SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Arti "Lau anna". Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Arti "Lau anna". Tampilkan semua postingan

2013/11/04

Arti Lau anna



Lafal ‘lau anna’ dalam Al-Qur’an diulang empatbelas kali; yang lima kali ditambah ‘wa’  sebelumnya; ‘walau anna’. Bagi yang belum memahami bahasa Arab secara mendalam, sering mengartikan lafal ‘lau anna’, “Kalau sungguh,” atau ‘kalau sesungguhnya’. Bahkan ada yang mengartikan 'sekiranya'. Karena belum sadar atau lupa, bahwa kaidah bahasa Arab, berbeda dengan kaidah bahasa Melayu, atau Indonesia. 
Mestinya arti yang benar, “Sungguh kalau,” atau ‘sesungguhnya kalau’. Karena dalam kaidah bahasa Arab; ‘lau’ harus diletakkan di depan ‘anna’, meskipun maksud mereka, ‘sungguh kalau’.

Contoh:

{وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [الأعراف: 96].
Artinya:
Sungguh kalau beberapa penduduk desa tersebut telah beriman dan bertaqwa, niscaya Kami telah membukakan Barakah-Barakah dari langit dan bumi, atas mereka. Tetapi mereka telah mendustakan; maka Kami menindak mereka, karena (dosa) yang telah mereka lakukan. [1]

Catatan:
1.     Ada beberapa huruf ‘wa’  yang tidak diartikan, karena sebagai istiknaf atau ibtidaiyah, atau athof (yang bimakna koma).
2.     Arti dari istiknaf atau ibtidaiyah sama; mulai membicarakan persoalan baru.

3.     Athof artinya pengait dengan kalimat sebelumnya. Dalam bahasa Melayu atau Indonesia, sering diistiahkan koma, atau dan.


[1] Rujukan uraian di atas: تفسير الزمخشري = الكشاف عن حقائق غوامض التنزيل (2/ 133)
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنا عَلَيْهِمْ بَرَكاتٍ مِنَ السَّماءِ وَالْأَرْضِ وَلكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْناهُمْ بِما كانُوا يَكْسِبُونَ (96)
اللام في القرى: إشارة إلى القرى التي دل عليها قوله وَما أَرْسَلْنا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ كأنه قال:
ولو أنّ أهل تلك القرى الذين كذبوا وأهلكوا آمَنُوا بدل كفرهم وَاتَّقَوْا المعاصي مكان ارتكابها لَفَتَحْنا عَلَيْهِمْ بَرَكاتٍ مِنَ السَّماءِ وَالْأَرْضِ لآتيناهم بالخير من كل وجه. وقيل أراد المطر والنبات وَلكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْناهُمْ بسوء كسبهم ويجوز أن تكون اللام في القرى للجنس. فإن قلت: ما معنى فتح البركات عليهم؟ قلت: تيسيرها عليهم كما ييسر أمر الأبواب المستغلقة بفتحها. ومنه قولهم: فتحت على القارئ، إذا تعذرت عليه القراءة فيسرتها عليه بالتلقين



Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi