Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2015/02/08

PS 49: Pembebasan Syam







“Setelah mengirimkan surat untuk Abu Bakr, Khalid bergegas menuju Damaskus. Saat itu penduduk Damaskus telah mendengar dan saling memberitakan ‘Para Batriq dan Pahlawan-Pahlawan’ mereka, tewas di dalam Perang Ajnadin. Pasukan mereka ‘yang tewas’ sangat banyak, menjadi dibicarakan di mana-mana.
Yang masih hidup, kabur.

Mereka sangat takut, sehingga semua pintu gerbang kota ditutup. Segala alat penghalang pintu gerbang, dipasang. Semua pasukan Damaskus membawa pedang terhunus dan perisai.
Dengan hati berdebar-debar, sebagain mereka naik ke atas dinding kota, untuk mengibarkan bendera dan mendirikan Salib-Salib.”


Dari jauh, arak-arakan pasukan Khalid tampak semakin dekat. Di antara mereka, arak-arakan berjumlah 9.000 orang, dipimpin oleh Amer bin Ash.
Barisan pasukan selanjutnya sejumlah 2.000 orang, dipimpin oleh Yazid bin Abi Sufyan.
Ada lagi arak-arakan 2.000 pasukan yang dipimpin oleh dua tokoh: Syurachbil bin Chasanah (شرحبيل بن حسنة), dan Amir bin Robi’ah (عامر ابن ربيعة).
Rombongan selanjutnya berjumlah 2.000 orang, dipimpin oleh Mu’adz bin Jabal.

Ketika menyaksikan pasukan berdatangan banyak sekali, penduduk Damaskus merasa ‘terancam’. Yang paling ketakutan, kaum wanita, terutama mereka yang kaya-raya.


Khalid datang membawa pasukan berduyun-duyun, semakin mendekati. Menempati perkampungan kecil berjarak kurang dari satu mil, dari kota Damaskus.

Pada Abu Ubaidah, Khalid berkata, “Kau sendiri tahu bahwa mereka telah mengkhianati kita, ketika di Ajnadin. Dendam mereka terhadap kita sangat besar. Kau saja yang duluan pergi ke sana, bersama sejumlah pasukan! Tempatkan pasukanmu di dekat pintu gerbang Jabiyah! Jangan kau pedulikan orang yang memohon diberi keselamatan! Karena bisa jadi hanya sebagai tipuan! Jauhilah pintu gerbang! Yang ditugaskan menyerang, sedikit demi sedikit saja! Jangan takut! Karena mereka menempati beberapa tempat! Jangan berpindah dari tempat! Dan waspadalah pada kaum kafir!.”
Abu Ubaidah berkata, “Dengan senang hati, perintah ini akan saya laksanakan dengan serius.”

Abu Ubaidah menggiring pasukannya menuju pintu gerbang kota Jabiyah. Di tempat itu pasukan Khalid ‘pernah berperang’ dengan pasukan Romawi dahsyat sekali. Hingga Bathriq Kalus ketakutan dan lari dengan kudanya.

Mereka mendirikan tenda dan barak dari bahan bulu-binang, menjauhi pintu gerbang.

Rifa’ah bin Ashim yang ikut dalam peperangan tersebut, sebagai pasukan berkuda, di bawah komando Abu Ubaidah, pernah ditanya oleh cucunya, “Kek? Kenapa Abu Ubaidah tidak mempergunakan tenda-tenda bagus, rampasan dari Romawi, di dalam Perang Ajnadin dan Perang Bushro? Padahal jumlah tenda itu ribuan?.”
Rifa’ah menjawab, “Hai cucuku sayang. Karena Abu Ubaidah ingin merendah pada Allah. Selain itu, beliau bukan orang yang rakus pada keduniaan. Agar kaum Romawi tahu bahwa dia berperang bukan untuk merebut kerajaan. Tetapi semata-mata ingin mencari ‘Balasan Allah Ta’ala’ dan ‘Kota Akhirat’. Tenda yang kami dirikan saat itu, cukup jauh dari kaum Romawi.
Setelah melihat kaumnya selesai mendirikan tenda dan barak, Abu Ubaidah perintah agar penyerangan dimulai.”

Di tempat lain, Yazid bin Abi Sufyan dipanggil oleh Khalid, “Hai Yazid! Susullah sahabatmu dengan sejumlah pasukan! Bertempatlah di Pintu Gerbang Kecil (الباب الصغير)! Tempatkan pasukanmu di sana! Jika dengan pasukanmu, kamu tak mampu melawan! Beri tahu aku segera! In syaa Allah saya akan segera datang menolong!.”

Yazid dan arak-arakan pasukan segera pergi meninggalkan tempat, melaksanakan perintah. 

Syuracbil bin Chasanah penulis Wahyu ketika Rasulillah SAW masih hidup, diperintah, “Bertempatlah kamu dan pasukanmu di pintu gerbang Tuma!” Oleh Khalid.

Tuma raja tertinggi di Damaskus, menantu Raja Hiraqla.

Syurachbil dan pasukannya bergegas melaksanakan perintah. Perjalanan mereka membuat debu berterbangan ke angkasa tinggi.

Khalid memanggil dan perintah pada Amer bin Ash, agar pergi bersama pasukannya, ke Pintu Gerbang Farodis.
Barisan pasukan berarak-arak bagai sungai sangat panjang, dipimpin oleh Amer bin Ash.

Oleh Khalid, Qois bin Hubairoh diperintah, “Pergilah bersama pasukanmu menuju pintu gerbang Faroji!.”
Pasukan berkuda Qois berbondong-bondong meninggalkan tempat, melaksanakan perintah. Membuat jantung kaum yang menyaksikan, berdecak kencang.

Khalid membawa dan menempatkan sisa pasukan, menuju Pintu Gerbang Timur. Di sana Khalid memanggil Dhirar bin Al-Azwar RA untuk diserahi 2.000 pasukan berkuda.
Khalid perintah, “Bawalah pasukanmu mengelilingi kota! Jika ada yang mencurigakan atau mata-mata! Beri tahu saya secepatnya!.”

Di dekat pintu gerbang Timur itulah, Khalid terkejut oleh datangnya Abdur Rohman bin Chumaid dari Madinah, menyampaikan surat Abu Bakr RA. Dengan kuda, Abdur Rohman berlari cepat, lalu berbelok mendekati Khalid.

Jauh di ujung sana, sekelompok pasukan Muslimiin dipimpin oleh Rafi’ bin Umairoh, sudah mulai bertempur.

Khalid menerima surat dari Abdur Rohman, lalu membaca. Dia bergembira dan wajahnya berseri-seri, karena dalam surat itu dijelaskan ‘Amer bin Ma’dikarib dan Abi Sufyan’ akan segera datang, membawa bala-bantuan. 
Tak lama kemudian, berita dalam surat itu tersiar di kalangan pasukan Muslimiin.

Walau begitu, Khalid mengirimkan surat itu pada kaum yang berada di dekat tiap pintu gerbang, agar dibaca. Dan agar mereka merasa tenang. 

Malam itu pasukan Muslimiin istirahat sambil berjaga. Hanya Dhirar dan pasukan berkudanya yang berjalan terus mengelilingi kota, untuk menakut-nakuti musuh.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar