Pasukan Romawi yang tewas berserakan sangat banyak. Namun banyak kaum Muslimiin yang tak tahu ‘di mana’ Khalid berada. Sebagaian mereka sibuk mencari dia, ke beberapa sudut.
Ternyata Khalid sedang
berperang dengan ganas di tempat jauh.
Setelah membunuh Tuma, Khalid berlari mengejar Harbis. Pedang dia
diayun-ayunkan untuk menyerang orang yang di kiri dan kanannya. Di atas kuda, dia
terkejut oleh seorang berwajah merah yang muncul tiba-tiba. Khalid menyangka dialah Harbis laknat yang dicari. Khalid memacu kuda untuk mengejar dia yang
lari kencang dengan kudanya. Tombak Khalid terayun cepat ke arah kepala. Dia
menghindar cepat hingga terjatuh, kepalanya membentur tanah.
Khalid terjun dari kuda untuk menduduki dada sambil berkata, “Mampus
kau Harbis! Kau sangka bisa lolos dari kejaranku?.”
Dengan bahasa Arab, dia menjawab, “Hai orang Arab! Saya bukan Harbis. Saya mohon lepaskan.”
Khalid menjawab, “Kau takkan kulepaskan kecuali jika mau menunjukkan
di mana Harbis berada! Kalau mau, kau kulepaskan.”
Dia berkata, “Kalau begitu lepaskan, akan saya tunjukkan.”
Khalid berkata, “Ya! Tapi jangan menipu!.”
Dia berkata, “Hai saudara Arab! Lekaslah berdiri dari dadaku!
Saya akan segera menunjukkan.”
Khalid berdiri dari dadanya. Dia pun berdiri, lalu menoleh ke
kiri dan ke kanan. Lalu berkata, “Bukankah kau tahu gunung ini dan pasukan berkuda
yang mendaki ke atas? Kejarlah! Di sana ada Harbis.”
Khalid menyerahkan lelaki tawanannya pada Ibnu Jabir. Lalu memacu
kuda menjauh, ke atas puncak.
Dia atas dia berteriak, “Celaka kalian! Kalian tidak bisa lepas
dari tanganku!.”
Harbis terkejut dan memanggil sejumlah bathriq.
Sejumlah batriq menghunus pedang, menyambut kedatangan Khalid
yang menggertak, “Kalian celaka! Kalian menyangka Allah takkan menyerahkan
kalian pada kami! Sayalah pahlawan berkuda yang perkasa! Sayalah Khalid bin
Al-Walid!.”
Dengan cepat, Khalid menusuk dan melemparkan seorang. Lalu
menusuk dan merobohkan lagi, pada lainnya. Dua orang gugur dari kuda, dan tewas
bersimbah darah.
Pada pasukannya, Harbis menggertak, “Goblok! Inilah yang telah
menggerakkan pasukan untuk merebut kota Syam. Dialah yang sekarang menguasai
kota Bushra, Chauran, Damaskus, dan Ajnadin! Seranglah!.”
Sejumlah bathriq merasa beruntung karena Khalid tidak didampingi
pasukan.
Pasukan Muslimiin berada di bawah jauh, sibuk bertempur.
Meskipun jumlah pasukan Romawi jauh lebih banyak, tetapi pasukan Muslimiin
mendesak, memporak-porandakan, dan membuat mereka tewas berserakan. Sebagian Muslimiin
yang lain menjarah rampasan perang.
Sejumlah bathriq turun dari kuda untuk mengepung Khalid, karena
di atas gunung yang terjal tak mungkin berperang di atas kuda. Dengan waspada
penuh Khalid turun dari kudanya. Pedang dan perisainya dipegang dengan dua
tangannya. Serangan dari beberapa bathriq luput karena Khalid menghindar dan
menangkis dengan gesit.
“Crang!.” Khalid terkejut dan kesakitan. Helm perangnya pecah, surbannya robek, oleh tebasan pedang dari belakang.
Pedang Harbis bengkok dan jatuh, setelah membentur helm perang Khalid yang sangat keras.
Pedang Harbis bengkok dan jatuh, setelah membentur helm perang Khalid yang sangat keras.
Khalid bergerak cepat menangkap Harbis, yang segera memekikkan
tahlil, takbir, dan sholawat, untuk Nabi Muhammad SAW. Agar tidak dibunuh.
Tiba-tiba suara derap kaki kuda dan hiruk-pikuk muncul, bersama
datangnya pasukan Muslimiin. Di antara mereka ada yang berkata, “Laa
Ilaaha illaa Allah Muhammad Rasul Allah! Perolongan dari Tuhan seluruh
alam telah datang padamu! Sayalah Abdur Rohman bin Abi Bakr As-Siddiq.”
Pedang Khalid terayun-ayun ke kanan dan ke kiri, menebang
sejumlah bathriq yang mengepung.
Harbis bergerak cepat untuk berlari, namun pedang Khalid
bergerak lebih cepat, menusuk, merobohkan. Allah memasukkan ruh Harbis ke
neraka.
Di bawah, para sahabat Rasulillah SAW sibuk berperang dengan
sengit, menghajar semua pasukan Harbis, hingga tewas berserakan. Yang paling
ganas, serangan Dhirar bin Al-Azwar. Dia yang paling banyak membunuh pasukan
Romawi.
Sungguh sangat mengerikan. Mayat-mayat bersimbah darah,
berserakan di mana-mana.
Pengeroyok Khalid telah tewas berserakan semuanya.
Khalid turun dan melihat Dhirar menyelesaikan pembunuhan
terakhir.
Khalid berkata, “Semoga kau berbahagia, hai putra Al-Azwar. Kau
selalu mendapat barokah di manapun berada. Semoga Allah memberi keberuntungan
pada amalanmu, dan semoga Tuhanku memperindah keadaanmu.”
Khalid mengucapkan salam pada Abdur Rohman dan pasukan Muslimiin
lainnya. Dengan bahagia, dia bertanya, “Kok kalian tahu, saya berada di sini?.”
Abdur Rohman menjawab, “Wahai pimpinan. Telah terjadi keajaiban.
Ketika kami telah mengalahkan mereka, atas Pertolongan Allah di bawah sana,
kami menjarah rampasan perang dengan girang. Tiba-tiba dari udara tinggi, ada
suara ‘Kok kalian justru mementingkan rampasan perang?! Padahal Khalid
sedang dikepung oleh pasukan Romawi?’.
Ketika itu kami belum tahu, di mana kau berada. Yang menunjukkan
kau di sini, lelaki tawanan yang dijaga oleh seorang pasukan Muslim (Ibnu
Jabir). Dia berkata ‘pimpinan kalian’ yang kalian cari-cari, telah saya beri
tahu ‘di mana Harbis’ berada. Dia pergi ke atas untuk ‘menangkap Harbis’. Atas
dasar petunjuk dia, kami pergi kemari.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar