Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2015/02/20

PS 70: Pembebasan Syam



Sejumlah bathriq dan pejabat tinggi memenuhi Gereja Qissiisiin yang artinya ulama.  [1] Mereka menunggu-nunggu Raja Hiraqla yang akan menyampaikan khotbah penting.

Di atas mimbar, Hiraqla berkhotbah, “Hai keturunan Ashfar! [2] Inilah yang dulu pernah saya katakan ‘agar kalian waspada!’ Kini kekuasaan lelaki berkulit agak hitam ini telah menguat. [3] Yang akan segera datang, zaman kekuasaan ‘Pemborong Kemenangan’ yang orangnya seperti Nabi Nuh AS. [4] Demi Allah! Dia pasti akan segera merebut negeri yang kuperintah! Bersiaplah! Bersiaplah sebelum itu terjadi! Dan sebelum dilanda kekalahan besaar! Dia akan merobohkan istana-istana dan membunuh ulama Nashrani! Dan memberantas lonceng Gereja! Dia ahli berperang yang akan merenggut kerajaan Romawi dan Persia. Orang yang sangat zuhud di dunia ini, sangat keras terhadap orang yang tidak sefaham dengan agamanya. Kalau kalian melaksanakan kebaikan, menjauhi kemungkaran, meninggalkan berbuatan dosa, meninggalkan foya-foya, untuk melaksanakan kewajiban, meningkatkan ketaatan, menjauhi perzinaan dan kesalahan, ada kemungkinan kalian menang. Namun jika kalian tetap melakukan dosa dan kemaksiatan, dan mengumbar nafsu untuk memburu duniawi, maka musuh kalian itu, akan menyerang kalian. Allah akan membuat kalian takluk pada mereka.
Saya yakin bahwa ‘agama mereka’ akan segera berjaya, mengalahkan semua agama. Mereka akan selalu mendapat kebaikan selama menetapi agama dengan benar, dan meninggalkan kepalsuan. Pilihan kita ada dua: kembali lagi menyerang, atau berdamai dengan mereka, dengan resiko membayar pajak pada mereka.”

Ketika mendengar khotbah itu, banyak bathriq dan pejabat yang benci, bahkan marah. Mereka keluar untuk berbisik-bisik, lalu masuk lagi untuk membunuh Hiraqla.
Hiraqla tahu, hidupnya terancam. Jantungnya berdebar-debar dan kalimat khotbahnya diperlunak. Khotbah yang tadinya disampaikan dengan berapi-api, kini diperlembut, “Khotbah ini saya sampaikan untuk membela agama. Dan agar hati kalian teguh, jika ada kejadian apa saja.”








[1] Bathriq (Patriot) pejabat militer ahli berperang, yang setidaknya membawahi 5.000 pasukan.
[2] Bangsa Romawi, keturunan Ashfar.
[3] Maksud dia, Abu Bakr RA.
[4] Maksudnya, Umar bin Al-Khattab RA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar