Abbas RA berkata, “Saya tidak mendebat Abu Jahl, kecuali sebentar. Ketika senja telah datang, sejumlah wanita keluarga besar Abdul-Muthalib berdatangan. Mereka berkata ‘kenapa kau membiarkan lelaki fasiq lagi jahat, mencaci-maki pria kalian? Bahkan wanita kalian juga dicaci-maki? Kau tidak melawan?’.
Saya menjawab ‘memang! Tapi demi
Allah saya akan datang padanya! Kalau dia berani mencaci-maki lagi! Akan saya
lawan untuk membela kalian!’.”
Di hari ketiga dari mimpi Atikah,
Abbas pagi-pagian mencari Abu Jahl, dengan marah. Ternyata yang dicari di dalam
Masjidil-Haram. Dia mendatangi Abu Jahl dengan membusungkan dada, dengan tekat;
jika dicaci-maki lagi, akan melawan.
Abu Jahl bergerak cepat untuk keluar
dari pintu Masjid.
Abbas berkata, “Ada apa dia? Apa karena takut akan saya
caci-maki? Ternyata keluar karena dia mendengar suara yang tidak saya dengar."
Di
tengah jurang, di atas untanya yang telah dipotong moncongnya, Dhamdham
berteriak. Joknya dibalik dan busananya dirobek. Dia berteriak 'hai Bangsa
Quraisy! Pukulan berat! Harta kekayaan kalian yang dibawa oleh kafilah Abu
Sufyan, dihadang oleh Muhammad dan para sahabatnya! Saya tidak tahu apakah
kalian bisa menyelamatkan apa tidak?! Tolong! Tolong!'.”
Peristiwa tersebut membuat Abaas RA
dan Abu Jahl, lupa pada perselisihan mereka berdua.
Dalam waktu cepat orang-orang telah
siap melakukan perjalanan ke Badar. Semua tokoh masyarakat telah berkumpul,
kecuali Abu Lahab. Dia mewakilkan tugasnya pada Al-Ash bin Hisyam bin
Al-Mughirah. Tokoh selain dia yang bersikeras tidak akan ikut, Umayah bin Khalaf Al-Jumahi, karena telah tua, dan kesulitan bergerak, karena gemuk.
Dengan marah, Uqbah bin Abi Muaith
datang membawa perapian dan wadah parfum Bakhur. Dan berkata pada Umayah, “Hai
Ayah Ali! Bawalah perapian ini! Karena kau tidak jantan! Kau perempuan! Tidak
berani berperang!.”
Umayah menjawab, “Semoga kau
dipermalukan oleh Allah! Semoga Allah mempermalukan kau karena perbuatanmu!.”
Dengan cemberut, dia berkemas-kemas untuk ikut rombongan kaumnya.
Dengan cemberut, dia berkemas-kemas untuk ikut rombongan kaumnya.
Ternyata Utbah bin Rabiah juga
bertekat akan tinggal di rumah. Dia dimarahi oleh saudaranya bernama Syaibah,
“Kalau tidak ikut! Pasti kita dicaci-maki oleh mereka! Ayo ikut!.”
Utbah berkemas-kemas untuk ikut. [1]
In syaa Allah bersambung ke Cerita paling menarik. In syaa Allah.
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
قَالَ الْعَبَّاسُ: فَمَا كَانَ مِنِّي إِلَيْهِ
إِلَّا أَنِّي جَحَدْتُ ذَلِكَ وَأَنْكَرْتُهُ، فَلَمَّا أَمْسَيْتُ أَتَانِي
نِسَاءُ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَقُلْنَ لِي: أَقْرَرْتُمْ لِهَذَا الْفَاسِقِ
الْخَبِيثِ أَنْ يَقَعَ فِي رِجَالِكُمْ، وَقَدْ تَنَاوَلَ نِسَاءَكُمْ وَلَمْ
تُنْكِرْ عَلَيْهِ ذَلِكَ! قَالَ: قُلْتُ: وَاللَّهِ كَانَ ذَلِكَ،
وَلَأَتَعَرَّضَنَّ لَهُ، فَإِنْ عَادَ كَفَيْتُكُمُوهُ. قَالَ: فَغَدَوْتُ
الْيَوْمَ الثَّالِثَ مِنْ رُؤْيَا عَاتِكَةَ وَأَنَا مُغْضَبٌ أُحِبُّ أَنْ
أُدْرِكَهُ، فَرَأَيْتُهُ فِي الْمَسْجِدِ، فَمَشَيْتُ نَحْوَهُ أَتَعَرَّضُ لَهُ
لِيَعُودَ فَأُوقِعَ بِهِ، فَخَرَجَ نَحْوَ بَابِ الْمَسْجِدِ يَشْتَدُّ، قَالَ:
قُلْتُ: مَا بَالُهُ قَاتَلَهُ اللَّهُ! أَكُلَّ هَذَا فَرَقًا مِنْ أَنْ
أُشَاتِمَهُ! وَإِذَا هُوَ قَدْ سَمِعَ مَا لَمْ أَسْمَعْ، صَوْتَ ضَمْضَمِ بْنِ
عَمْرٍو وَهُوَ يَصْرُخُ بِبَطْنِ الْوَادِي، وَاقِفًا عَلَى بَعِيرِهِ قَدْ
جَدَعَهُ، وَحَوَّلَ رَحْلَهُ وَشَقَّ قَمِيصَهُ وَهُوَ يَقُولُ:
يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ، اللَّطِيمَةَ! أَمْوَالُكُمْ مَعَ أَبِي سُفْيَانَ قَدْ
عَرَضَ لَهُ مُحَمَّدٌ وَأَصْحَابُهُ، لَا أَدْرِي إِنْ
تُدْرِكُوهَا، الْغَوْثَ الْغَوْثَ! فَشَغَلَنِي عَنْهُ وَشَغَلَهُ عَنِّي. قَالَ:
فَتَجَهَّزَ النَّاسُ سِرَاعًا وَلَمْ يَتَخَلَّفْ مِنْ أَشْرَافِهِمْ أَحَدٌ
إِلَّا أَبَا لَهَبٍ، وَبَعَثَ مَكَانَهُ الْعَاصَ بْنَ هِشَامِ بْنِ
الْمُغِيرَةِ، وَعَزَمَ أُمَيَّةُ بْنُ خَلَفٍ الْجُمَحِيُّ عَلَى الْقُعُودِ،
فَإِنَّهُ كَانَ شَيْخًا ثَقِيلًا بَطِيئًا، فَأَتَاهُ عُقْبَةُ بْنُ أَبِي
مُعَيْطٍ بِمِجْمَرَةٍ فِيهَا نَارٌ وَمَا يُتَبَخَّرُ بِهِ وَقَالَ: يَا أَبَا
عَلِيٍّ، اسْتَجْمِرْ، فَإِنَّمَا أَنْتَ مِنَ النِّسَاءِ. فَقَالَ: قَبَّحَكَ
اللَّهُ، وَقَبَّحَ مَا جِئْتَ بِهِ! وَتَجَهَّزَ وَخَرَجَ مَعَهُمْ. وَعَزَمَ
عُتْبَةُ بْنُ رَبِيعَةَ أَيْضًا عَلَى الْقُعُودِ، فَقَالَ لَهُ أَخُوهُ
شَيْبَةُ: إِنْ فَارَقْنَا قَوْمَنَا كَانَ ذَلِكَ سُبَّةً عَلَيْنَا، فَامْضِ
مَعَ قَوْمِكَ، فَمَشَى مَعَهُمْ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar