Kiamat Kubro (Lebih Besar), adalah ‘hancurnya alam semesta, matinya semua Makhluq, atau hidupnya semua Makhluq di alam Machsyar.
Sedangkan Kiamat Shughro (Lebih Kecil) ialah, selain yang
diterangkan di atas, seperti; matinya seorang atau beberapa orang.
Di dalam Al-Qur’an:
1.
Tiupan sangkakala yang membuat Kiamat
(semua Makhluq mati), diistilahkan Rojifah (الرَّاجِفَةُ), artinya gempa dahsyat.
[1]
2.
Tiupan sangkakala kedua, diistilahkan Rodifah (الرَّادِفَةُ),
artinya pembonceng atau pengikut dahsyat.[2]
Nabi SAW yang pada Kematian, pernah mengistilahkan Rojifah (الرَّاجِفَةُ). Dan mengistilahkan Rodifah (الرَّادِفَةُ) untuk 'yang terjadi' setelah itu. Ini merupakan dalil bahwa, selain Kiamat Kubro, ‘ada Kiamat Shughro’. Nabi SAW tidak mungkin
membuat istilah yang menyelisihi Istilah Allah di dalam Al-Qur’an: سنن الترمذي - (ج 8 / ص 497)
2381 - حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ عَنْ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ
كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ ثُلُثَا اللَّيْلِ قَامَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اذْكُرُوا اللَّهَ اذْكُرُوا اللَّهَ جَاءَتْ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ جَاءَ
الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ قَالَ أُبَيٌّ قُلْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ
صَلَاتِي فَقَالَ مَا شِئْتَ قَالَ قُلْتُ الرُّبُعَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ
زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ النِّصْفَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ
فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ
فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ إِذًا تُكْفَى
هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ قَالَ
أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Dulu, apabila
duapertiga malam telah berlalu, Rasulullah SAW berdiri untuk bersabda, “Hai orang-orang khusus! Sebutlah Allah!
Sebutlah Allah! ‘Rojifah’ telah datang, diikut oleh Rodifah!.”
(Maksudnya),
“Kematian telah datang membawa semua dampak yang di dalamnya.”
Ubay
berkata, “Ya Rasulallah! Sungguh saya akan memperbanyak membaca Shalawat untuk
baginda. Berapakali saya harus
membaca Shalawat untuk baginda?.”
Nabi
SAW bersabda, “Terserah kau.”
Ubay
bertanya lagi, “Seperempat (dari doa saya)?.”
Nabi
SAW bersabda, “Terserah kau. Kalau kau tambahai lebih baik untukmu.”
Ubay
bertanya lagi, “Setengah (dari doa saya)?.”
Nabi
SAW bersabda, “Terserah kau. Kalau kau tambahai lebih baik untukmu.”
Ubay
bertanya lagi, “Duapertiga (dari doa saya)?.”
Nabi
SAW bersabda, “Terserah kau. Kalau kau tambahai lebih baik untukmu.”
Ubay
berkata, “Saya akan menjadikan Sholawat saya semuanya, untuk baginda.”
Nabi SAW bersabda,
“Jika begitu! Keinganmu akan dicukupi, dan dosamu akan diampuni, untuk
kebaikanmu.”
Abu
Isa (Tirmidzi) berkata, “Ini Hadits Hasan Shahih.”
Kesimpulan:
1.
Rojifah (الرَّاجِفَةُ) di dalam Al-Qur’an yang artinya 'Gempa Dahsyat', adalah Kiamat Kubro.
2.
Sedangkan Rojifah (الرَّاجِفَةُ) yang di dalam Hadits di atas, adalah Kiamat Shughro.
3.
Rodifah (الرَّادِفَةُ) di dalam Al-Qur’an
yang artinya pembonceng atau pengikut dahsyat adalah, Kiamat Kubro kelanjutannya
(hidupnya semua Makhluq). Sedangkan yang di dalam Hadits di atas,
adalah ‘segala yang
terjadi’ setelah kematian.
4.
Membaca Sholawat untuk nabi SAW, adalah
amalan andalan yang manfaatnya luarbiasa.
[1] Huruf alif setelah ra sebelum jim dikasrah (الرَّاجِ), dan ta marbuthah (ةُ) di akhir, inilah yang diartikan dahsyat. Dalam bahasa Arab bentuk semacam ini namanya muballaghoh.
[2] Huruf alif setelah ra difathah, sebelum dal dikasrah (الرَّادِ), dan ta marbuthah (ةُ) di akhir, inilah yang diartikan dahsyat. Dalam bahasa Arab bentuk semacam ini namanya muballaghoh.
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
apakah maksudnya (seperempat,dua pertiga dan semua) dari do'a saya ya pak kyai
BalasHapusHidupnya dipenuhi doa dan sholawat
BalasHapus