Yang menjadi pusat perhatian ‘Panglima Perang’ Abu Ubaidah, yang berbicara dengan Khalid bin Al-Walid. Pada Khalid, Abu Ubaidah
menyerahkan 4.000 pasukan berkuda terdiri dari kaum Judzam, Thay, Nabhan,
Kahlan, dan Khaulan.
Pada Khalid, Abu Ubaidah berpesan, “Hai ayah Sulaiman! Ajaklah
pasukanmu ini ke Ma’arroh (المَعَرَّةِ), untuk mempersiapkan serangan ke kota Awashim! Sebarlah
mata-mata untuk mengamati, barangkali ‘ada bala-bantuan’ mereka yang datang.”
Khalid mempersiapkan pasukannya, melaksanakan perintah. Dia
mengambil panji dan bergerak ke depan pasukan, lalu melantunkan syair memukau:
Panji telah kubawa; sementara sang raja....
Saya bertanggung jawab karena panji telah kubawa
Saya juga sahabat Ahmad yang sangat mulia
Saya akan bergerak bagai singa jantan yang tak
peduli siapa saja
Ya Tuhan! Anugrahilah kami pahala memerangi
Roma
Empatribu pasukan berkuda berarak-arak, menyusuri jalan sangat
panjang. Cukup lama berjalan, hingga mereka sampai sungai Maqlub. [1] Khalid memanggil untuk
menyerahkan 500 pasukan berkuda pada Mush’ab bin Mucharib Al-Yasykuri. Lalu
perintah pada Mush’ab agar 'penyerangan atas penduduk Awashim dan Qinasrin',
segera dimulai.
Mush’ab dan 500 pasukan berkudanya menaklukkan penduduk-penduduk
kota, yang diserang dengan garang. Dia menawanan musuh, dan merampas harta
kekayaan.
Saat menyaksikan harta rampasan disetorkan oleh Khalid ‘banyak
sekali’, Abu Ubaidah sangat berbahagia.
Mereka terkejut oleh suara derap kaki kuda, hiruk pikuk, dan ricuh.
Makin lama suara itu semakin keras dan membisingkan. Arak-arakan 500 pasukan
berkuda, di bawah pimpinan Mush’ab, berdatangan. Berkali-kali dari bibir
mereka, terlontar tahlil, takbir, dan sholawat, untuk nabi.
Pada Khalid, Abu Ubaidah bertanya, “Siapa mereka ini?.”
Khalid menjawab, “Mereka pasukan yang dipimpin Mush’ab bin Mucharib, yang telah saya perintah memimpin, terdiri dari kaumnya dan dari kaum
Yaman. Mereka telah berhasil melumpuhkan penduduk Awashim dan Qinasrin, menawan
dan merampas harta kekayaan.”
Pasukan Mush’ab yang berdatangan, semakin banyak. Rampasan
perang yang dibawa tidak hanya emas dan perak. Kawanan sapi, kawanan kambing, kawanan
kuda jantan, banyak sekali, lengkap. Tawanan yang terdiri dari para wanita,
pria, dan anak-anak, berjumlah banyak juga. Di celah suara bising dan ricuh itu,
ada suara ‘tangisan dan jeritan’.
Pantesan pasukan yang baru saja datang dibawa oleh Mush’ab,
banyak sekali, karena membawa tawanan berjumlah 400 orang, kawan sapi, kawanan kambing, dan kawanan kuda
jantan. Ada sejumlah orang yang menangis pilu, membuat Abu Ubaidah iba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar