‘Jihad dan serangan saya atas kaum Musyrik, saya niati untuk adik saya bernama
Yuchana. Saya akan ikut berperang fi Sabilillah, dan akan menghapus dosa yang telah saya lakukan’.”
Yuqana
menjawab, “Yang mulia, benteng tinggi negeri Izaz di
sana, sangat kokoh, dijaga oleh pasukan berjumlah banyak. Bahan makan yang dipersiapkan sangat banyak.
Rajanya anak paman saya bernama Daris
bin Jufanasy, sangat pandai berperang. Jika kau menyerang negeri itu, mengabaikan negeri Anthaqiyah, Chalab (Aleppo), dan Qinasrin, itu akan baik.”
Abu
Ubaidah berkata, “Hai Hamba Allah, Allah telah membuat lidahmu berbicara benar.
Mengenai siasat ini, bagaimana sebaiknya?.”
Yuqana
menjawab, “Saya minta kau menyerahkan 100 pasukan berkuda berbusana Romawi,
pada saya. Mereka akan saya bawa ke sana. Perintahlah komandan yang membawahi
1.000 pasukan berkuda! Agar mengikuti saya dari jarak satu farsakh (فَرْسَخُ). [1] Pasukan saya nanti berpurak-purak
kabur dari kejaran 1.000 pasukan berkuda itu. Jika telah sampai benteng Izaz, kami
akan berteriak minta tolong. Kalau Raja Daris sahabat saya
telah muncul, pasti akan segera turun untuk menjumpai kami. Saat itulah saya
akan berkata bahwa saya masuk Islam hanya
bohong, lalu lari untuk minta bantuan. Ini sebagai siasat biar kami diajak
masuk ke dalam bentengnya. Pasukan berkuda berjumlah 1.000 itu nanti, hendaklah
berada di pedesaan dekat benteng itu. Kami akan mempersiapkan serbuan atas
mereka di dalam, pada pertengahan malam. Saya minta 1.000 pasukan berkuda itu
datang untuk membantu kami pada waktu fajar menyingsing.”
Abu
Ubaidah mendengarkan penuturan Yuqana dengan berbahagia. Lalu mengajak
Khalid dan Muadz, bermusyawarah menentukan
siasat.
Mereka
berdua menjawab, “Ya Kepercayaan Umat, ini siasat yang jitu, jika dia tidak
berkhianat dan murtad.”
Abu
Ubaidah membaca Firman, “Inna
Rabbaka labilmirshaad.” (Sungguh
Tuhanmu (Muhammad) niscaya di tempat pengawasan). [2]
Yuqana
berkata, “Demi Allah, saya telah memasuki agama kalian dan meninggalkan agama
yang menyembah Patung dan Salib. Yang bersarang di dalam hati saya :
1. Cinta
Rohman dan Muhammad tuan besar keluarga besar Adnan.
2. Inging
berjihad memperjuangkan agama paling utama. Kepada Allah, saya menyerahkan yang
saya katakan, agar dijadikan kenyataan. Demi Kebenaran Allah Tuhan yang Esa,
dan Muhammad SAW sebagai Hamba dan Rasul-Nya, yang telah saya lihat di dalam
mimpi dengan jelas sekali. Jika kalian menyangka saya akan berkhianat, silahkan
ucapan saya kalian abaikan.”
Abu
Ubaidah berkata, “Ya Hamba Allah, jika kau berniat baik untuk kaum Muslimiin
dan tidak berkhianat, Allah akan menolong kau dalam segala usahamu. Ikutilah
kebenaran! Kau akan selamat. Agama kami dibangun atas dasar kebenaran. Ikutilah
jalan saudaramu yang sama iman! Ketahuilah bahwa orang iman yang jujur, sangat
kuat. Jangan susah karena terenggutnya kerajaan dan kekuasaanmu! Karena semua
itu fana (tidak kekal). Sedangkan surga yang kau cari, baik baka (kekal).
Berbahagialah, karena kau telah lepas dari syirik! Dunia penjara orang iman ;
surga orang kafir. Orang iman yakin bahwa kubur akan ditempati sewaktu-waktu.
Tempat duduk orang iman adalah 'ketika sendirian', berbisik-bisik pada Tuhan.
Semua yang ada adalah ibarat yang harus diperhatikan. Bahan pembicaraan orang
iman, Al-Qur’an. Tempat berteduh orang iman, Tuhannya. Kebiasaan orang iman,
berdzikir. Zuhud adalah sahabat karib orang iman. Susah hal yang biasa.
Perwira, busananya. Lapar lauk-pauknya. Hikmah (kebenaran) ucapannya. Tanah
adalah tempat tidurnya. Taqwa adalah bekal hidupnya. Diam adalah kesukaannya.
Sabar adalah tongkatnya. Bertawakkal adalah senjata pamungkasnya. Akal penunjuk
jalan hidupnya. Ibadah pekerjaannya. Surga perumahan idamannya. Ketahuilah ya
Yuqana, bahwa Al-Masih AS
dulu pernah bersabda:
‘Saya
heran pada orang yang melupakan waktu malam, padahal ingatan dia masih waras. Dunia
dicari dengan gigih oleh mereka, yang dikejar oleh kematian. Banyak orang
membangun rumah mewah, padahal mereka akan dikubur’.
Nabi
kami SAW juga bersabda ‘barang siapa
melakukan empat, maka mendapatkan empat’, ini
dijelaskan di dalam Kitab Allah:
1. Barang
siapa menyebut Nama Allah, Allah menyebut dia. Allah berfirman Fadzkuruunii adzkurkum, maka
sebutlah Aku! Aku akan menyebut
kalian.
[3]
2. Barang
siapa berdoa, Allah mengabulkan. Allah berfirman Ud’uunii astajib lakum, berdoalah padaKu! Aku akan mengabukan pada kalian. [4]
3. Barang
siapa bersyukur, diberi tambahan. Allah berfirman La’in syakartum la aziidannakum,
niscaya jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambahi sungguh, pada kalian. [5]
4.
Barang siapa
istighfar maka diampuni. Allah berfirman Istaghfiruu
Rabbakum innaHuu kaana Ghaffaara, ‘istighfarlah
pada Tuhan kalian! Sungguh Dia sejak
dulu Maha mengampuni’.” [6]
In syaa Allah bersambung
فَرْسَخُ الطَّريق: ثلاثةُ أميالٍ هاشِمِيَّة، أو اثنا
عشَرَ ألف ذِرَاعٍ، أو عَشَرَةُ آلافٍ. Artinya:
Merujuk keluarga besar Hasyim, Farsakh jarak tempuh ialah, tiga mil,
atau 12.000, atau 10.000 lengan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar