Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2012/01/02

KW 171: Dakwah di Negri Anthakiyah






 (Bagian ke-171 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Pagar-pagar pengaman, tenda-tenda, sutra-sutra, perkakas berharga mahal, emas, intan, berlian, diambil oleh kaum Arab, untuk dikumpulkan. 
Pasukan Romawi Timur yang ditawan berjumlah 30.000 orang. Sebuah sumber menjelaskan, “Pasukan Romawi Timur yang tewas berjumlah 70.000 orang
Pasukan Nashrani Arab kabur menuju negeri Qaisariyah (قيسارية), berlindung pada Raja Qusthanthin bin Hiraqla (قسطنطين بن هرقل). Kecuali yang tertangkap.” 

Ketika peperangan telah selesai, jarahan dan tawanan perang berjumlah banyak sekali, dikumpulkan di hadapan Abu Ubaidah yang terperangah dan matanya melebar. Beliau menunduk untuk bersujud dan bersyukur pada Allah. 

Pasukan Muslimiin saling mengucapkan dan menjawab salam; Dhirar dan para sahabatnya berdatangan.
Yuqana muncul; Filanthanus dan orang-orangnya juga berdatangan untuk mengucapkan salam pada kaum Muslimiin.

Dengan wajah cerah Filanthanus dan orang-orangnya menyaksikan para sahabat senior Rasulillah SAW berkata, “Kami pernah mendengar nabi kami SAW bersabda ‘ketika tokoh kaum datang pada kalian maka muliakan!’.” 

Filanthanus dan orang-orangnya merasa terharu, ketika dihormat dengan sopan oleh kaum Muslimiin. Dia bersumpah, “Demi Allah mereka ini kaum yang pernah dijelaskan oleh Isa AS.” 
Semua kerabat Filanthanus menyatakan Islam. Dan bergabung berjihad hingga negeri-negeri selain Anthakiyah direbut oleh kaum Arab.

Filanthanus pergi haji ke Makkah, dan ziarah ke Kubur Rasulillah SAW. Dan mengucapkan salam pada Umar RA yang bergegas bersama kaum Muslimiin, menyambut kedatangan dia di kota Madinah. 
Dia bermukim di Baitul-Maqdis hingga ajal menjemput.
Karena pengaruh sopan-santun Abu Ubaidah dan pasukannya, Raja Filanthanus, kerabatnya, Raja Yuqana dan kerabatnya; maka penduduk Anthakiyah sama masuk Islam. Wilyah itu dan lainnya menjadi wilayah Islam. Bagi orang yang benci Islam pasti mencemooh, “Islam berkembang dengan pedang.” 
Padahal ucapan yang seperti benar itu 'sebetulnya bermuatan politik' merendahkan dan menyudutkan Islam. Kalau dijawab, “Dulu Nashrani juga bekembang karena pedang,” in syaa Allah pasti mereka terkejut. 

Sejak naik ke langit, agama Isa bin Maryam AS dirintangi secara besar-besaran oleh penguasa Romawi dan Yahudi. Bahkan sekitar 83 tahun setelah Isa bin Maryam AS naik ke langit, ada tokoh Yahudi bernama Paulus (Syaul) yang memerangi dengan sadis pada pengikut Isa AS. Agama Islam yang dibawa oleh Isa AS mulai berjaya setelah Raja Qusthanthin dan ibu surinya masuk Islam. 

Qusthanthin menggerakkan pasukannya untuk menyerbu penduduk Baitil-Maqdis dengan sadis. Peperangan dilancarkan terus-menerus hingga dia merebut wilayah yang sangat luas. 
Menurut sahabat nabi SAW bernama Abu Said Al-Khudri RA:
“Sejak Adam AS hingga Firaun dan pasukannya tenggelam di laut, adalah batas abad-abad kuno yang dalam Al-Qur’an diisilahkan ‘qurunul uulaa’. Di masa ‘qurunul uulaa’, Allah menyiksa manusia yang tidak mau mengesakan Dia, langsung dari langit. Setelah itu hingga kiamat nanti adalah ‘lembaran qurunul ukhra’ yang artinya abad-abad akhir. Mulai saat itu, jika Allah menyiksa orang-orang yang tidak mau mengesakan Dia, menggunakan Tangan para HambaNya.”

Pada dasarnya ajaran Islam adalah sopan dan lembut lagi ilmiyah. Dua Ayat dari Surat Hud ini bukti nyata dari uraian barusan:
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [هود/13، 14].
Artinya:
Justru mereka berkata, “Dia yang mengarang (Al-Qur'an).” 
Katakan, “Coba datangkan 10 Surat (Karya Tulis) semisal itu yang dikarang! Dan ajaklah siapa saja yang kalian mampu! Jika kalian telah benar! 
Namun jika mereka mutlak tidak mampu mengabulkan pada kalian, maka ketahuilah bahwa: 
1.   Sesungguhnya Dia diturunkan dengan memuat Ilmu Allah. 
2.   Mutlak tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia (Allah). 
3.   Bukankah kalian mau masuk Islam?.”
Khusus lafal am (أَمْ) dalam kalimat di atas, diartikan, “Justru,” karena tidak diawali dengan ‘a’ (أَ). 
Hal dalam kata ‘fahal’ (فَهَلْ) di atas diartikan, “Bukankah?,” karena pertanyaan dengan lafal dan dalam untaian kalimat itu harus dijawab ‘iya’

Tegasanya bahwa kaum yang tidak mau beragama Islam menurut 2 Ayat itu adalah keliru, karena di dalam 2 Ayat itu, Allah telah menunjukkan Cara Paling Dahsyat, dalam waktu abadi, bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah, yang memuat Ilmu Allah, yang mampu membuktikan bahwa Tuhan yang pantas disembah hanya Allah 

Lam (لَمْ) di atas diartikan mutlak tidak (mampu mengabulkan pada kalian). Maksudnya pembuktian terdahsyat sepanjang sejarah kehidupan manusia ini 'bersifat abadi'.

Maksud penulis bahwa sudah terlalu banyak dan fariatif, Dakwah yang disampaikan oleh Allah melalui RasulNya dengan kelembutan, kesopanan dan ilmiyah. Tetapi karena kaum Kafir justru makin memusuhi kebenaran, karena mentaati Syaitan, maka Allah menurunkan Perintah yang sama dengan yang diperintahkan atas semua Nabi sejak Musa hingga Isa AS. Subhanalloh.


Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar