Hari telah berubah mengikuti tulisan qodar. Kerajaan
terbesar sejagad itu kini mulai runtuh, walau belum sepenuhnya. Raja Hiraqla lah
orang Romawi Timur yang menyadari pertama kali
‘tentang hal itu’. Sejak bulan Muharram tahun 7 Hijriah, dia telah menyadari
bahwa, kekuasaannya akan
segera berakhir. Yang akan berkuasa di dunia selanjutnya adalah umat
Muhammad SAW.
Ketika melaksanakan nadzarnya, melakukan haji masyian (jalan kaki) dari Homsh menuju Iliya’ atau Masjidil-Aqsho, Hiraqla kelihatan sangat sedih. Padahal bangsa Romawi saat itu, sedang berbahagia karena berhasil menaklukkan pasukan Persia yang dahsyat.
Hiraqla
menjawab, “Saya telah
bermimpi melihat orang berkhitan ‘muncul’.”
Para batrik tidak paham dengan maksud jawabannya.
Maksud Hiraqla, “Nabi Muhammad SAW yang khitan sejak di dalam perut ibunya, sudah muncul ke permukaan. Artinya telah mulai berjaya.”
Maksud Hiraqla, “Nabi Muhammad SAW yang khitan sejak di dalam perut ibunya, sudah muncul ke permukaan. Artinya telah mulai berjaya.”
Ketika bertanya panjang lebar mengenai Nabi Muhammad SAW, pada Abu
Sufyan, hati Hiraqla semakin yakin bahwa nabi terakhir itu, sudah
mulai berjaya. Sehingga dia berkata, “Kalau jawabanmu padaku tadi benar.
Berarti tak lama lagi dia akan menguasai wilayah yang saya injak ini.”
Bahkan saat itu Hiraqla mengajak hadirin yang berada dalam
istananya di Homs, untuk berbai’at pada Nabi Muhammad SAW. Namun dia justru
diancam akan dibunuh oleh tokoh-tokoh kerajan. Dan kini yang bersusah tidak
hanya Raja Hiraqla, tetapi hampir seluruh rakyat Romawi Timur. Di sana
kebanyakan orang menangis atau besedih, atau sakit. Karena musibah yang menimpa
mereka terlalu banyak: 50.000 tentara tewas meninggalkan anak-istri dan
keluarga. Langit seakan gelap gulita, atau hampir seperti akan kiamat.
Di hari indah itu, burung-burung bahkan angin pun, bertasbih
pada Allah, karena bersyukur. Hanya yang ucapan tasbih mereka bisa dipahami,
kaum Muslimiin. Banyak juga Muslimiin yang menyampaikan rasa syukur dengan
melakukan sholat atau membaca Al-Qur’an. Amer
bin Ma’dikariba RA termasuk
di antara ribuan Muslimiin yang berbahagia. Dia memimpin sejumlah orang banyak
dari Yaman, untuk dipersiapkan menuju Syam, untuk membantu Muslimiin.
Tak lama kemudian, datang Malik
bin Asytar RA membawa
keluarga besarnya, menuju rumah kediaman Imam
Ali RA. Yaitu tokoh yang telah berkali-kali mengikuti acara penting kaum
Muslimiin, pada pada zaman Rasulillah
SAW. Dia juga telah bersiap akan bergabung pada kaum Muslimiin di
Syam.
Di hari yang indah itu, telah berkumpul sekitar 9.000 Muslimiin
di Madinah. Ketika semua Jamaah dari jauh telah hadir, Abu
Bakr menulis surat untuk Khalid:
بسم الله الرحمن الرحيم
Dari
Abi Bakr Khalifah Rasulillah
SAW, untuk Khalid
bin Al-Walid dan kaum
Muslimiin yang menyertai. Ammaa ba’d:
Sungguh saya memuji pada Allah, satu-satunya Tuhan yang
harus disembah. Saya juga mendoakan sholawat pada Nabi-Nya, Muhammad
SAW.
Selanjutnya saya berpesan agar kalian bertaqwa pada Allah
di waktu rahasia maupun saat disaksikan.
Sungguh saya berbahagia karena mendapat berita Muslimiin
diberi pertolongan besar oleh Allah. Bisa menaklukkan kaum
Kafir.
Saya berpesan ‘pergilah ke Damaskus! Untuk berjuang! Hingga
Allah memberi kau Kemenangan! Jika telah menyelesaikan tugas! Segeralah
berangkat menuju Homs dan Anthokiah!."
والسلام عليك وعلى من معك من
المسلمين ورحمة الله وبركاته
NB: Sejumlah pejuang dari Yaman dan Makkah telah berangkat,
untuk membantu kau. Dari mereka yang bisa kau angkat sebagai pimpinan, Ibnu
Madikarib dan Malik bin Asytar. Datangilah kota besar Anthokiah! Karena di
sanalah tempat tinggal Raja Hiraqla! Perangilah dia! Namun jika minta damai!
Kabulkanlah! Jika membangkang perangilah! Jangan terjebak! Ajal kematianku telah dekat,
‘semua jiwa pasti akan merasakan kematian’!."
Surat dicap dan dilipat. Kepada Abdur Rohman bin Chumaid RA,
surat diserahkan, “Kamulah yang diutus
oleh Khalid dari Syam. Kau pula yang membawa surat jawaban untuk dia!.”
Abdur Rohman menerima surat, lalu bergegas berangkat, bersama
rombongan Muslimiin, menuju Damaskus.
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
[1] Masyghul
bahasa Arab yang diindonesiakan. Artinya direpotkan, maksudnya dilanda susah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar