Di Baitul-Maqdis, pasukan Muslimiin dari Yaman mengucapkan, “Mas, kau dan orang-orang itu, datang dari mana?” pada Zubair.
Zubair menjawab, “Dari Madinah
Rasulillah SAW?.”
Mereka bertanya, “Bagaimana keadaan
Muslimiin di sana?.”
Mereka bertanya, “Apakah baginda Umar
juga datang kemari?.”
Mereka menjawab, “Kami pasukan dari
Yaman yang diperintah oleh baginda Abu Ubaidah, agar mengecek apakah baginda
Umar juga datang kemari.”
Sejumlah pasukan Muslimiin yang lain
datang, untuk bertanya, “Apakah baginda Umar datang kemari?.”
Mereka berkata, “Ya Amiral Mukminiin, banyak orang yang menangis sedih, dan leher mereka capek, karena
menunggu Baginda. Semoga Baitul-Maqdis segera Baginda kuasai.”
Pasukan
berkuda itu lega, setelah tahu bahwa Umar telah datang membawa bala bantuan.
Mereka kembali lagi untuk memberitahu kawan-kawan mereka, mengenai Kehadiran
Umar dan Pasukannya. Mereka berteriak, “Berbahagialah! Baginda Umar dan
pasukannya telah datang kemari!.”
Teriakan itu
membuat pasukan Muslimiin di Baitul-Maqdis berbahagia.
Tahlil, takbir, dan teriakan mereka, gegap gempita, karena yang ditunggu telah
hadir. Hampir semuanya akan memacu kuda untuk menyambut kedatangan Umar. Tetapi
Abu Ubaidah mencegah, “Semuanya agar di markasnya saja!.”
Abu Ubaidah, sejumlah kaum Anshar dan Muhajiriin, bergerak untuk menyambut
kedatangan Umar dan pasukanya.
Umar mengamati Abu Ubaidah, datang
membawa pedang dan busur, berkendaraan unta muda yang disebut qalush (قَلُوص). Abu Ubaidah berbusana abaya, turun lalu
menambatkan untanya, untuk menemui Umar di tempat yang nyaman.
Umar menambatkan untanya, untuk
menyambut kedatangan dan menerima uluran tangan Abu Ubaidah. Mereka berdua
bersalaman dan berpelukan. Rombongan Abu Ubaidah bersalaman dan mengucapkan
salam pada Umar RA dan rombongannya.
Di
pagi yang indah itu, Umar mengimami shalat subuh. Lalu menyampaikan Khotbah
bersejarah:
“Segala
Puji bagi Allah yang Maha Terpuji Maha Agung, Maha Kuat, Maha Dahsyat. Selalu
melakukan yang dikehendaki. Sungguh Allah Taala telah memuliakan Kiata dengan Islam. Dan telah membimbing Kita melalui Muhammad.
Semoga Afdholnya Sholawat dan Salam melimpah padanya. Dan Allah lah yang
menghindarkan Kita dari Kesesatan. Dan menyatukan Hati kita yang tadinya saling
membenci. Maka pujilah Allah atas Anugrah ini! Agar kalian mendapatkan
tambahan. Allah berfirman ‘jika kalian bersukur maka, sungguh Aku niscaya akan
menambah kalian. Namun jika kalian kufur, maka sungguh SiksaanKu niscaya Sangat
Pedih’. Barang siapa dibimbing oleh Allah, maka mendapat Bimbingan. Barang
siapa disesatkan oleh Allah, maka kau takkan menemukan Pembimbing untuknya’.” [1]
Seorang Alim Nashrani yang hadir dan
menyimak khothbah Umar. Berkali-kali dia membantah, “Allah tidak
mungkin, menyesatkan seorangpun.”
Umar RA perintah, “Jika dia
mengulangi lagi perkataannya! Potong lehernya!.”
Sontak Alim Nashrani itu diam; Umar
meneruskan khothbah:
“Ammaa bakdu:
Sungguh saya nasehat pada kalian, agar bertaqwa pada Allah azza
wajalla Kekal.
Sedangkan selain Allah pasti akan fana (rusak).
Dialah yang akan memberi manfaat pada Kekasih-Kekasih-Nya yang taat. Dan akan
menghabisi Musuh-Musuh-Nya yang maksiat. Hai semuanya! Tunaikan zakat kalian
dengan hati senang. Dalam beramal, jangan berharap dipuji atau dibalas oleh
manusia. Pahamilah nasehat ini:
Orang
pandai adalah yang menjalankan agamanya. Orang beruntung adalah yang bisa
menerima nasehat orang lain. Ketahuilah! Sejelek-jelek perkara keagamaan, yang
diperbaharui. Amalkan Sunnah Nabi kalian SAW! Mengamalkan sunnah dengan
alakadar, lebih baik daripada ijtihad
bid’ah. Kaji dan amalkan Al-Qur’an! Obat yang berpahala. Hai semuanya!
Dulu Rasulullah pernah berdiri di kalangan kami, seperti bediriku di kalangan
kalian. Lalu bersabda ‘ikutilah sahabat-sahabatku! Lalu kaum yang mendekati
mereka! Lalu kaum yang mendekati mereka! Lalu kebohongan akan muncul! Hingga
orang yang tidak dimintai persaksian, berani bersaksi! Dan orang yang tidak
diminta bersumpah, berani bersumpah. Barang siapa ingin ke kawasan surga, maka
tetapi Jamaah. Dan berlindunglah dari Syaitan. Lelaki jangan menyendiri dengan
wanita. Wanita adalah jaring-jaring Syaitan. Barang siapa senang pada
kebaikannya dan malu pada kejelekannya, berarti
orang iman. Shalatlah,
shalatlah!.” [2]
Ketika Umar
duduk; Abu Ubaidah berkisah mengenai Peperangannya dengan
pasukan Romawi. Umar menyimak dengan serius. Terkadang airmatanya berlinang,
terkadang terperangah. Pembicaraan dua tokoh besar itu seris sekali, hingga
waktu shalat luhur tiba.
Beberapa
orang bertanya Pada Umar, “Ya Amiral Mukminiin, bagaimana kalau Bilal disuruh
adzan?.”
Umar menyetujui permintaan
mereka.
Bilal di daerah Balad terkejut, karena mendengar berita 'Umar telah datang'. Dia segera bergegas datang untuk menyalami Umar yang sangat dihormati. Beberapa orang berkata pada Bilal, “Para sahabat nabi minta, agar kau adzan. Agar mereka ingat, saat kau adzan di zaman Rasulillah SAW.”
Bilal di daerah Balad terkejut, karena mendengar berita 'Umar telah datang'. Dia segera bergegas datang untuk menyalami Umar yang sangat dihormati. Beberapa orang berkata pada Bilal, “Para sahabat nabi minta, agar kau adzan. Agar mereka ingat, saat kau adzan di zaman Rasulillah SAW.”
Bilal menjawab, “Ya.”
Ketika dia berteriak, “Allahu
akbar Allahu akbar,” hati semua yang mendengar bergetar.
Ketika dia
berteriak, “Asyhadu an laaa Ilaaha illaa Allah,” hingga, “Asyhadu
anna Muhammadan Rasulullah" Air mata
mereka bercucuran, karena terharu. Karena ingat Allah dan Rasul-Nya.
Bilal melaporkan, “Ya Amiral
Mukminiin. Tokoh-tokoh Muslimiin makan daging burung dan roti lezat,
sementara makanan Muslimiin yang lain sederhana. Padahal sebetulnya kita semua
sama-sama akan mati dan menjadi tanah.”
Yazid bin Abi Sufyan menimpal, “Harga
makanan di sini murah, sehingga kami bisa membeli.”
Umar berkata,
“Silahkan dimakan dengan nikmat. Untuk sementara saya ingin, kalian menghubungi
Muslimiin yang faqir. Untuk saya beri gandum, madu, dan minyak, dan bahan makan
lain, yang mereka butuhkan.”
Muslimimiin
faqir yang berada di sekitar wilayah itu, berdatangan untuk menerima bahan
makan dari Umar. Pada mereka, Umar berkata, “Ini pemberian dari amir-amir
kalian, belum yang dari saya, yang dari Baitul-Mal. Jika ada amir yang
menghambat fasilitas untuk kalian, laporkan pada saya! Agar saya istirahatkan.”
Mereka
berbahagia, karena bisa melihat Umar dan mendapat santunan.
Umar
perintah, “Ayo segera berangkat!.”
Bahan pakaian yang dikenakan oleh Umar, wool bertambal 14 tambalan, tambalan satunya dari kulit.”
Beberapa Muslimiin berkata, “Ya Amiral
Mukminiin, sebaiknya
baginda berkendaraan kuda yang bagus dan berbusana putih.”
Umar melaksanakan permintaan mereka.
Busana yang
dikenakan oleh Umar buatan Mesir seharga 15 dirham. Bahan selendang yang
dikenakan dari katan (كَتّان), yang telah dipakai seorang, namun masih
bagus. Kuda jantan yang akan dikendarai gagah tampan, dari Romawi. Ternyata
kuda yang nyaman dikendarai itu kecepatan larinya luar biasa.
Umar berkata, “Batalkan coba-coba
ini! Semoga Allah membebaskan kalian dari cobaan berat di hari kiamat nanti.
Hampir saja Amir kalian celaka, karena terlalu senang dan bangga. Padahal saya
pernah mendengar Rasulallah bersabda :
‘Orang
yang di dalam hatinya ada rasa sombong sebobot semut, takkan
masuk surga’."
Busana putih mewah dan
kuda yang gagah ini hampir membuat saya celaka.”
Lalu melepas busana yang dinilai
terlalu mewah, dan mengenakan busananya yang ditambal 14 tambalan. [3]
In syaa Allah bersambung
[1]
Al-Waqidi sejarawan pilihan yang mementingkan
kebenaran, menulis di dalam kitabnya tentang khotbah itu: فتوح الشام - (ج 1 / ص 187)
الحمد لله الحميد المجيد، القوي الشديد، الفعال لما يريد، ثم قال:
إن الله تعالى قد أكرمنا بالإسلام وهدانا بمحمد عليه أفضل الصلاة والسلام، وأزاح
عنا الضلالة وجمعنا بعد الفرقة وألف بين قلوبنا من بعد البغضاء فاحمدوه على هذه
النعمة تستوجبوا منه المزيد فقد قال الله تعالى: " لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن
كفرتم إن عذابي لشديد " إبراهيم: 7، ثم قرأ: " من يهد الله فهو المهتد
ومن يضلل فلن تجد له ولياً مرشدا " الإسراء: 97
أما
بعد: فإني أوصيكم بتقوى الله عز وجل الذي يبقى ويفنى كل شيء سواه، الذي بطاعته
ينفع أولياءه، وبمعصيته يفني أعداءه، أيها الناس أدوا زكاة أموالكم طيبة بها
قلوبكم وأنفسكم لا تريدون بها جزاء من مخلوق ولا شكوراً افهموا ما توعظون به فإن
الكيس من أحرز دينه، وإن السعيد من اتعظ بغيره ألا إن شر الأمور مبتدعاتها وعليكم
بالسنة سنة نبيكم صلى الله عليه وسلم فألزموها فإن الاقتصاد في السنة خير من
الاجتهاد في البدعة وألزموا القرآن فإن فيه الشفاء والثواب، أيها الناس إنه قام
فينا رسول الله صلى الله عليه وسلم كقيامي فيكم وقال: ألزموا أصحابي ثم الذين
يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يظهر الكذب حتى يشهد من لم يستشهد ويحلف من لم يحلف فمن
أراد بحبوحة الجنة فليلزم الجماعة، وتعوذوا من الشيطان ولا يخلون أحد منكم بامرأة
فإنهن من حبائل الشيطان ومن سرته حسنته وساءته سيئته فهو مؤمن، والصلاة الصلاة.
[3]
Al-Waqidi penulis kitab Futuchussyam berkata, “Saya pernah membacakan kitab
ini di dekat kubur Imam Chanafi. Ketika mendengar 'Kisah Umar Berpakaian
Sederhana' ini, Alim besar bernama Ubadah bin Auf Addainuri menyimak
pembacaan ini, berkata: ‘saya terkejut, karena
dari saya lah kisah itu, asalnya'. Dan
dia melengkapi kisah itu.”
Karena kitab ini bukan sembarangan, maka terkadang dipilih oleh
Ibnu Chajar sebagai rujukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar