“Setelah mengirimkan surat untuk Abu Bakr, Khalid bergegas menuju Damaskus. Saat itu penduduk Damaskus telah mendengar dan saling
memberitakan ‘Para Batriq dan Pahlawan-Pahlawan’ mereka, tewas
di dalam Perang Ajnadin. Pasukan mereka ‘yang tewas’ sangat banyak, menjadi
dibicarakan di mana-mana.
Yang masih hidup, kabur.
Mereka sangat takut, sehingga semua pintu gerbang kota ditutup. Segala alat penghalang pintu gerbang, dipasang. Semua pasukan Damaskus membawa pedang terhunus dan perisai.
Dengan hati berdebar-debar, sebagain mereka naik ke atas dinding
kota, untuk mengibarkan bendera dan mendirikan Salib-Salib.”
Dari jauh, arak-arakan pasukan Khalid tampak semakin dekat. Di
antara mereka, arak-arakan berjumlah 9.000 orang, dipimpin oleh Amer bin Ash.
Barisan pasukan selanjutnya sejumlah 2.000 orang, dipimpin oleh
Yazid bin Abi Sufyan.
Ada lagi arak-arakan 2.000 pasukan yang dipimpin oleh dua tokoh:
Syurachbil bin Chasanah (شرحبيل بن حسنة), dan Amir bin Robi’ah (عامر ابن ربيعة).
Rombongan selanjutnya berjumlah 2.000 orang, dipimpin oleh
Mu’adz bin Jabal.
Ketika menyaksikan pasukan berdatangan banyak sekali, penduduk
Damaskus merasa ‘terancam’. Yang paling ketakutan, kaum wanita, terutama
mereka yang kaya-raya.
Khalid datang membawa pasukan berduyun-duyun, semakin mendekati.
Menempati perkampungan kecil berjarak kurang dari satu mil, dari kota Damaskus.
Khalid mengumpulkan sejumlah tokoh, di antaranya Abu Ubaidah.
Pada Abu Ubaidah, Khalid berkata, “Kau sendiri tahu bahwa mereka
telah mengkhianati kita, ketika di Ajnadin. Dendam mereka terhadap kita sangat
besar. Kau saja yang duluan pergi ke sana, bersama sejumlah pasukan! Tempatkan
pasukanmu di dekat pintu gerbang Jabiyah! Jangan kau pedulikan orang yang
memohon diberi keselamatan! Karena bisa jadi hanya sebagai tipuan! Jauhilah
pintu gerbang! Yang ditugaskan menyerang, sedikit demi sedikit saja! Jangan
takut! Karena mereka menempati beberapa tempat! Jangan berpindah dari tempat!
Dan waspadalah pada kaum kafir!.”
Abu Ubaidah berkata, “Dengan senang hati, perintah ini akan saya
laksanakan dengan serius.”
Abu Ubaidah menggiring pasukannya menuju pintu gerbang kota Jabiyah. Di tempat itu pasukan Khalid ‘pernah berperang’ dengan pasukan Romawi dahsyat sekali. Hingga Bathriq Kalus ketakutan dan lari dengan kudanya.
Mereka mendirikan tenda dan barak dari bahan bulu-binang,
menjauhi pintu gerbang.
Rifa’ah bin Ashim yang ikut dalam peperangan tersebut, sebagai
pasukan berkuda, di bawah komando Abu Ubaidah, pernah ditanya oleh cucunya,
“Kek? Kenapa Abu Ubaidah tidak mempergunakan tenda-tenda bagus, rampasan dari
Romawi, di dalam Perang Ajnadin dan Perang Bushro? Padahal jumlah tenda itu
ribuan?.”
Rifa’ah menjawab, “Hai cucuku sayang. Karena Abu Ubaidah ingin
merendah pada Allah. Selain itu, beliau bukan orang yang rakus pada keduniaan.
Agar kaum Romawi tahu bahwa dia berperang bukan untuk merebut kerajaan. Tetapi
semata-mata ingin mencari ‘Balasan Allah Ta’ala’ dan ‘Kota Akhirat’. Tenda yang
kami dirikan saat itu, cukup jauh dari kaum Romawi.
Setelah melihat kaumnya selesai mendirikan tenda dan
barak, Abu Ubaidah perintah agar penyerangan dimulai.”
Di tempat lain, Yazid bin Abi Sufyan dipanggil oleh Khalid, “Hai Yazid! Susullah sahabatmu dengan sejumlah pasukan! Bertempatlah di Pintu
Gerbang Kecil (الباب الصغير)! Tempatkan pasukanmu di sana! Jika dengan pasukanmu, kamu tak
mampu melawan! Beri tahu aku segera! In syaa Allah saya akan
segera datang menolong!.”
Yazid dan arak-arakan pasukan segera pergi meninggalkan tempat,
melaksanakan perintah.
Syuracbil bin Chasanah penulis Wahyu ketika Rasulillah SAW masih
hidup, diperintah, “Bertempatlah kamu dan pasukanmu di pintu gerbang Tuma!”
Oleh Khalid.
Tuma raja tertinggi di Damaskus, menantu Raja Hiraqla.
Syurachbil dan pasukannya bergegas melaksanakan perintah.
Perjalanan mereka membuat debu berterbangan ke angkasa tinggi.
Khalid memanggil dan perintah pada Amer bin Ash, agar pergi
bersama pasukannya, ke Pintu Gerbang Farodis.
Barisan pasukan berarak-arak bagai sungai sangat panjang,
dipimpin oleh Amer bin Ash.
Oleh Khalid, Qois bin Hubairoh diperintah, “Pergilah bersama
pasukanmu menuju pintu gerbang Faroji!.”
Pasukan berkuda Qois berbondong-bondong meninggalkan tempat,
melaksanakan perintah. Membuat jantung kaum yang menyaksikan, berdecak kencang.
Khalid membawa dan menempatkan sisa pasukan, menuju Pintu
Gerbang Timur. Di sana Khalid memanggil Dhirar bin Al-Azwar RA untuk diserahi
2.000 pasukan berkuda.
Khalid perintah, “Bawalah pasukanmu mengelilingi kota! Jika ada
yang mencurigakan atau mata-mata! Beri tahu saya secepatnya!.”
Dhirar bergerak cepat membawa sejumlah pasukan, mengelilingi kota Damaskus.
Di dekat pintu gerbang Timur itulah, Khalid terkejut oleh
datangnya Abdur Rohman bin Chumaid dari Madinah, menyampaikan surat Abu Bakr
RA. Dengan kuda, Abdur Rohman berlari cepat, lalu berbelok mendekati Khalid.
Jauh di ujung sana, sekelompok pasukan Muslimiin dipimpin oleh Rafi’ bin Umairoh, sudah mulai bertempur.
Khalid menerima surat dari Abdur Rohman, lalu membaca. Dia
bergembira dan wajahnya berseri-seri, karena dalam surat itu dijelaskan ‘Amer bin Ma’dikarib dan Abi Sufyan’ akan segera datang, membawa bala-bantuan.
Tak lama kemudian, berita dalam surat itu tersiar di kalangan
pasukan Muslimiin.
Walau begitu, Khalid mengirimkan surat itu pada kaum yang berada
di dekat tiap pintu gerbang, agar dibaca. Dan agar mereka merasa tenang.
Malam itu pasukan Muslimiin istirahat sambil berjaga. Hanya
Dhirar dan pasukan berkudanya yang berjalan terus mengelilingi kota, untuk
menakut-nakuti musuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar