Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2015/06/04

PS 130: Pembebasan Syam




Pasukan Muslimiin terperangah, saat menyaksikan kaum Muslimaat mengamuk mati-matian dengan senjata. Pada kawannya, seorang Muslim berkata, “Kita lah yang lebih berkewajiban memerangi lawan.”
Khaulah bintil Azwar melawan lelaki yang menyerang seorang Muslim. Kepala Khaulah ditebas dengan pedang, namun hanya sanggulnya yang putus. Kepalanya tergores karena menghindar cepat. Darahnya bercucuran.
Dia sempoyongan dan rebah ke tanah.
Afirah binti Affan menebaskan pedangnya pada lelaki yang melukai Khaulah. Dan berteriak, “Demi Allah lelaki ini telah membuat marah Dhirar! Karena melukai saudara perempuannya!.” 
Lelaki itu roboh dan tewas bersimbah darah.

Dengan pahanya, Afirah membantali kepala Khaulah yang berdarah, dan bertanya, “Bagaimana kau?.”
Khaulah menjawab, “In syaa Allah nggak apa-apa. Hanya karena lukanya berat. Tolong panggilkan Dhirar.”
Afirah menjawab, “Saya tidak tahu orangnya di mana.”

Saat itu, perang sedang berkobar-kobar mengerikan. Khaulah berdoa, “Ya Allah! Jadikan saya sebagai pengganti saudara lelaki saya! Jangan Kau matikan dia, agar Islam tidak kehilangan dia.” Lalu berusaha berdiri, namun tidak mampu. Karena lukanya parah. Beberapa wanita menggendong dia menuju tempat yang aman.

Ketika malam tiba, Khaulah telah lincah lagi, bahkan bisa mengeluarkan minuman untuk sejumlah Muslimiin. Dhirar, saudaranya, memandangi kepalanya yang telah membaik, dengan takjub. “Kepalamu terkena apa?,” tanyanya.
Khaulah menjawab, “Dipedang oleh orang, tapi dia telah dibunuh oleh Afirah.”
Dhirar menghibur, “Saudariku! Berbahagialah dengan surga! Lukamu telah saya balaskan berkali-kali! Banyak sekali musuh yang telah saya bunuh.”

Perang yang berkecamuk sejak pagi itu, makin lama makin berat, karena musuh melaut dan ‘ganas’ sekali. Semua pasukan berperang, sibuk sekali. Bahkan Abu Ubaidah dan para pimpinan lainnya, sama sibuk berperang dengan garang, hingga petang. Perang dihentikan setelah pasukan Romawi yang tewas berserakan berjumlah 40.000 lebih.

Karena pedang pasukan Romawi banyak yang kuat, 9 pedang Khalid patah oleh benturan keras, berkali-kali. Khalid memilih 100 lelaki pemberani dari Jaisuz-Zachf  (pasukan pengobrak-abrik), untuk mendampingi menyerang. 

Busana pasukan Romawi bagian tengah, sutra Dibaj dan Charir, berkuda putih, dan kelabu. Di tengah mereka, ada Salib dari jauhari gemerlapan, dibawa lari cepat ‘untuk menyerang’. Diikuti oleh arak-arakan pasukan. Hingga pasukan Muslimiin mundur ke belakang.
Pasukan sayap kanan Romawi, melancarkan serangan, hingga pasukan sayap kiri Muslimiin ‘terdesak mundur’.
Pasukan sayap kiri Romawi meningkatkan serangan lebih ganas, hingga pasukan sayap kanan Muslimiin, ‘mundur’ terdesak jauh. 
Para Muslimaat menampar pipi dan berteriak, “Takutlah Allah! Jangan mundur! Takutlah Tuhan kalian!.”
Penghibur sekaligus pemberi semangat pasukan Muslimiin adalah Najmu bin Mufrich (نجم بن مفرح). Dia pandai menyusun kalimat indah, dan sangat pemberani. Di tengah peperangan, dia melantunkan syair dengan nada tinggi:

Hai semuanya
Ini hari kemenangan yang tak ada bandingan setelahnya
Kalian telah makin mendekatinya
Surga takkan teraih kecuali dengan
Kegigihan dan perjuangan yang memberatkan
Demi Allah surga takkan diraih oleh orang yang benci perjuangan
Ada surga di atas beberapa langit
Yang tak mungkin dimiliki oleh yang berjuangnya pelit
Di atasnya surga-surga tempat para syuhada
Oleh itu buatlah ridha
Yang Maha Tahu barang ghoib dan shahada
Kini jihad telah berkobar
Kemunafikan akan segera bubar
Kita pengikut nabi akhir zaman
Jangan jauhi pertolongan
Gembirakanlah ruh Al-Mushthafa
Dengan cara tabah di medan laga
Kokohkan tekat
Sucikan niat
Jangan lari ke belakang
Karena berakibat masuk neraka yang garang
Dan dimurkai oleh yang Maha Menang
Demi yang telah menulis segala Qodar
Dan membuat Falak berputar
Segala sesuatu di SisiNya telah ditentukan
Para bidadari bermata indah telah besolek untuk menyambut kalian
Membawa teko dan gelas berisi air
Dari mata air
Yang serius mencari perumahan abadi
Takkan peduli pada yang terjadi
Serbulah mereka dengan sungguhan
Agar berhasil menggapai harapan
Tusuklah dada agar
Diganjar bidadari yang bergebyar
Tusukkanlah senjata
Sebagai syarat masuk surga
Berbusanalah kesemangatan
Agar mendapat ganjaran
Beramallah untuk menggembirakan kaum iman
Jangan justru tersesat
Agar tak masuk Jahannam yang dahsyat
Bersama kaum kafir yang bejat
Selisihi keyakina mereka! Ikuti orang-orang yang telah lewat
Dan dengarkanlah ayat yang hebat
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Ayo menyerbu jangan ragu
Berjihadlah agar beruntung seperti para Mujahidiin
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ


Berkat syair Najmu, pasukan Muslimiin maju ke depan, untuk menyerang dengan garang. [1]


In syaa Allah bersambung.



[1] Perang Yarmuk Bulan Rajab tahun 15 Hijriah.  


Ponpes Mulya Abadi Mulungan Mlati Sleman Yogyakarta Indonesia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar