Dia
membaca Ayat ‘{سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ
رَبٍّ رَحِيمٍ} [يس: 58]’. Artinya
‘Salam, ucapan dari Tuhan yang Maha penyayang’.
Saya
berkata ‘semoga Allah menyayang kau. Bagaimana keadaan kau di tempat ini?’.
Saya jadi
tahu, berarti dia orang tersesat jalan. Saya bertanya ‘kau akan kemana?’.
Saya
jadi tahu, bahwa dia telah selesai haji, dan akan pulang ke Masjidil-Aqsha
(Baitul-Maqdis). Saya bertanya ‘kau telah hilang berapa lama di sini?’.
Dia
membaca Ayat ‘{ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا} [مريم: 10]’. Artinya ‘tiga malam sempurna’.
Saya
bertanya ‘kau tidak membawa persediaan makanan?’.
Saya bertanya ‘kau wudhu dengan apa? (Tidak membawa air?)’.
Dia membaca Ayat ‘{فَلَمْ
تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا} [النساء: 43]’. Artinya ‘Jika kalian tidak menjumpai air,
maka tayamumlah dengan debu (wajah bumi) yang baik!’.
Saya menawarkan ‘saya membawa makanan, apa kau mau makan?’.
Dia membaca Ayat ‘{ثُمَّ
أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ } [البقرة: 187]’. Artinya ‘Lalu sempurnakan puasa-puasa
hingga malam!’.
Saya berkata ‘ini bukan bulan Romadhan’.
Dia membaca Ayat ‘{وَأَنْ
تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة: 184]’. Artinya ‘Dan jika kalian berpuasa, lebih
baik untuk kalian, jika kalian telah tahu’.
Saya bertanya ‘kenapa bahasamu tidak sama, dengan bahasa saya?’.
Dia membaca Ayat ‘{مَا
يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ} [ق: 18]’. Artinya ‘dia tidak melafalkan ucapan
sedikit-pun, kecuali di sisi dia, ada Raqib dan Atid’.
Saya bertanya ‘kau ini, orang yang bagaimana?’.
Dia membaca Ayat ‘{وَلَا
تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ
أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولًا} [الإسراء: 36]’. Artinya ‘Dan jangan mengikuti yang kau tidak memiliki ilmunya! Sungguh pendengaran, pandangan, dan penglihatan,
semuanya itu, akan ditanya tentang ilmu’.
Saya berkata ‘sungguh saya telah melakukan kesalahan. Maka
pastikan, maafkan saya’.
Dia membaca Ayat ‘{ لَا
تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ يَغْفِرُ اللَّهُ لَكُمْ } [يوسف: 92]’. Artinya ‘Kau tak perlu menyalahkan-diri.
Semoga Allah mengampuni kalian’.
Saya menawarkan ‘apa kau mau naik unta saya? Agar bisa
menyusul rombonganmu?’.
Dia membaca Ayat ‘{وَمَا
تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ} [البقرة: 197]’. Artinya ‘Dan yang kau lakukan, berupa kebaikan,
maka Allah mengetahui’.
Saya mendekamkan unta, agar dia naik.
Dia membaca Ayat ‘{قُلْ
لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ} [النور: 30]’. Artinya ‘Katakan pada kaum Iman, agar
mereka meredakan sebagian pandangan mereka!’.
Saya meredamkan pandangan dari dia, dan berkata ‘naiklah!’.
Saat dia naik; unta lari, hingga pakaian dia robek. Dia membaca Ayat ‘{ وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ} [الشورى: 30]’. Artinya ‘Dan yang menimpa kalian, berupa musibah, maka
karena ulah tangan-tangan kalian’.
Saya berkata ‘sabar! Akan saya ikat dulu!’.
Dia membaca Ayat ‘{فَفَهَّمْنَاهَا
سُلَيْمَانَ} [الأنبياء: 79]’. Artinya ‘Maka Kami memberi kefahaman hukum pada Sulaiman’.
Setelah unta saya ikat, saya berkata ‘silahkan naik!’.
Dia membaca Ayat ‘{سُبْحَانَ
الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا
لَمُنْقَلِبُونَ} [الزخرف: 13، 14]’. Artinya ‘Maha Suci yang telah menundukkan (unta) ini untuk
kami. Sejak dulu kami tidak bisa menundukkan dia. Dan sungguh kami akan kembali
pada Tuhan kami’.
Saya memegang tali kendali, dan berjalan cepat, sambil berteriak.
Dia membaca Ayat ‘{ وَاقْصِدْ
فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ} [لقمان: 19]’. Artinya ‘Dan sedanglah di dalam jalanmu!
Dan redakan sebagian suaramu!’.
Saya berjalan pelan-pelan, sambil bernyanyi.
Dia membaca Ayat ‘{فَاقْرَءُوا
مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ} [المزمل: 20]’. Artinya ‘Maka bacalah yang mudah, bagian
dari Al-Qur’an!’.
Saya berkata ‘niscaya kau, benar-benar telah diberi kebaikan, yang
sangat banyak’.
Dia membaca Ayat ‘{وَمَا
يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ} [البقرة: 269]’. Artinya ‘Namun tidak mendapatkan
peringatan, kecuali kaum yang memiliki akal budi yang sehat’.
Di tengah perjalanan, saya bertanya ‘apa kau bersuami?’.
Dia membaca Ayat ‘{ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ}
[المائدة: 101]’.
Artinya ‘Hai kaum Iman! Jangan menanyakan beberapa sesuatu yang jika
dijelaskan, maka menyusahkan pada kalian!’.
Mulai sejak itu, hingga dia bertemu rombongannya, saya tidak
berbicara padanya. Kecuali satu pertanyaan ‘ini rombongan kau. Apakah kau
memiliki sesuatu yang di sana?’.
Dia membaca Ayat ‘{الْمَالُ
وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا} [الكهف: 46]’. Artinya ‘Harta dan anak, perhiasan
kehidupan dunia’.
Setelah tahu, dia memiliki anak, saya bertanya ‘apa pekerjaan
mereka di dalam hajian ini?’.
Dia membaca Ayat ‘{وَعَلَامَاتٍ
وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ} [النحل: 16]’. Artinya ‘Dan beberapa tanda. Dan mereka
mendapat petunjuk dengan bintang’.
Setelah tahu anak-anak dia menjadi muthawif, saya membawa
dia pada beberapa posko. Saya berkata ‘ini beberapa posko. Siapa yang bisa saya
hubungi sehubungan kau?’.
Dia membaca Ayat ‘{وَاتَّخَذَ
اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا} [النساء: 125]. {وَكَلَّمَ
اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا } [النساء: 164]. {يَا
يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ } [مريم: 12]’. Artinya ‘Dan Allah telah menjadikan
Ibrahim sebagai Idola. Dan Allah telah berdialog dengan Musa secara nyata. Hai
Yahya! Ambillah Kitab ini dengan kuat!’.
Setelah saya berteriak ‘Hai Ibrahim! Hai Musa! Hai Yahya!’; beberapa
pemuda berwajah tampan, bagaikan bulan, bermunculan. Setelah mereka duduk; dia
membaca Ayat ‘{فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ
هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ
مِنْهُ} [الكهف: 19]’. Artinya ‘Maka utuslah seorang kalian! Agar membawa uang
perak kalian ini, menuju kota! Hendaklah dia mengecek, mana yang lebih suci
makanannya! Hendaklah dia datang pada kalian! Membawa sebagian rizqi tersebut!’.
Seorang mereka pergi untuk membeli makanan, untuk dihidangkan pada
saya.
Dia membaca Ayat ‘{كُلُوا
وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ} [الحاقة:
24]’. Artinya
‘Makan dan minumlah, dengan enak! Karena yang telah kalian lakukan, di
hari-hari yang telah lewat!’.
Saya menjawab ‘saya menyatakan haram, menikmati hidanganan ini! Kecuali
jika kalian mau memberi tahu saya, tentang wanita ini!’.
Mereka menjawab ‘ini ibu kami. Telah 40 tahun, tidak berbicara,
kecuali dengan kalimat Al-Qur’an. Karena takut salah, yang berakibat dimurkai
oleh Arrohman. Maha Suci yang berkuasa melakukan KehendakNya’.