Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2013/05/22

Hati-Hati Penipuan

Ahad sore tanggal 19 bulan ini, Chaf; putra Yusane terkejut oleh seorang remaja yang menelpon dengan menangis sedih, “Saya adik sampean yang ditangkap oleh polisi.”
Chaf makin terkejut karena suara dari seberang berobah seperti suara orang dewasa, “Saya polisi yang telah menangkap adik kamu. Adik kamu bernama siapa?.”
Chaf menjawab, “Iqbal Aunillah.”
Dia berkata, “Kalau begitu betul; anak bernama Iqbal Aunillah telah saya tangkap karena tindak kejahatan. Kalau kau ingin adikmu selamat; serahkan pada saya ‘uang 25 juta’.”
Dengan tegang, Chaf memberikan Hp pada ibunya. Ibunya berang, “Hai! Kalau kau betul seorang polisi, di mana kantormu? Menangkap orang itu ada prosedurnya! Jangan ngawor!.”
Penjahat menjawab, “Kalau uang tidak segera diserahkan! Anak anda akan saya tembak.”
Ibu Chaf bernama Yusane naik pitam. Melalui Hp, dia berteriak, “Kalau kau berani membunuh anakku! Hingga kapanpun kau akan saya cari!. Chaf! Carilah polisi agar melacak orang ini ada di mana?!.”
Dengan lemas, Yusane menghubungi suami yang sedang bertugas, “Sebaiknya bagaimana?.”
Suami menjawab, “Katakan pada Tuhan ‘حَسْبُنا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنا وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ’.”
Suami berdoa, “Ya Allah! Saya memperlindungkan Iqbal dan kawan-kawannya, padaMu! Karena Kau telah berfirman ‘اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ’.”
Dzifa menangisi Iqbal yang belum jelas beritanya. Hp penjahat itu sudah tidak bisa lagi dihubungi. Dengan gerak cepat dia menghubungi kawan-kawan Iqbal, melalui Hp. Dari mereka ada yang bilang, “Iqbal dari Bukit Bintang. Sekarang sedang dalam perjalanan pulang.”
Tak lama kemudian Iqbal muncul sambil tersenyum, “Ada apa Mbak?.”
Dzifa terkejut bahagia. Pukulannya mendarat pada lengan Iqbal, sambil berceloteh, “Kau membuat orang-orang khawatir! Kenapa pergi tidak berpamitan?.”
Setelah masuk rumah; Iqbal dihujani ceramah oleh keluarganya, terutama ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar