Menampakkan rasa sedih atau berbela sungkawa 'ketika tetangga'
atau kerabat, meninggal, termasuk akhlaq mulia 'Ajaran Rasulillah SAW'.
Dalam kitab Misykah (الْمِشْكَاة) dijelaskan,
“Jika melihat jenazah, Rasulullah SAW kelihatan sedih, dan sedikit berbicara.”
Tirmidzi adalah kitab Hadits yang sangat
komplit, dalam membahas segala urusan kehidupan
sehari-hari.
Beliau mencatat: سنن الترمذي - (ج
8 / ص 500)
2384 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مَدُّوَيْهِ
حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ الْحَكَمِ الْعُرَنِيُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ
بْنُ الْوَلِيدِ الْوَصَّافِيُّ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ دَخَلَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُصَلَّاهُ فَرَأَى نَاسًا
كَأَنَّهُمْ يَكْتَشِرُونَ قَالَ أَمَا إِنَّكُمْ لَوْ أَكْثَرْتُمْ ذِكْرَ
هَاذِمِ اللَّذَّاتِ لَشَغَلَكُمْ عَمَّا أَرَى فَأَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ
اللَّذَّاتِ الْمَوْتِ فَإِنَّهُ لَمْ يَأْتِ عَلَى الْقَبْرِ يَوْمٌ إِلَّا
تَكَلَّمَ فِيهِ فَيَقُولُ أَنَا بَيْتُ الْغُرْبَةِ وَأَنَا بَيْتُ الْوَحْدَةِ
وَأَنَا بَيْتُ التُّرَابِ وَأَنَا بَيْتُ الدُّودِ فَإِذَا دُفِنَ الْعَبْدُ
الْمُؤْمِنُ قَالَ لَهُ الْقَبْرُ مَرْحَبًا وَأَهْلًا أَمَا إِنْ كُنْتَ
لَأَحَبَّ مَنْ يَمْشِي عَلَى ظَهْرِي إِلَيَّ فَإِذْ وُلِّيتُكَ الْيَوْمَ
وَصِرْتَ إِلَيَّ فَسَتَرَى صَنِيعِيَ بِكَ قَالَ فَيَتَّسِعُ لَهُ مَدَّ بَصَرِهِ
وَيُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى الْجَنَّةِ وَإِذَا دُفِنَ الْعَبْدُ الْفَاجِرُ أَوْ
الْكَافِرُ قَالَ لَهُ الْقَبْرُ لَا مَرْحَبًا وَلَا أَهْلًا أَمَا إِنْ كُنْتَ
لَأَبْغَضَ مَنْ يَمْشِي عَلَى ظَهْرِي إِلَيَّ فَإِذْ وُلِّيتُكَ الْيَوْمَ
وَصِرْتَ إِلَيَّ فَسَتَرَى صَنِيعِيَ بِكَ قَالَ فَيَلْتَئِمُ عَلَيْهِ حَتَّى
يَلْتَقِيَ عَلَيْهِ وَتَخْتَلِفَ أَضْلَاعُهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَصَابِعِهِ فَأَدْخَلَ بَعْضَهَا فِي جَوْفِ بَعْضٍ
قَالَ وَيُقَيِّضُ اللَّهُ لَهُ سَبْعِينَ تِنِّينًا لَوْ أَنْ وَاحِدًا مِنْهَا
نَفَخَ فِي الْأَرْضِ مَا أَنْبَتَتْ شَيْئًا مَا بَقِيَتْ الدُّنْيَا
فَيَنْهَشْنَهُ وَيَخْدِشْنَهُ حَتَّى يُفْضَى بِهِ إِلَى الْحِسَابِ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الْقَبْرُ رَوْضَةٌ
مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّارِ قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Arti (selain
isnad)nya:
Dari Abi Said RA: Rasul Allah SAW pernah memasuki Mushalanya. Ternyata di situ, baginda
menyaksikan kaum yang sungguh 'seperti sama cengar-cengir'.
Rasulullah SAW
bersabda, “Sungguh kalau mengingat pemutus kelezatan, niscaya kalian serius memikirkan yang saya pikirkan! Maka perbanyaklah mengingat
pemutus kelezatan, yakni 'kematian!' Sungguh mutlak, hari tidak datang pada
kubur, kecuali pasti ketika itu, kubur berkata ‘saya rumah orang asing. Saya rumah orang
sendirian. Saya rumah dari tanah. Saya rumah belatung’.
Ketika hamba mukmin
dikubur; kubur mengucapkan ‘marhaban waahlan (selamat datang keluargaku). Ketahuilah!
Menurutku, sejak dulu kau 'orang yang berjalan' di atas punggungku, yang lebih
menyenangkan. Ketika hari ini saya diberi kekuasaan menangani
kau, dan kau telah
diserahkan padaku, maka kau akan menyaksikan perlakuanku padamu’.
Maka kubur dilapangkan
untuknya, seluas pandangan matanya.
Dan pintu gerbang 'menuju surga', dibukakan untuknya.
Dan pintu gerbang 'menuju surga', dibukakan untuknya.
Ketika hamba durhaka atau kafir dikubur; kubur berkata padanya ‘tiada ucapan marhaban waahlan! Ingat!
Menurutku, kau sejak dulu 'orang yang berjalan' di atas punggungku, yang lebih
membencikan. Maka ketika hari ini saya diberi kekuasaan menangani
kau, dan kau telah di
dalam kekuasaanku, kau akan menyaksikan tindakanku padamu’.
Sontak kubur menghimpit hingga dia tergilas, dan tulang-tulang rusuknya remuk redam.
Rasulullah SAW
memperagakan dengan jari-jarinya. Jari-jari tangan kananya, dimasukkan pada
jari-jari tangan kiri.
‘Dan Allah menyuruh pada 70 ular Tinnin (raksasa)
agar menyerang dia. Kalau seekor dari 70 ular itu menyembur ke bumi. Bumi tak
menumbuhkan tanaman, selama bumi ada. Ular-ular Tinnin itu
menggigit dan menyerang dia hingga hari Hisaban.”
Abu Isa (Tirmidzi)
berkata, “Ini Hadits gharib. Kami tidak mengenal Hadits ini, kecuali dari
ini wajah.”
Al-Mundziri menjelaskan, “Tirmidzi dan Baihaqi meriwayatkan
Hadits ini dari jalur عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ الْوَلِيدِ
الْوَصَّافِيِّ (Ubaidillah bin Al-Walid
Al-Wasshofiy) yang wahin (tidak akurat).”
Kesimpulan:
1.
Menampakkan Bela Sungkawa pada keluarga jenazah, atau paling
tidak, tenang, adalah akhlaq mulia 'Tuntunan Rasulillah SAW'.
3.
Kubur adalah jurang neraka berisi 70 ular raksasa yang disebut
Tinnin, bagi kaum Durhaka atau Kafir.
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar