Yuqana berkata, “Jika terjadi peperangan, berusahalah ada yang ditawan oleh mereka! Ketahuilah bahwa guru besar bernama Charfanas (حرفناس الحكيم) pernah berkata: ‘
Mereka bersiap-siap melakukan serangan. Ternyata
pasukan yang akan diserbu meneriakkan, “Hidup Isa bin Maryam! Hidup Salib Agung! Siapa kalian?.”
Yuqana
menjawab, “Kalian juga siapa?.”
Mereka
menjawab, “Kami pasukan Raja Jabalah bin Aiham!.”
Yuqana
turun dari kuda untuk
mengucapkan salam pada mereka.
Mereka
juga mengucapkan salam pada Yuqana dan pasukanya.
Jabalah
bertanya, “Kalian dari mana?.”
Yuqana
menjawab, “Dari Marasy membawa
putri Raja Hiraqla. Kalian dari mana?.”
Jabalah
menjawab, “Dari Umaq (العُمَق)
mencari bahan makan, namun di tengah perjalanan pulang, kami bertemu lebih 200
pasukan berkuda Arab. Pasukan kami berjumlah 2.000 kuwalahan menghadapi
serangan mereka. Serangan kami yang menggila dipatahkan oleh mereka, bahkan
beberapa pasukan kami berguguran. Beberapa orang mereka mampu membunuh dua atau
tiga orang dari pasukan kami, tapi akhirnya kami bisa menawan mereka. Pimpinan
mereka di belakang, kami kejar dan kudanya kami panah hingga tewas. Lalu dia
kami tawan. Ternyata dia sahabat Muhammad SAW bernama Dhirar bin Al-Azwar. Dia
dan pasukannya akan akami hadapkan pada Raja Hiraqla, agar ditanya.”
Agar
dikira bahagia, Yuqana tersenyum dan berkata, “Demi benarnya agama ini! Kau
telah beruntung, bisa menawan orang hebat dan pasukannya. Saya sendiri telah
mendengar berita mengenai keberanian dan ketangkasan dia di dalam berperang,
hingga banyak pahlawan kita yang gugur di tangannya.”
Yuqana dan Jabalah memimpin arak-arakan pasukan menuju Anthakiyah.
Negeri
Izaz telah dianugrahkan oleh Allah pada pasukan Muslimiin. Malik menunjuk Said
bin Amer Al-Ghanawi (سعيد بن عمرو
الغنوي) agar memerintah negeri itu.
Malik
dan Al-Fadhl diikuti arak-arakan pasukan Muslimiin, pulang menuju Chalab untuk
menyerahkan rampasan perang pada Abu Ubaidah.
Abu
Ubaidah berbahagia dan bersyukur atas kemenangan Muslimiin di negeri Izaz dan
rampasan perang yang melimpah. Dia bertanya, “Dia pergi ke Anthakiyah untuk menjumpai dan memakar atas raja
Romawi terbesar. Dia belum bisa menghadap kemari” pada Malik, tentang
Yuqana. Dan dijawab dengan berbisik.
Abu
Ubaidah berdoa, “Semoga Allah memberi Pertolongan,
Kemenangan dan Ampunan.”
Lalu
menulis surat untuk Umar bin Al-Khatthab RA:
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dari
Abu Ubaidah Amir bin Al-jarrach pada Amirul-Mukminiin Umar bin
Al-Khatthab RA
سلام عليك
Saya
memuji pada Allah satu-satunya Tuhan yang harus disembah, dan mendoakan
shalawat pada Nabi-Nya SAW, ammaa
bakd:
Sungguh
Allah Penebar Segala Anugrah, menuntun kami agar bersyukur.
Benteng sesulit apapun di Syam, telah
kami rebut karena Anugrah-Nya. Raja-raja Syam dipaksa oleh Allah agar tunduk
pada kami. Dan tanah mereka diberikan pada kami. Bahkan oleh Allah, negeri Chalab juga telah diberikan pada kami. Negeri
Izaz juga kami taklukkan berkat Pertolongan Allah. Raja Chalab bernama Yuqana
telah masuk Islam dengan
baik, bahkan telah mewajibkan
diri, berjuang demi Muslimiin.
Berkat perjuangan Yuqana, kaum Muslimiin merasakan manfaatnya; dan kaum Kafir menderita. Kini dia
menemui Hiraqla untuk bermakar dengan keberania membahayakan, karena taat Allah
dan Rasul-Nya. Saya menulis surat ini ketika sedang bersiap menuju Anthakiyah, untuk memberi pelajaran pada Raja
Hiraqla. Kini benteng-benteng kerajaan di Syam telah kami renggut. Kami
berharap semoga bisa segera menangkap Hiraqla, menduduki singgasana, dan
mengambil harta kekayaannya. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah menjanjikan pada
kita. Berilah kami bekal doamu yang akan beranfaat besar, dan agar kaum Kafir segera rusak.”
والسلام عليك وعلى من معك
عن المسلمين ورحمة الله وبركاته
Abu
Ubaidah mengambil 1/5 dari rampasan perang, diserahkan pada Rabach bin Ghanim
Al-Yasykari (رباح بن غانم
اليشكري), yang diserahi membawa 200 pasukan
berkuda.
Rabach
dan pasukannya ditugaskan mengantar 1/5 dari rampasan perang pada Umar di
Madinah. Di antara mereka yang terpenting:
1. Qatadah.
2. Salamah
bin Al-Akwa (سلمة بن
الأكوع).
3. Abdullah
bin Basyar.
4. Jabir
bin Abdillah RA, dan lainnya.
Abu
Ubaidah juga menugaskan agar
Dhirar bin Al-Azwar membawa 200 pasukan berkuda, untuk mengawal mereka.
Safinah
mantan budak Rasulillah SAW berada di dalam pasukan Dhirar, bertugas menjadi
mata-mata.
Dhirar
membawa sejumlah lelaki taklukan agar menunjukkan jalan.
Pasukan
berjumlah 400 itu berarak-arak menyusuri jalan. Ketika waktu sahur, mereka
memasuki hutan Dabiq. Para menunjuk jalan berteriak, “Hai! Awas! Kasihanilah
kuda kalian yang berjalan terus!.”
Dhirar
mengistirahatkan mereka semua, di situ.
Di
waktu sahur berikutnya mereka terkejut oleh datangnya Raja Jabalah dan
pasukanya untuk menyerbu.
Dhirar
dan 100 pasukannya bergegas menaiki dan memacu kuda. Pasukan berjumlah 100
lainnya belum sempat naik kuda, sudah diserbu. Perlawanan mereka dipatahkan
oleh pasukan Jabalah yang terlalu banyak.
Pada
100 pasukannya, Dhirar berteriak, “Hai
pemuda Arab! Musuh kalian telah menangkap saudara kalian ketika sedang
istirahat! Ayo kita selamatkan!
Nabi SAW bersabda ‘surga berada di bawah kilauan pedang-pedang’. Allah juga
berfirman ‘kam min fiatin
qaliilatin ghalabat fiatan katsiiratan biidznillaah. Wa Allahu maasshaabiriin’.” [1]
Di
antara pasukan Dhirar, ada yang bernama Rabiah bin Mamar bin Abi Auf (ربيعة بن معمر بن أبي عوف) yang sangat pandai menguntai syair. Dia
menjadi pusat perhatian karena syairnya yang indah. Dia membaca syair:
Surga Allah seluas beberapa langit dikepung oleh derita
Surga
tertinggi ditempati oleh Syuhada
Maka
buatlah ridha!
Pada
yang tahu barang ghaib maupun yang nyata
Jihad
telah berdiri di atas kakinya
Bukankah
kalian sebagai shabat nabi SAW ini zaman?
Kenapa
pesimis meraih Pertolong Rohman?
Buatlah
bahagia Ruh Al-Musthafa dengan [2]
Gigih
melawan lawan
Jangan
lari! Karena akan dimurkai oleh Tuhan
Ketahuilah ‘kemengangan akan diraih’ oleh yang mau berkorban
Yang
berniat mencari kampung abadi pasti
Bertemu
musuh sebanyak apapun 'tak peduli'
Benarkan
niat kalian agar mendapatkan!
Rahmat
dari Tuhan kalian?
Tepatkan
sasaran agar mendapatkan yang kalian harapkan
Tusuklah
leher mereka
Agar
berpahala bidadari mempesona
Agar
diberi perumahan istimewa
Tabahlah
agar meraih kemenangan
Jangan
mengasihani lawan
Karena
ucapan mereka tipuan
Ulama
mengenai mereka membaca
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ
آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ
كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
Syair
itu membuat 100 pasukan Dhirar menjadi semangat,
dan keberanian mereka berkobar.
Dhirar
membaca syair pemacu semangat:
In syaa Allah bersambung
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
[1]
كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً
بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ [البقرة/249]. Artinya: Banyak golongan sangat sedikit telah
mengalahkan golongan sangat banyak karena Idzin Allah. Dan Allah menyertai
orang-orang Sabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar