Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2015/02/08

PS 48: Pembebasan Syam






Hari telah berubah mengikuti tulisan qodar. Kerajaan terbesar sejagad itu kini mulai runtuh, walau belum sepenuhnya. Raja Hiraqla lah orang Romawi Timur yang menyadari pertama kali ‘tentang hal itu’. Sejak bulan Muharram tahun 7 Hijriah, dia telah menyadari bahwa, kekuasaannya akan segera berakhir. Yang akan berkuasa di dunia selanjutnya adalah umat Muhammad SAW.

Ketika melaksanakan nadzarnya, melakukan haji masyian (jalan kaki) dari Homsh menuju Iliya’ atau Masjidil-Aqsho, Hiraqla kelihatan sangat sedih. Padahal bangsa Romawi saat itu, sedang berbahagia karena berhasil menaklukkan pasukan Persia yang dahsyat.

Sejumlah bathriq pengawal bertanya, “Kenapa tuan kelihatan masyghul?.”[1]
Hiraqla menjawab, “Saya telah bermimpi melihat orang berkhitan ‘muncul’.”
Para batrik tidak paham dengan maksud jawabannya.
Maksud Hiraqla, “Nabi Muhammad SAW yang khitan sejak di dalam perut ibunya, sudah muncul ke permukaan. Artinya telah mulai berjaya.”
Ketika bertanya panjang lebar mengenai Nabi Muhammad SAW, pada Abu Sufyan, hati Hiraqla semakin yakin bahwa nabi terakhir itu, sudah mulai berjaya. Sehingga dia berkata, “Kalau jawabanmu padaku tadi benar. Berarti tak lama lagi dia akan menguasai wilayah yang saya injak ini.”
Bahkan saat itu Hiraqla mengajak hadirin yang berada dalam istananya di Homs, untuk berbai’at pada Nabi Muhammad SAW. Namun dia justru diancam akan dibunuh oleh tokoh-tokoh kerajan. Dan kini yang bersusah tidak hanya Raja Hiraqla, tetapi hampir seluruh rakyat Romawi Timur. Di sana kebanyakan orang menangis atau besedih, atau sakit. Karena musibah yang menimpa mereka terlalu banyak: 50.000 tentara tewas meninggalkan anak-istri dan keluarga. Langit seakan gelap gulita, atau hampir seperti akan kiamat.


Di hari indah itu, burung-burung bahkan angin pun, bertasbih pada Allah, karena bersyukur. Hanya yang ucapan tasbih mereka bisa dipahami, kaum Muslimiin. Banyak juga Muslimiin yang menyampaikan rasa syukur dengan melakukan sholat atau membaca Al-Qur’an. Amer bin Ma’dikariba RA termasuk di antara ribuan Muslimiin yang berbahagia. Dia memimpin sejumlah orang banyak dari Yaman, untuk dipersiapkan menuju Syam, untuk membantu Muslimiin.

Tak lama kemudian, datang Malik bin Asytar RA membawa keluarga besarnya, menuju rumah kediaman Imam Ali RA. Yaitu tokoh yang telah berkali-kali mengikuti acara penting kaum Muslimiin, pada pada zaman Rasulillah SAW. Dia juga telah bersiap akan bergabung pada kaum Muslimiin di Syam.  
   
Di hari yang indah itu, telah berkumpul sekitar 9.000 Muslimiin di Madinah. Ketika semua Jamaah dari jauh telah hadir, Abu Bakr menulis surat untuk Khalid:

بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abi Bakr Khalifah Rasulillah SAW, untuk Khalid bin Al-Walid dan kaum Muslimiin yang menyertai. Ammaa ba’d:
Sungguh saya memuji pada Allah, satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Saya juga mendoakan sholawat pada Nabi-Nya, Muhammad SAW
Selanjutnya saya berpesan agar kalian bertaqwa pada Allah di waktu rahasia maupun saat disaksikan. 
Sungguh saya berbahagia karena mendapat berita Muslimiin diberi  pertolongan besar oleh Allah. Bisa menaklukkan kaum Kafir.
Saya berpesan ‘pergilah ke Damaskus! Untuk berjuang! Hingga Allah memberi kau Kemenangan! Jika telah menyelesaikan tugas! Segeralah berangkat menuju Homs dan Anthokiah!."
والسلام عليك وعلى من معك من المسلمين ورحمة الله وبركاته

NB: Sejumlah pejuang dari Yaman dan Makkah telah berangkat, untuk membantu kau. Dari mereka yang bisa kau angkat sebagai pimpinan, Ibnu Madikarib dan Malik bin Asytar. Datangilah kota besar Anthokiah! Karena di sanalah tempat tinggal Raja Hiraqla! Perangilah dia! Namun jika minta damai! Kabulkanlah! Jika membangkang perangilah! Jangan terjebak! Ajal kematianku telah dekat, ‘semua jiwa pasti akan merasakan kematian’!."

Surat dicap dan dilipat. Kepada Abdur Rohman bin Chumaid RA, surat diserahkan, “Kamulah yang diutus oleh Khalid dari Syam. Kau pula yang membawa surat jawaban untuk dia!.”



Abdur Rohman menerima surat, lalu bergegas berangkat, bersama rombongan Muslimiin, menuju Damaskus.



In syaa Allah bersambung.




Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia


[1] Masyghul bahasa Arab yang diindonesiakan. Artinya direpotkan, maksudnya dilanda susah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar