SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label BB 5: Bedah Bukhari. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BB 5: Bedah Bukhari. Tampilkan semua postingan

2012/05/03

BB 5: Bedah Bukhari

BB 5: Bedah Bukhari
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dulu, sekitar tahun 1979, sering kita lihat orang manqul (berguru) dengan cara membaca Hadits sendiri, di depan guru. Sebetulnya cara begitu lebih enak bagi guru maupun murid. Karena murid bisa membaca kitab dengan cepat. Dan cara seperti itu sangat sering dilakukan di depan Imam Maliki, Guru Besar Imam Syafii.

Bukhari yang sangat pandai, meriwayatkan tentang Dhimam bin Tsalabah RA membaca di depan guru besar SAW: صحيح البخاري - (ج 1 / ص 111)

61 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ سَعِيدٍ هُوَ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ دَخَلَ رَجُلٌ عَلَى جَمَلٍ فَأَنَاخَهُ فِي الْمَسْجِدِ ثُمَّ عَقَلَهُ ثُمَّ قَالَ لَهُمْ أَيُّكُمْ مُحَمَّدٌ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَّكِئٌ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِمْ فَقُلْنَا هَذَا الرَّجُلُ الْأَبْيَضُ الْمُتَّكِئُ فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ يَا ابْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَجَبْتُكَ فَقَالَ الرَّجُلُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي سَائِلُكَ فَمُشَدِّدٌ عَلَيْكَ فِي الْمَسْأَلَةِ فَلَا تَجِدْ عَلَيَّ فِي نَفْسِكَ فَقَالَ سَلْ عَمَّا بَدَا لَكَ فَقَالَ أَسْأَلُكَ بِرَبِّكَ وَرَبِّ مَنْ قَبْلَكَ أَاللَّهُ أَرْسَلَكَ إِلَى النَّاسِ كُلِّهِمْ فَقَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ قَالَ أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ أَاللَّهُ أَمَرَكَ أَنْ نُصَلِّيَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ قَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ قَالَ أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ أَاللَّهُ أَمَرَكَ أَنْ نَصُومَ هَذَا الشَّهْرَ مِنْ السَّنَةِ قَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ قَالَ أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ أَاللَّهُ أَمَرَكَ أَنْ تَأْخُذَ هَذِهِ الصَّدَقَةَ مِنْ أَغْنِيَائِنَا فَتَقْسِمَهَا عَلَى فُقَرَائِنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ نَعَمْ فَقَالَ الرَّجُلُ آمَنْتُ بِمَا جِئْتَ بِهِ وَأَنَا رَسُولُ مَنْ وَرَائِي مِنْ قَوْمِي وَأَنَا ضِمَامُ بْنُ ثَعْلَبَةَ أَخُو بَنِي سَعْدِ بْنِ بَكْرٍ وَرَوَاهُ مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ وَعَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ المُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا.


Arti (selain isnad)nya:
Anas bin Malik berkata, “Suatu hari kami duduk bersama nabi SAW di dalam Masjid. Tiba-tiba seorang berkendaraan unta datang. Dia mendekamkan untanya di dalam Masjid, lalu mengikat. Lalu bertanya pada Jamaah ‘mana di antara kalian yang bernama Muhammad?’. 
Saat itu nabi SAW duduk di pertengahan mereka.
Kami menjawab ‘lelaki putih yang bersandar ini’.
Lelaki itu berkata ‘hai cucu Abdul-Mutthalib (عَبْد الْمُطَّلِبِ)!’.
Nabi SAW menjawab ‘saya telah merespond kau’.
Lelaki itu berkata ‘saya akan menanyakan pertanyaan dengan memberatkan. Jangan memendam marah di dalam hati!’.
Nabi SAW bersabda ‘bertanyalah mengenai yang muncul di dalam benakmu’.
Lelaki itu berkata ‘saya bertanya padamu, demi Tuhanmu dan Tuhan orang sebelummu. Betulkan Allah telah mengutus kau untuk seluruh manusia?’.
Nabi SAW bersabda ‘Allahumma, betul’.
Lelaki itu berkata ‘saya bertanya dengan sumpah padamu. Demi Allah betulkan Allah telah perintah melalui kau agar kita shalat lima kali sehari semalam?’.
Nabi SAW bersabda ‘Allahumma, betul’.
Lelaki itu berkata ‘saya bertanya dengan sumpah padamu. Demi Allah betulkan Allah telah perintah kau agar kita berpuasa di bulan ini tiap tahun?’.
Nabi SAW bersabda ‘Allahumma, betul’.
Lelaki itu berkata ‘saya bertanya dengan sumpah padamu. Demi Allah betulkan Allah telah perintah agar kau menarik shodaqoh (zakat) ini dari orang-orang kaya kami, untuk kau bagikan pada orang-orang fakir kami?’.
Nabi SAW bersabda ‘Allahumma, betul’.
Lelaki itu berkata ‘saya telah mengimani yang kau bawa. Sayalah utusan orang yang di belakangku yaitu kaumku. Saya Dhimam bin Tsalabah (ضِمَامُ بْنُ ثَعْلَبَةَ) family keluarga Saed bin Bakr (سَعْدِ بْنِ بَكْرٍ).”

Bukhari berkata:
“Hadits Abdullah bin Yusuf (عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ) ini, juga diriwayatkan oleh Musa bin Ismail (مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ) dan Ali bin Abdil-Chamid (عَلِيُّ ابْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ), dari Sulaiman bin Al-Mughirah (سُلَيْمَانَ بْنِ المُغِيرَةِ), dari Tsabit (ثَابِتٍ), dari Anas (أَنَس) dari nabi SAW. 
Di atas, susunan kalimatnya.”   



Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi