Di Damaskus, ada orang sangat terkenal, bernama Paulus (بولص). Sungguh di kalangan kaum Nashrani, nama dia sangat terkenal. Tidak hanya orang awam yang mengagumi Paulus, Raja Hiraqla pun sangat mengagumi dia. Jika datang menghadap Hiraqla, dia diberi jamuan istimewa. Orang sangat kuat ini tergolong prajurit ahli berkuda. Yang membuat namanya menanjak keatas karena dia pernah menembus batang pohon yang besar dan keras, dengan anak panahnya. Karena lengan dia sangat kuat.
Dia menulis pada batang pohon itu, “Semua yang merasa dirinya jagoan! Silahkan menembuskan anak panah di sisi anak panahku yang tertancap ini!.”
Dia belum keluar untuk bergabung pada pasukan Nashrani lainnya. Padahal kaum Muslimiin telah membuat kaumnya ketakutan.
Pada orang-orang, Paulus berkata, “Yang menimpa kalian berupa serangan kaum Arab, adalah tulisan qodar.”
“Kalau kau ingin hidup terhormat di sisi raja,
di sisi Al-Masih, di kalangan pemeluk agama Nashrani, segeralah bergerak
memerangi kaum Arab! Gerakkan semua orang yang masih belum andil dalam
perjuangan ‘memerangi
kaum Arab!’
Kaulah pimpinan yang kami andalkan. Jika kau yakin kami mampu melawan mereka,
kami akan memerangi mereka,” kata beberapa orang pada Paulus, mewakili
orang-orang pada umumnya.
Paulus menjawab, “Terus terang, adanya saya belum mau
keluar untuk membantu kalian, karena kegigihan kalian dalam berjuang kecil. Itulah yang
membuat saya tidak mau bergabung pada kalian. Selain itu, apa untungnya saya
ikut-ikutan memerangi kaum Arab?.”
Beberapa
orang bersumpah, “Demi kebenaran
Al-Masih dan Injil, jika kau mau memimpin, kami takkan berlari
dalam menghadapi mereka. Kami bersumpah jika di antara kami ada yang lari
meninggalkan kau, potonglah lehernya! Saat itu di antara kami takkan protes
mengenai hukumanmu."
Ketika yakin bahwa kaumnya benar-benar memohon ‘dipimpin
berperang’
melawan kaum Arab, Paulus segera
masuk rumah untuk mengenakan pakaian perang.
Istri Paulus gugup dan bertanya, “Kau mau kemana?.”
Paulus menjawab, “Akan memerangi kaum Arab. Kaum
Damaskus telah memohon agar saya memimpin perang mereka.”
Istri Paulus ketakutan dan berkata, “Jangan! Tingallah
di rumah saja! Jangan melakukan yang tidak berfaidah! Terus terang saya telah
bermimpi mengenai kau.”
Paulus terkejut dan bertanya, “Bagaimana mimpimu
tentang diriku?.”
Istri menjawab, “Dalam mimpi itu, saya melihat kau menggenggam busur untuk memanah kawanan burung. Ada beberapa burung yang jatuh. Namun tiba-tiba burung itu bisa terbang lagi. Tiba-tiba ada angin badai yang menyambar dan melumpuhkan kau dan kaummu. Badai menyerang pimpinan para pasukan, hingga kalian kabur berlarian. Pasukan yang disapu oleh ‘angin badai’ itu, berguguran. Setelah bangun, saya ketakutan dan menangisi nasibmu.”
Paulus bertanya, “Betulkah di dalam mimpimu, saya yang sangat kuat ini gugur?!.”
Istri menjawab, “Dalam mimpi itu, saya melihat kau menggenggam busur untuk memanah kawanan burung. Ada beberapa burung yang jatuh. Namun tiba-tiba burung itu bisa terbang lagi. Tiba-tiba ada angin badai yang menyambar dan melumpuhkan kau dan kaummu. Badai menyerang pimpinan para pasukan, hingga kalian kabur berlarian. Pasukan yang disapu oleh ‘angin badai’ itu, berguguran. Setelah bangun, saya ketakutan dan menangisi nasibmu.”
Paulus bertanya, “Betulkah di dalam mimpimu, saya yang sangat kuat ini gugur?!.”
Istri menjawab dengan yakin, “Betul! Yang membunuh kau,
lelaki sangat hebat.”
“Plak,” tangan Paulus menampar pipi istrinya.
Wajah Paulus juga memerah karena emosi. Bibirnya
melontarkan kalimat, “Al-Masih takkan memberkati kau! Sebetulnya kau ini hanya
ketakutan pada kaum Arab! Ketakutan yang berlebihan itulah yang menghadirkan
mimpi jelek dalam tidurmu! Ketahuilah bahwa panglima perang mereka akan saya
jadikan pelayanmu! Pendamping-pendampingnya akan saya suruh menggembala kambing
dan mengurusi babi!.”
Istrinya berkata, “Silahkan kalau memang itu maumu,
yang penting saya sudah nasehat.”
Istri yang menangis sambil berceloteh, ditinggalkan
pergi oleh Paulus.
Tidak digubris.
Paulus menaiki kuda untuk bergabung dengan
kaumnya.
Barisan yang panjang sekali itu terdiri dari 6.000 pasukan berkuda dan 10.000 pasukan berjalan kaki. Mereka penduduk Najdah dan Chamiyah. Bertujuan memerangi kaum Muslimiin.
Barisan yang panjang sekali itu terdiri dari 6.000 pasukan berkuda dan 10.000 pasukan berjalan kaki. Mereka penduduk Najdah dan Chamiyah. Bertujuan memerangi kaum Muslimiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar