Kajian Shalat Tarawih
Menanggapi permintaan Ustadz Hamdan Kasyafa dan lainnya ‘agar Hadits riwayat Abu Dawud’ diartikan: سنن أبي داود (2/ 25)
1277 -
حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ، حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُهَاجِرِ، عَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ سَالِمٍ، عَنْ أَبِي
سَلَّامٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ السُّلَمِيِّ،
أَنَّهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ اللَّيْلِ أَسْمَعُ؟ قَالَ:
«جَوْفُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَصَلِّ مَا شِئْتَ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ
مَكْتُوبَةٌ، حَتَّى تُصَلِّيَ الصُّبْحَ، ثُمَّ أَقْصِرْ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ، فَتَرْتَفِعَ قِيسَ رُمْحٍ، أَوْ رُمْحَيْنِ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ
بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَيُصَلِّي لَهَا الْكُفَّارُ، ثُمَّ صَلِّ مَا
شِئْتَ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ، حَتَّى يَعْدِلَ الرُّمْحُ
ظِلَّهُ، ثُمَّ أَقْصِرْ، فَإِنَّ جَهَنَّمَ تُسْجَرُ، وَتُفْتَحُ أَبْوَابُهَا،
فَإِذَا زَاغَتِ الشَّمْسُ، فَصَلِّ مَا شِئْتَ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ،
حَتَّى تُصَلِّيَ الْعَصْرَ، ثُمَّ أَقْصِرْ، حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ،
فَإِنَّهَا تَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَيُصَلِّي لَهَا الْكُفَّارُ» ،
وَقَصَّ حَدِيثًا طَوِيلًا، قَالَ الْعَبَّاسُ: هَكَذَا حَدَّثَنِي أَبُو
سَلَّامٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، إِلَّا أَنْ أُخْطِئَ شَيْئًا لَا أُرِيدُهُ،
فَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
__________
[حكم الألباني] : صحيح م
دون جملة جوف الليل
Arti (selain
isnad)nya:
Amer bin Abasah Assulami berkata, “Saya pernah berkata ‘ya Rasulallah! Mana malam yang (doanya) lebih didengar?’.”
Nabi SAW
bersabda, “Pertengahan malam akhir. Shalatlah! Terserah anda (jumlah rakaatnya)!
Karena shalat tersebut disaksikan dan ditulis, (lakukan) hingga anda shalat subuh! Lalu berhentilah! Hingga matahari terbit, lalu meninggi kira-kira satu atau
dua tombak. Sungguh matahari terbit di antara dua tanduk Syaitan; kaum Kafir
shalat karenanya. Lalu shalatlah terserah anda (banyaknya)! Sungguh shalat
tersebut disaksikan! Hingga anda shalat asar! Lalu berhentilah! Hingga matahari
terbenam! Sungguh dia terbenam di antara dua tanduk Syaitan; kaum Kafir shalat
karenanya.”
Amer bin Abasah Assulami mengkisahkan Hadits ini dengan panjang.
Abbas
berkata, “Abu Sallam murid Abu Umamah telah bercerita pada saya demikian. Hanya
kalau 'ada kekeliruan' yang tidak saya kehendaki, maka saya istighfar dan
bertobat pada Allah.”
Albani
menghukumi Hadits ini shahih.
Hadits di
atas menunjukkan bahwa jumlah rakaat dalam shalat malam ‘tidak terbatas’. Boleh
sebanyak-banyaknya. Nabi SAW melarang pada Al-Chaula’ binti Tuwait RA (الحولاء بنت تويت رضي الله عنها) shalat semalam
suntuk, agar kaumnya SAW tahu bahwa amalan terbaik, 'yang rutin' meskipun hanya
berjumlah sedikit. Dan shalat tarawih adalah shalat malam yang dilakukan di
bulan Ramadhan. Tarawih jamak dari tarwichah yang artinya
istirahat sejenak. Diistilahkan demikian karena ‘tarawih’ zaman dulu, setelah
salam, istirahat sejenak lalu berdiri lagi. [1]
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
وَالتَّرَاوِيحُ
جَمْعُ تَرْوِيحَةٍ وَهِيَ الْمَرَّةُ الْوَاحِدَةُ مِنَ الرَّاحَةِ كَتَسْلِيمَةٍ
مِنَ السَّلَامِ سُمِّيَتِ الصَّلَاةُ فِي الْجَمَاعَةِ فِي لَيَالِي رَمَضَانَ التَّرَاوِيحَ
لِأَنَّهُمْ أَوَّلَ مَا اجْتَمَعُوا عَلَيْهَا كَانُوا يَسْتَرِيحُونَ بَيْنَ كُلِّ
تَسْلِيمَتَيْنِ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar