Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2015/02/18

PS 67: Pembebasan Syam








Perang Hutan Sutra (Marjud-Dibaj), telah selesai. Pasukan Muslimiin mendapatkan kemenangan besar. Mereka yang naik ke puncak gunung semakin banyak. 
Di puncak, Khalid berkata, “Yang menunjukkan saya pada musuh utama yang kita cari, ya orang ini. Demikian pula yang menunjukkan kalian semuanya. Dia harus kita beri imbalan.”
Khalid dan rombongan turun, bergabung pada kaum Muslimiin di bawah.
Pasukan Muslimiin di bawah menyambut dengan berbahagia, dan mengucapkan salam, pada rombongan Khalid yang datang.
Khalid menjawab salam mereka, lalu mencari tawanannya, yang dititipkan pada Ibnu Jabir.

Khalid berkata, “Kau telah menetapi janjimu, dan kami akan memberi imbalan atas jasamu. Bukankah kau mau memeluk agama yang melakukan sholat dan puasa? Yaitu agama Muhammad SAW? Agar kelak kau masuk surga?.”
Dia menjawab, “Saya takkan merubah agamaku.”
Khalid melepaskan tali pengikat agar dia lepas. 
Dia lepas dan bergegas menaiki kuda. Lalu kabur meninggalkan hutan dan gunung, menuju Romawi. Sendirian tanpa kawan.

Khalid perintah agar rampasan dan tawanan perang dikumpulkan. 
Pengumpulan yang memakan waktu cukup lama itu, akhirnya selesai. Khalid memuji, menyanjung, dan bersyukur pada Allah, karena rampasan dan tawanan perang yang banyak sekali.
Khalid mengundang Yunus penunjuk jalan, untuk bertanya, “Bagaimana tindakanmu pada istrimu?.”
Yunus bercerita panjang lebar mengenai istrinya yang tak mau masuk Islam, hingga akhirnya bunuh diri. Khalid dan Rafi’ kagum pada kefahaman Yunus ‘di dalam Islam’.
Rafi’ iba dan berkata, “Wahai pimpinan. Terus terang saya telah menawan putri Raja Hiraqla yang rupawan. Kalau mau, silahkan diberikan, sebagai ganti istrinya.”
Khalid terkejut heran, dan bertanya, “Mana putri Raja Hiraqla?.”
Ketika putri Raja Hiraqla dihadirkkan; Khalid RA terperanjat oleh kecantikannya yang mempesona. Karena keagungan dan kecantikan yang memukau itulah. maka Khalid justru berpaling dan bertasbih, “SubhanaK Allahumma wa bihamdiK takhluqu maa tasyaa’u wa takhtar.” 
Khalid membaca Firman Tuhan, “Wa Robbuka yakhluqu maa yasyaa’u wa yakhtaar.”  [1]
Artinya: Tuhanmu membuat dan memperindah pada yang Dia kehendaki. [2]

Pada Yunus, Khalid memanggil dan bertanya, “Bukankah kau ingin mendapatkan ganti dari istrimu?.”
Dia menjawab, “Betul. Tapi saya yakin bahwa raja pasti akan menebus dia dengan harta, atau memerangi kita, agar kita melepaskan dia.”
Khalid perintah, “Milikilah dia sekarang juga. Kalau raja tidak mencarinya, berarti menjadi milikmu sepenuhnya. Namun jika dia mencarinya, Allah akan memberimu Ganti yang lebih baik dari pada itu.”
Yunus minta, “Wahai pimpinan, sekarang kau berada di tempat yang sempit dan terjal. Segeralah keluar dari tempat ini, mumpung belum diserang oleh pasukan Romawi yang lain.”
Khalid bergerak dan berkata, “Allah Tuhan kita, menyertai kita.”

Khalid menggiring pasukan, membawa rampasan perang yang banyak sekali. Rombongan pembawa rampasan perang berada di barisan depan. Khalid berada di belakang, bersama sejumlah pasukan. Kebahagiaan mereka sempurna karena telah meraih kemenangan besar sekali. Dan yang paling menarik perhatian bagi mereka, ‘putri Hiraqla’ yang cantik jelita.






[1] فتوح الشام (1/ 82)
فقال خالد: وأين ابنة الملك هرقل فمثلت بين يديه فنظر إلى حسنها وجمالها وما منحها الله به من الجمال فصرف وجهه عنها وقال سبحانك اللهم وبحمدك تخلق ما تشاء وتختار ثم قرأ قوله تعالى: {وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ} [القصص: 68].
[2]  Memang arti asli yakhtaar (يَخْتَارُ) memilih, tapi di sini maksudnya memperindah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar