“Saya veteran Perang Futuchssyam.
Saya juga ikut merebut kota Qinasrin dan Chalab (Aleppo) di bawah pimpinan Abu
Ubaidah. Banyak sekali kaum Romawi yang akhirnya masuk Islam. Hanya di antara
mereka yang masuk Islam yang berjihadnya paling semangat dan niatnya paling
tulus hanya
Yuqana. Dia
benar-benar telah berjuang
demi kaum Muslimiin, untuk mencari Ridho Rabbul-aalamiin.
Banyak orang bersaksi tentang
jihadnya yang sangat gigih.”
1. Kaum Thayi dikomandani oleh Khazal
bin Ashim (خزعل بن
عاصم).
2. Kaum Fihr dikomandani oleh Fihr bin
Muzachim (فهر بن
مزاحم).
3. Kaum Khuzaah dikomandani oleh Salim
bin Adi (سالم بن
عدي).
4. Kaum Sanis dikomandani oleh Masruq
bin Sinan (مسروق
ابن سنان).
5. Kaum Numair dikomandani oleh Asad bin
Chazim (أسد بن
حازم).
6. Kaum Al-Chadharamah (الحَضَارِمَة) dikomandani oleh Majid bin Umairah (ماجد بن عميرة).
7. Kaum Chimyar dikomandani oleh raja
Chimyar bernama Dzul-Kala Al-Chimyari (ذو الكلاع الحميري).
8. Kaum Bahilah dikomandani oleh Saif
bin Qadich (سيف بن قادح).
9. Kaum Tamim dikomandani oleh Saed bin
Chasan (سعد بن
حسن).
10. Kaum Murad dikomandani oleh Malik bin
Fayyaad (مالك بن
فياض)."
Abu
Ubaidah berkata, “Semoga Allah menyayang kalian. Ketahuilah bahwa sepuluh
komandan ini saya perintah agar
mentaati Yuqana, yang telah menyerahkan diri pada Allah dan Rasul-Nya. Selama
dia berniat mencari Keridhoan
Allah, taatilah!.”
Yuqa dan
100 pasukan berkuda
berkemas-kemas. Setelah
berjalan sejauh satu farsakh, 1.000 pasukan berkuda di bawah
pimpinan Malik Al-Asytar Annakhai, dipersiapkan untuk menyusul.
Kepada Malik, Abu Ubaidah berkata, “Bawalah pasukanmu! Mengikuti jejak Yuqana dan pasukannya! Jika kau telah mendekati benteng negeri Izaz! Bersembunyilah! Hingga waktu sahur. Tugasmu menggerakkan pasukanmu agar menyerbu kaum di dalam benteng, di waktu sahur.”
Kepada Malik, Abu Ubaidah berkata, “Bawalah pasukanmu! Mengikuti jejak Yuqana dan pasukannya! Jika kau telah mendekati benteng negeri Izaz! Bersembunyilah! Hingga waktu sahur. Tugasmu menggerakkan pasukanmu agar menyerbu kaum di dalam benteng, di waktu sahur.”
Malik
dan pasukannya berjalan mengendarai kuda, menyusuri jalan panjang hingga malam.
Mereka berhenti di kampung dekat benteng, untuk menunggu fajar
menyingsing. Kampung tempat persembunyian sepi dan penduduknya
jarang.
Saat itu, Yuqana telah berjalan menuju benteng, setelah menyusuri jalan berbeda dengan yang dilewati oleh Malik dan pasukannya.
Khazal
bin Ashim veteran Perang Chalab (Aleppo) berkisah, “Saat itu,
kami berjumlah 100 pasukan berkuda, menjadi prajurit Yuqana, yang berkata, 'hai para pemuda! Kita telah sampai
tujuan. Semuanya supaya diam, karena bahasa kalian berbeda dengan mereka'. Saya
yang akan menerjemahkan bahasa mereka. Dan waspadalah, jangan sembrono! Jika
saya telah memukul raja mereka, kalian agar segera menyerang dengan garang!
Semoga qodar baik tidak memihak dia.”
Akwa
bin Abbad Al-Mazini (الأكوع بن عباد المازني) termasuk veteran Perang Izaz, sebagai
prajurit Malik yang berjumlah 1.000 orang; berada di belakang Yuqana mantan
Raja Chalab (Aleppo). Dia
berkisah, "Kami memasuki kampung di dekat benteng Izaz, sambil menunggu
fajar menyingsing. Kami terkejut oleh datangnya pasukan dari belakang kami,
tepatnya dari sebelah barat.
Malik pergi meninggalkan kami sejenak, lalu kembali dengan membawa lelaki Arab Nashrani."
Malik pergi meninggalkan kami sejenak, lalu kembali dengan membawa lelaki Arab Nashrani."
Malik
berkata, “Hai para pemuda! Dengarkan perkataan lelaki ini!.”
Kami menjawab, “Dia akan mengatakan apa?.”
Kami menjawab, “Dia akan mengatakan apa?.”
Malik
perintah, “Tanyalah! Dia akan menjawab!.”
Kami
bertanya, “Kau berasal dari mana?.”
Lelaki
tawanan menjawab, “Dari Ghassan.”
Malik
bertanya, “Namamu siapa?.”
Dia
menjawab, “Thariq bin Syaiban.”
Malik
memanggil, “Hai Thariq! Demi hak dzimi kaum Arab, kamu jangan merahasaiakan
pada kami! Yang kau ketahui tentang musuh kami!.”
Dia
menjawab, “Demi Allah saya takkan merahasiakan yang saya ketahui. Tetapi kalian
agar bersiap sebelum musuh kalian datang.”
Malik
bertanya, “Bagaimana maksudmu?.”
Dia
menjawab, “Semalam kami kedatangan mata-mata bernama Ishmah bin Arfajah (عصمة بن عرفجة)
yang memata-matai kalian. Ketika kalian dan Yuqana merencanakan makar, dia mendengarkan. Apa yang
kalian rencanakan, ditulis pada lembaran, lalu diikatkan pada burung, agar
diantar pada raja Izaz. Raja Izaz membaca lalu perintah agar saya menghubungi
dan minta bala-bantuan pada Raja Luqa, dari negeri Rawandat.
Raja Luqa telah pergi kemari membawa 500 pasukan berkuda. Bersiaplah menghadapi mereka. Sepertinya mereka hampir datang.”
Raja Luqa telah pergi kemari membawa 500 pasukan berkuda. Bersiaplah menghadapi mereka. Sepertinya mereka hampir datang.”
Ketika
Yuqana sampai, Raja Daris telah menunggu di luar benteng, dengan 3.000 pasukan
berkuda dari Romawi, dan 1.000 pasukan berkuda dari Arab Nashrani, dan sejumlah
pasukan lain, yang disuruh bersembunyi.
Tali
kendali kuda dipotong oleh Daris hingga Yuqana jatuh, kepalanya membentur
tanah.
Empat
ribu pasukan berkuda Daris mengepung, menangkap dan mengikat pasukan Yuqana,
yang terdiri dari sahabat Rasulillah SAW.
Yuqana terkejut ketika diludahi dan dibentak, “Sungguh Al-Masih dan Salib pasti akan memurkai kau! Karena kau murtad dari agamamu! Untuk memasuki agama musuhmu. Demi Al-Masih! Kau akan saya hadapkan pada Raja Hiraqla yang mulia! Agar kau disalib di pintu gerbang negeri Anthakiyah! Setelah kepala orang-orangmu saya penggal” oleh Daris, yang lalu bergegas masuk ke dalam benteng.
Yuqana terkejut ketika diludahi dan dibentak, “Sungguh Al-Masih dan Salib pasti akan memurkai kau! Karena kau murtad dari agamamu! Untuk memasuki agama musuhmu. Demi Al-Masih! Kau akan saya hadapkan pada Raja Hiraqla yang mulia! Agar kau disalib di pintu gerbang negeri Anthakiyah! Setelah kepala orang-orangmu saya penggal” oleh Daris, yang lalu bergegas masuk ke dalam benteng.
In syaa Allah bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar