Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2015/02/03

PS 39: Pembebasan Syam






Tidak berlebihan jika dikatakan, “Khalid Panglima Perang Terberani Sejagad.” Karena kerajaan terbesar sejagad saat itu Kerajaan Romawi Timur yang dirajai oleh Hiraqla. Hiraqla bersumpah ‘jika mampu menaklukkan’ pasukan KhalidWardan akan dijadikan raja penggantinya.

Menurunkan 90.000 pasukan ini, menunjukkan bahwa Hiraqla grogi menghadapi kekuatan Khalid. Dan Khalid berani melawan, menunjukkan keberaniannya maksimal. Sabda nabi, “Saifun min suyuufillah” Yang artinya dia termasuk di antara Pedang-Pedang Allah, sebetulnya Firman Allah yang disampaikan melalui lisan Rasulillah SAW. Dengan kata lain: Sabda tersebut adalah Nubuwah. Artinya: ramalan yang menunjukkan peramalnya seorang nabi yang mendapatkan ‘Wahyu’ dari Allah.

Sebetulnya kemunculan Khalid sebagai Pedang Allah, telah diramalkan pula oleh nabi sebelum Muhammad SAW. Buktinya ketika Khalid dan pasukannya memasuki kota Arakah, ada orang bijak dari Romawi Timur yang sangat ketakutan. Setelah rakyat awam bertanya, dia menjawab, “Saya pernah membaca kitab Malchamah, (peperangan akbar perusak agama). Di sana diterangkan bahwa, jika ada seorang ‘panglima perang’ berwajah bopeng, berdada lebar, berjenggot lebat, berperisai yang ditulisi Manshuroh, benderanya berwarna anu. Berarti agama kita yang sudah tidak murni ini akan hancur oleh mereka.”

Tak lama setelah itu, Khalid mengajak penduduk tersebut agar masuk Islam. Karena mereka menolak, maka Khalid melancarkan serangan yang sangat ganas hingga mereka kalang-kabut dan takluk. Sejak itulah mereka menyadari bahwa Islam benar-benar agama ‘Isa yang sesungguhnya, yang diteruskan Nabi Muhammad SAW yang harus diikuti manusia.



Tahlil Takbir dan Sholawat

Dalam suasana menegangkan itu, Khalid berkhotbah, “Hai putri-putri Amaliqoh sebagai generasi Tababi’ah! Perjuangan kalian telah membuat Allah dan Muslimiin ridho! Kalian telah mengguratkan sejarah indah dalam perjuangan! Kini pintu-pintu surga telah terbuka untuk kalian! Pintu-pintu nereka telah ditutup untuk kalian! Selanjutnya dibukakan untuk musuh-musuh kalian! Ketahuilah bahwa saya akan mendampingi kalian! Jika saya nanti menyerang mereka! Tugas kalian hanya membela diri! Jika ada seorang Islam berlari! Pukullah dengan tongkat lalu tunjukkan anaknya padanya! Katakan padanya ‘kenapa kau nggak mau membela keluarga, harta, anak dan para wanita?!’. Begitulah cara agar kalian diridhoi oleh Allah Ta’ala.” Untuk para wanita Muslimah.


Ucapan Afro’ bintu Ghoffar, “Ya Pemimpin! Demi Allah yang membuat kami berbahagia, justru jika bisa mati berperang di depan kau! Kami benar-benar akan memukul wajah musuh, meskipun kami harus mati! Demi Allah kami takkan gentar ‘menghadapi’ semua pasukan Romawi” Menarik perhatian pasukan.
Khalid mensyukuri kesedian Muslimaat untuk berjihad: “Jazaakunna Allaahu khairon” Artinya: semoga Allah membalas kebaikan pada kalian.

Khalid kembali mengecek barisan pasukan Muslimiin. Dia berlari dengan gagah-berani, dengan kuda, untuk memompa ‘semangat juang’ mereka.
Kali ini Khalid berkhotbah dengan nada tinggi, “Hai Muslimiin semuanya! Tolonglah Allah! Niscaya Allah menolong kalian! Berperanglah di Jalan Allah! Mencarilah pahala di Jalan Allah! jangan menyerang sebelum saya perintah! Jika kalian meluncurkan anak panah agar serempak! Karena anak panah yang banyak seperti hujan, akan mengenai sasaran! Ishbiruu wa shoobiruu wa roobithuu wattaqullooha la’allakum turchamuun! Ketahuilah bahwa kalian takkan lagi! Menjumpai pasukan yang sebanyak ini! Di sinilah para pasukan pilihan! Dan pejabat tinggi mereka berkumpul! Siapkan pedang, busur dan anak panah!.”

Khalid maju menuju barisan pasukan Muslimiin bagian tengah (qolb ). Dia menemui sejumlah tokoh: Amer bin Al-Ash, Abdullah bin Umar, Qois bin Hubairah, Rafi’ bin Umairah, Dzu Kala’ Al-Chimyari, Robi’ah bin Amir, dan yang sekelas mereka.


Wardan menyaksikan pasukan Muslimiin merayap mendekat, menggunakan siku dan lutut. Dan perintah agar pasukannya merayap mendekati Muslimiin. 
Jika dipandang dari jauh, yang tampak hanya pasukan Wardan.

Dua kubu telah saling mendekat. Tak lama kemudian mereka saling meluncurkan anak panah. Bahkan lalu saling mendekat, bangkit, dan bertempur sengit. Salib dan bendera berjumlah sangat banyak, dibawa oleh pasukan Romawi bagian depan. 
Muslimiin bertahlil, bertakbir dan membaca sholawat untuk nabi SAW. Peperangan berkobar bagai api yang tak terpadamkan. 
Dentingan pedang; benturan perisai; teriakan; gertakan; umpatan; dan celotehan mereka, membisingkan, mengusir sepi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar