Makalah bersambung
Ketika Cinta
dibentangkan, ternyata segala sesuatu tertampung di dalamnya. Dan ternyata kuda mengangkat kaki agar tidak menginjak anaknya, juga karena cinta.
Bahkan di antara peperangan-peperangan yang ada, terdapat Perang Paling Indahsepanjang sejarah, yaitu Fathu Makkah. Itupun juga karena cinta
Rasulullah صّلى
اللّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلّمَ pada sesama
manusia. Sehingga yang mestinya Makkah banjir darah karena tumpukan kesalahan
penduduknya; ternyata justru indah, terhias oleh alunan Al-Qur’an, dan
air-mata-bahagia, karena ampunan dan
cinta terindah baginda yang dibentang untuk mereka.[1]
Berangkat dari itu, betapa seorang akan hebat jika telah
mampu mengembangkan atau memupuk dan meletakkan
cinta pada tempatnya.
Cinta mengandung,
kasih, sabar, adil, dan semua yang baik. Betulkah cinta adalah
Rahmat itu sendiri? Ada orang yang memberanikan diri menjawab, “Kalau urainnya
seperti di atas, maka pendapat tersebut betul. Karena rahmat dalam bahasa Arab
adalah Isim Marrah, yakni kata benda abstrak yang
menjelaskan perbuatan dilakukan sekali. Jadi rahmat adalah Cinta Kasih Allah pada
Hamba-Nya yang dituangkan sekali, namun karena sangat banyak
maka menenggelamkan dan memuat segala sesuatu dan abadi. Saat terjadi kiamat,
rahmat dicabut digabungkan dengan 99 rahmat lainnya, untuk ahli surga. Kalau
uraianya tidak seperti di atas, jelas pendapat ‘cinta adalah rahmat’ tersebut keliru.”
Bagaimana cara mengembangkan, memupuk dan meletakkan cinta pada
tempatnya?. Menurut Allah:
“وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ
بِآَيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ .
Artinya:
Dan RahmatKu
memuat segala sesuatu. Maka dia akan Aku pastikan secara khusus untuk
orang-orang yang bertaqwa dan melunasi zakat, dan pada orang-orang yang beriman
pada Ayat-Ayat Kami.” [Qs Al-A’raf 156].
Yakni bahwa bertaqwa, melunasi zakat dan mengimani
Ayat-Ayat Allah, akan mendapat rahmat yang luas. Memupuk taqwa berarti telah
memupuk rahmat atau cinta itu sendiri.
Bertaqwa ialah menghindari perbuatan dosa agar selamat
dari neraka. Adapun tanda ketaqwaan seorang sempurna, jika dia ‘meninggalkan
yang tidak berdosa’ karena takut kalau berdosa. Rasulullah صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ bersabda:
“لاَ
يَبْلُغُ الْعَبْدُ أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُتَّقِينَ حَتَّى يَدَعَ مَا لاَ بَأْسَ
بِهِ حَذَرًا لِمَا بِهِ الْبَأْسُ.
Artinya:
Seorang hamba takkan sampai pada golongan orang-orang
taqwa hingga dia meninggalkan yang tidak berdosa‘karena khawatir berdosa’.”
[HR Tirmidzi].
Orang yang makalahnya mengenai taqwa diabadikan oleh Allah adalah Nabi Yusuf AS:
“إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ
فَإِنَّ اللَّهَ لا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ.
Artinya:
Sesunguhnya
barang siapa bertaqwa dan bersabar, maka Allah takkan menyia-nyikan pahala
orang-orang Ichsan.”
Dan makalah tersebut dilontarkan setelah kakak-kakaknya
terperangah pada Beliau (Yusuf عَلَيْهِ السّلَامُ ) yang dulunya adik yang mereka sia-sia. Ternyata akhirnya
menjadi orang besar.
Tujuan Yusuf عَلَيْهِ السّلَامُ agar mereka tahu bahwa taqwa tidak hanya
membuahkan keuntungan akhirat saja. Yakni Yusufعَلَيْهِ السّلَامُ mendapat
derajat setinggi itu pun sebetulnya karena bertaqwa dan bersabar alias Ichsan.
Uraian ini sebagai Hujjah bahwa
mengembangkan dan memupuk Cinta Allah adalah dengan cara ‘memupuk Taqwa’.
Dan jika ketaqwaan telah terpupuk maka saat itu pula, Allah merahmati sehingga
dia bisa mengendalikan diri. Sabda Nabi Yusuf عَلَيْهِ السّلَامُ yang diabadikan
oleh Allah mengenai pengendalian diri:
“وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ
النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ
رَحِيمٌ.
Artinya:
Dan saya takkan
mengumbar nafsuku. Sungguh nafsu suka perintah pada kejelekan, kecuali di saat
Tuhanku merahmati dia. Sungguh Tuhanku Maha Ampun Maha Sayang.”
Jika ada yang bertanya, “Mana yang diartikan ‘di
saat’ pada lafal Ayat tersebut?.”
Jawabannya, “Maa sebelum rahima Rabbii." [2]
Lihatlah penjelasannya di dalam Tafsir Al-Alusi berbahasa
Arab, agar lebih jelas.
Dan karena dia AS bisa mengendalikan diri, maka sopan,
berwawasan jauh ke depan, dan tidak tamak. Sampai Rasulullah صَلّى عَلَيْهِ اللّهُ وَسَلّمَ bersabda:
“عَجِبْتُ لصبرِ أَخِي يُوسُفَ
وكَرَمِهِ وَاللَّهُ يَغْفِرُ لَهُ حَيْثُ أُرْسِلَ إِلَيْهِ ليُسْتَفْتَى فِي
الرُّؤْيَا، وَلَوْ كُنْتُ أَنَا لَمْ أَفْعَلْ حَتَّى أَخْرُجَ، وعَجِبْتُ
لصَبْرِهِ وكَرَمِهِ وَاللَّهُ يَغْفِرُ لَهُ أُتِي لِيَخْرُجَ فَلَمْ يَخْرُجْ
حَتَّى أَخْبَرَهُمْ بِعُذْرِهِ، وَلَوْ كُنْتُ أَنَا لبادرتُ الْبَابَ، وَلَوْلا
الْكَلِمَةُ لَمَا لَبِثَ فِي السِّجْنِ حَيْثُ يَبْتَغِي الْفَرَجَ مِنْ عِنْدِ
غَيْرِ اللَّهِ قَوْلُهُ: "اذْكُرْنِي عِنْدَ رَبِّكَ".
Artinya:
Saya telah takjub
pada kesabaran dan kesopanan Yusuf AS saudaraku. Semoga Allah mengampuni
padanya, di mana seorang diutus agar datang padanya, untuk ‘minta fatwa tentang
mimpi raja’. Kalau saya menjadi dia ‘saya tak mau memberi fatwa sangat berharga
itu’ sehingga saya (dipastikan) keluar dari penjara tersebut. Saya telah takjub
pada kesabaran dan kesopanan Yusuf AS. Semoga Allah mengampuni padanya. Dia
telah didatangi oleh seorang utusan, agar keluar dari penjara, namun tak mau
keluar, hingga dia menjelaskan pada mereka tentang ‘alasannya’. Kalau saya
menjadi dia, tentu saya telah ‘mendahului ke pintu-keluar’. Kalau tiada kalimat
tersebut; di mana dia ‘minta tolong dari sisi selain Allah’, niscaya dia tidak
bertempat di dalam penjara selama itu. Yakni beliau berkata, “Tuturkan saya di
sisi tuanmu!." (Pada temannya yang keluar dari penjara). [Al-Mu’jamul-Kabir
Lit-Thabarani juz 9 halaman 447].
[1] Baihaqi menjelaskan, “Sontak mereka keluar menuju Masjidil-Haram untuk
memasuki Islam, dengan perasaan mirip sekali dibangkitkan dari beberapa kubur,”
terang As-Suyuthi dalam Ad-Durrul-Mantsur.
[Juz 5/448].
Maksudnya sebetulnya mereka telah yakin pasti akan dibunuh, karena
kesalahan mereka yang tak terhingga; namun di luar dugaan ternyata nabi
mengampuni mereka, sehingga seakan-akan hidup lagi dari kematian.
[2] Dr.
Muhammad Taqi’ud-Din Al-Hilali juga mengartikan ‘illaa maa rachima Rabbii’: except when my
Lord bestows His Mercy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar