Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2013/12/25

Imam Hanafi Mengaji




Hampir semua orang tahu Imam Hanafi yang nama sebenarnya, Nukman. Dia pernah datang pada Jafar bin Muhammad; cucu nabi SAW, bersama Amer bin Jumaik dan seorang tabik sohor, bernama Ibnu Abi Laila, untuk berguru. Dia juga pernah berguru pada cucu nabi SAW tersebut, bersama Abdullah bin Syubrumah yang namanya juga masyhur.
Inilah riwayatnya:
Abdullah bin Syubrumah bersama Abu Hanifah (Imam Hanafi) dan Ibnu Abi Laila, masuk kerumah Jafar bin Muhammad.
Ibnu Abi Laila ditanya, “Siapa yang bersama kau ini?” oleh Jafar.
Ibnu Abi Laila menjawab, “Dia orang pandai bahkan jenius dalam urusan agama.”
Jafar berkata, “Barangkali dia sering mengkiaskan agama dengan rokyu (pandangan)nya?.”
Dia menjawab, “Betul.”
Jafar bertanya, “Siapa namamu?” pada Abu Hanifah.
Abu Hanifah menjawab, “Nukman.”
Jafar bertanya, “Apa kau akan mempergunakan rokyu (pandangan) lagi setelah ini?.”
Dia menjawab, “Bagaimana mungkin saya mempergunakan rokyu (pandangan) saya?.”
Jafar berkata, “Saya berpandangan rokyu (pandangan)mu baik. Tahukah kau kenapa:
·        Rasa cairan dari dua mata ‘asin?’
·        Cairan dari dua telinga ‘pait?’
·        Cairan dari lobang hidung ‘panas?’
·        Ludah dari celah dua bibir ‘segar?’.”
Dia menjawab, “Saya tidak tahu.”
Jafar berkata, “Ternyata rokyu (pandangan)mu tidak sampai di situ? Tahukah kau ‘kalimat awal’ yang menjadikan kafir, ‘akhir kalimat’ yang menjadikan iman?’.”
Ibnu Abi Laila menyela, “Ya cucu Rasulillah! Jelaskan jawaban pertanyaan ini pada kami.”
Jafar menjawab, “Ayah saya menyampaikan ajaran kakek saya;
Rasulllah SAW benar-benar pernah bersabda ‘sungguh karena anugrah dan keutamaanNya, Allah telah membuat rasa cairan mata Anak Adam, asin. Karena mata adalah lemak. Kalau cairan mata tidak dibuat asin, niscaya mata mencair. Dan sungguh karena anugrah, keutamaan dan RahmatNya, Allah telah menjadikan rasa cairan dari telinga Anak Adam, pait; sebagai penghalang binatang yang akan masuk menuju otak. Jika merasakan pait, maka binatang akan keluar lagi. Dan sungguh karena anugrah, keutamaan dan RahmatNya, Allah telah membuat cairan di dalam hidung, panas; untuk melawan udara masuk yang bisa mengakibatkan otak membusuk. Kalau tidak dibuat demikian, niscaya otak membusuk. Dan sungguh karena anugrah, kefadholan dan RahmatNya Taala, Allah telah membuat rasa air liur dalam dua bibir Anak Adam, tawar; agar bisa digunakan merasakan rasa segala sesuatu. Air liur juga berguna memperindah suara yang dilontarkan dari mulut.”

Jafar perintah, “Beri tahu saya! Apa kalimat awal yang membuat kafir? Kalimat akhir yang membuat iman? Ketika seorang hamba berkata ‘laa Ilaaha illaa’ berarti kafir. Namun jika dia meneruskan dengan lafal ‘Allah’ berarti beriman.”
Abu Hanifah didekati oleh Jafar, dan diberi tahu, “Hai Nukman! Ayah saya menyampaikan ajaran kakek; Sungguh Rasulullah SAW telah bersabda ‘awal makhluq yang mengkias urusan agama, Iblis’. Allah perintah ‘sujud pada Adam!’. Dia menjawab ‘saya lebih baik daripada dia. Kau mencipta saya dari api; sedangkan dia Kau cipta dari tanah’. [QS Al-A’raf 12].
Barangsiapa mengkias agama dengan rokyu (pandangan), maka di hari Kiamat nanti, Allah akan menggandengkan dia dengan Iblis. Karena dia telah menirukan Iblis di dalam mengkiaskan agama.”
Jafar bertanya, “Membunuh orang atau berzina? Yang dosanya lebih besar?.”
Abu Hanifah menjawab, “Membunuh orang.”
Jafar menjelaskan, “Allah menerima saksi pembunuhan, cukup dua orang saksi. Sedangkan persaksian berzina tidak diterima, kecuali berjumlah empat orang.”
Jafar bertanya, “Besar shalat atau puasa?.”
Abu Hanifah menjawab, “Shalat.”
Jafar menjelaskan, “Kenapa wanita haidh harus menyaur puasa? Namun tidak perlu menyaur shalat? Kasihan kau ini jika masih mempertahankan rokyu (pandangan)! Takutlah Allah! Dan agama jangan dikias (dilogika) dengan rokyu (pandangan)mu!.” [1]

Hadits ini mengandung hikmah bahwa yang dijadikan rujukan utama adalah Al-Qur’an dan Assunnah. Setelah itu baru kias. Jangan langsung mengkias seperti Iblis.


[1] حلية الأولياء وطبقات الأصفياء (3/ 196)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَنْبَسَةَ، ثَنَا عَمْرُو بْنُ جُمَيْعٍ قَالَ: " دَخَلْتُ عَلَى جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ أَنَا وَابْنُ أَبِي لَيْلَى، وَأَبُو حَنِيفَةَ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ حُبَيْشٍ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ زَنْجُوَيْهِ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْقُرَشِيُّ بِمِصْرَ , ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ شُبْرُمَةَ قَالَ: " دَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو حَنِيفَةَ عَلَى جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ قَالَ لِابْنِ أَبِي لَيْلَى: مَنْ هَذَا مَعَكَ؟ قَالَ: [ص:197] هَذَا رَجُلٌ لَهُ بَصَرٌ وَنَفَاذٌ فِي أَمْرِ الدِّينِ، قَالَ: لَعَلَّهُ يَقِيسُ أَمْرَ الدِّينِ بِرَأْيِهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَقَالَ جَعْفَرٌ لِأَبِي حَنِيفَةَ: مَا اسْمُكَ؟ قَالَ: نُعْمَانُ قَالَ: يَا نُعْمَانُ هَلْ قِسْتَ رَأْسَكَ بَعْدُ؟ قَالَ: كَيْفَ أَقِيسُ رَأْسِي؟ قَالَ: مَا أُرَاكَ تُحْسِنُ شَيْئًا، هَلْ عَلِمْتَ مَا الْمُلُوحَةُ فِي الْعَيْنَيْنِ، وَالْمَرَارَةُ فِي الْأُذُنَيْنِ، وَالْحَرَارَةُ فِي الْمِنْخَرَيْنِ، وَالْعُذُوبَةُ فِي الشَّفَتَيْنِ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: مَا أُرَاكَ تُحْسِنُ شَيْئًا، قَالَ: فَهَلْ عَلِمْتَ كَلِمَةً أَوَّلُهَا كُفْرٌ وَآخِرُهَا إِيمَانٌ؟ فَقَالَ ابْنُ أَبِي لَيْلَى: يَا ابْنَ رَسُولِ اللهِ أَخْبِرْنَا بِهَذِهِ الْأَشْيَاءِ الَّتِي سَأَلْتَهُ عَنْهَا، فَقَالَ: أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللهَ تَعَالَى بِمَنِّهِ وَفَضْلِهِ جَعَلَ لِابْنِ آدَمَ الْمُلُوحَةَ فِي الْعَيْنَيْنِ؛ لِأَنَّهُمَا شَحْمَتَانِ وَلَوْلَا ذَلِكَ لَذَابَتَا، وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى بِمَنِّهِ وَفَضْلِهِ وَرَحْمَتِهِ عَلَى ابْنِ آدَمَ جَعَلَ الْمَرَارَةَ فِي الْأُذُنَيْنِ حِجَابًا مِنَ الدَّوَابِّ، فَإِنْ دَخَلَتِ الرَّأْسَ دَابَّةٌ وَالْتَمَسَتْ إِلَى الدِّمَاغِ فَإِذَا ذَاقَتِ الْمَرَارَةَ الْتَمَسَتِ الْخُرُوجَ، وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى بِمَنِّهِ وَفَضْلِهِ وَرَحْمَتِهِ عَلَى ابْنِ آدَمَ جَعَلَ الْحَرَارَةَ فِي الْمِنْخَرَيْنِ يَسْتَنْشِقُ بِهِمَا الرِّيحَ، وَلَوْلَا ذَلِكَ لَأَنْتَنَ الدِّمَاغُ، وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى بِمَنِّهِ وَكَرَمِهِ وَرَحْمَتِهِ لِابْنِ آدَمَ جَعَلَ الْعُذُوبَةَ فِي الشَّفَتَيْنِ يَجِدُ بِهِمَا اسْتِطْعَامَ كُلِّ شَيْءٍ وَيَسْمَعُ النَّاسُ بِهَا حَلَاوَةَ مَنْطِقِهِ» ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْكَلِمَةِ الَّتِي أَوَّلُهَا كُفْرٌ وَآخِرُهَا إِيمَانٌ، فَقَالَ: إِذَا قَالَ الْعَبْدُ لَا إِلَهَ فَقَدْ كَفَرَ، فَإِذَا قَالَ: إِلَّا اللهُ فَهُوَ إِيمَانٌ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى أَبِي حَنِيفَةَ فَقَالَ: يَا نُعْمَانُ حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ جَدِّي، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " أَوَّلُ مَنْ قَاسَ أَمْرَ الدِّينِ بِرَأْيِهِ إِبْلِيسُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى لَهُ: اسْجُدْ لِآدَمَ، فَقَالَ {أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ} [الأعراف: 12] فَمَنْ قَاسَ الدِّينَ بِرَأْيِهِ قَرَنَهُ اللهُ تَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِإِبْلِيسَ؛ لِأَنَّهُ اتَّبَعَهُ بِالْقِيَاسِ "، زَادَ ابْنُ شُبْرُمَةَ فِي حَدِيثِهِ: ثُمَّ قَالَ جَعْفَرٌ: أَيُّهُمَا أَعْظَمُ: قَتْلُ النَّفْسِ أَوِ الزِّنَا؟ قَالَ: قَتْلُ النَّفْسِ، قَالَ: فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَبِلَ فِي قَتْلِ النَّفْسِ شَاهِدَيْنِ، وَلَمْ يَقْبَلْ فِي الزِّنَا إِلَّا أَرْبَعَةً، ثُمَّ قَالَ: أَيُّهُمَا أَعْظَمُ: الصَّلَاةُ أَمِ الصَّوْمُ؟ قَالَ: الصَّلَاةُ، قَالَ: فَمَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِي الصَّوْمَ، وَلَا تَقْضِي الصَّلَاةَ، فَكَيْفَ؟ وَيْحَكَ يَقُومُ لَكَ قِيَاسُكَ ‍ اتَّقِ اللهَ وَلَا تَقِسِ الدِّينَ بِرَأْيِكَ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar