika kau berkata, “Apa jawab syarath yang awal (فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ)?.”
Saya menjawab, “Jawabnya berada pada syarat kedua bersamaan jawab-syarat tersebut. Seperti ucapanmu, ‘jika kau datang padaku; jika saya mampu, akan berbuat baik padamu’. Makna Firman yang artinya ‘jika petunjuk bersama rasul yang Kuutus pada kalian, bersama kitab yang Kuturunkan pada kalian’, datang sungguh pada kalian, (dan seterusnya). Berdasarkan dalil FirmanNya ‘وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآياتِنا’ yang diletakkan berhadapan dengan lafal ‘فَمَنْ تَبِعَ هُدايَ’ maka barangsiapa mengikuti PetunjukKu.”
Jika kau berkata, “Kenapa yang didatangkan di sini ‘kalimat syakk (ragu) ‘maka jika Petunjuk dariKu datang sungguh’ pada kalian? Padahal mendatangi Petunjuk adalah kewajiban mutlak?.”
Saya menjawab, “Sebagai pemberi-tahuan bahwa ‘beriman dan mentauhidkan Allah tidak disyaratkan dengan ‘diutus rasul dan diturunkannya kitab suci’. Sungguh jika Allah tidak mengutus rasul dan tidak menurunkan kitab; beriman dan mentauhidkan Allah hukumnya ‘tetap wajib’. Karena adanya setumpuk alasan:
1.   Akal yang mereka miliki.
2.   Adanya tanda-tanda nyata untuk mereka.
3.   Terpampangnya bukti nyata Keesaan Allah untuk mereka yang ‘bisa dilogika’.
4.   Adanya dalil-dalil aqli untuk mereka.







[1] Yang diulang dua kali:
1.      Ihbithuu ba’dhukum (اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ) Turunlah! Sebagian kalian.
2.      Ihbithuu minhaa (اهْبِطُوا مِنْهَا) Turunlah semuanya darinya.