Dalam waktu cepat berita ‘Abu Bakr Wafat dan Umar RA Diangkat Menjadi Khalifah’, sampai pada Raja Hiraqla. Sebagai
orang yang suka membaca kitab, Hiraqla tahu pasti bahwa kekuasaannya akan
segera berakhir.
Sejumlah bathriq dan pejabat tinggi memenuhi Gereja Qissiisiin yang artinya ulama. [1] Mereka
menunggu-nunggu Raja Hiraqla yang akan menyampaikan khotbah penting.
Di atas mimbar, Hiraqla berkhotbah, “Hai keturunan Ashfar! [2]
Inilah yang dulu pernah saya katakan ‘agar kalian waspada!’ Kini kekuasaan
lelaki berkulit agak hitam ini telah menguat. [3] Yang akan segera datang, zaman kekuasaan
‘Pemborong Kemenangan’ yang orangnya seperti Nabi Nuh AS. [4]
Demi Allah! Dia pasti akan segera merebut negeri yang kuperintah! Bersiaplah! Bersiaplah
sebelum itu terjadi! Dan sebelum dilanda kekalahan besaar! Dia akan merobohkan
istana-istana dan membunuh ulama Nashrani! Dan memberantas lonceng Gereja! Dia
ahli berperang yang akan merenggut kerajaan Romawi dan Persia. Orang yang
sangat zuhud di dunia ini, sangat keras terhadap orang yang tidak sefaham
dengan agamanya. Kalau kalian melaksanakan kebaikan, menjauhi kemungkaran,
meninggalkan berbuatan dosa, meninggalkan foya-foya, untuk melaksanakan
kewajiban, meningkatkan ketaatan, menjauhi perzinaan dan kesalahan, ada
kemungkinan kalian menang. Namun jika kalian tetap melakukan dosa dan
kemaksiatan, dan mengumbar nafsu untuk memburu duniawi, maka musuh kalian itu,
akan menyerang kalian. Allah akan membuat kalian takluk pada mereka.
Saya yakin bahwa ‘agama mereka’ akan segera berjaya, mengalahkan
semua agama. Mereka akan selalu mendapat kebaikan selama menetapi agama dengan
benar, dan meninggalkan kepalsuan. Pilihan kita ada dua: kembali lagi
menyerang, atau berdamai dengan mereka, dengan resiko membayar pajak pada
mereka.”
Ketika mendengar khotbah itu, banyak bathriq dan pejabat yang
benci, bahkan marah. Mereka keluar untuk berbisik-bisik, lalu masuk lagi untuk
membunuh Hiraqla.
Hiraqla tahu, hidupnya terancam. Jantungnya berdebar-debar dan
kalimat khotbahnya diperlunak. Khotbah yang tadinya disampaikan dengan
berapi-api, kini diperlembut, “Khotbah ini saya sampaikan untuk membela agama.
Dan agar hati kalian teguh, jika ada kejadian apa saja.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar