Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/11/29

KW 155: Dakwah ke Negeri Izaz



 (Bagian ke-155 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Raja negeri Izaz bernama Daris telah tewas oleh putra-putranya sendiri.[1] Dan kerajaannya telah direbut oleh kaum Arab. Malik pemimpin pasukan Arab akan meninggalkan negeri Izaz
Tawanan perang yang terkumpul berjumlah 1.000 pemuda. Lelaki berumur dan para rahib berjumlah 245 orang. Wanita berumur dan anak-anak berjumlah 2.000 orang. Nenek-nenek berjumlah 280 orang.

Pada rahib berwajah cerah, Malik berkata, “Kalau firasat saya benar, rahib inilah yang dimaksud oleh Luqa dan adiknya bernama Lawan?.” 
Abul-Mundzir berkata, “Betul.” 
Malik bertanya, “Bapak tergolong ulama ahli kitab! Kenapa kau menyembunyikan kebenaran?.” 
Dia menjawab, “Demi Allah sebetulnya saya tidak berniat menyembunyikan kebenaran. Saya hanya takut dibunuh oleh kaum Romawi, karena menjelaskan kebenaran resikonya berat. Raja saja dibunuh oleh putra-putranya karena menolak kebenaran, berarti saya juga berbahaya kan? Jika menjelaskan kebenaran?.” 
Malik bertanya, “Maukah kau masuk Islam?.” 
Dia menjawab, “Saya takkan masuk Islam sehingga pertanyaan saya terjawab.” 
Malik mempersilahkan, “Bertanyalah!.” 
Ketika akan bertanya, Abul-Mundzir terkejut oleh teriakan, “Awaaas!.”
Malik terkejut dan bergerak cepat untuk melihat keadaan, menyangka bahwa ada serangan dari pasukan Izaz atau Romawi. 
Ternyata ada arak-arakan pasukan dari jauh makin mendekat. Beberapa orang mengingatkan pada Malik, “Waspadalah yang mulia! Ada kepulan debu pasukan berkuda dari Jalan Manbaj (مَنْبجَ) dan Buzaah (بُزاعَةَ)! Menuju kemari!.”[2] 

Setelah diamati dan ditunggu, ternyata arak-arakan 1.000 pasukan Muslimiin. Mereka membawa harta rampasan dan menggiring tawanan yang diikat. Pimpinan mereka Al-Fadhl bin Al-Abbas (الفضل بن العباس) RA. 
Mereka telah melaksanakan perintah dari Abu Ubaidah agar mengajak Islam dengan pedang pada kaum Manbaj, Al-Bab, dan Buzaah. Karena penduduk tiga kota itu membangkang maka diperangi dengan pedang hingga kalah.

Pasukan Muslimiin menjadi banyak sekali. Meraka saling bersalaman. 
Al-Fadhl bertanya pada Malik mengenai keadaan. 
Malik menjelaskan bahwa Allah telah menolong pasukanya menaklukkan kaum negeri Izaz, dan menghinakan penduduknya yang tidak beriman. Pembicaraan Malik berkembang ke kisah Luqa membunuh ayahnya. Lalu berkata, “Saya tidak segera pergi karena sedang bertanya-jawab dengan orang alim ini.”
Al-Fadhl bertanya, “Ya Alim, bertanyalah silahkan.” 
Abul-Mundzir bertanya, “Katakan padaku mengenai Ciptaan Allah, sebelum terciptanya beberapa langit dan bumi?.” 
Al-Fadhl menjawab, “Awal yang dicipta adalah Lauch (Papan) dan Qalam (Pena). 
Ada yang menjelaskan ‘Arasy (Singgasana) dan Kursi (Tempat-Kaki)’. 
Ada yang menjelaskan ‘waktu dan zaman’. 
Ada yang menjelaskan ‘jumlah dan hitungan’. 
Ada yang menjelaskan ‘jauharah (mutiara)’. 
Allah memandang; sontak mutiara itu berubah menjadi air. Lalu Dia membuat Arasy dengan mutiara jenis yaqut. Sejak zaman dulu Arasy Allah di atas air. Air yang dipandang oleh Allah mengombak, bergetar, dan berasap sebagai bahan membuat langit. Lalu Allah membuat bumi. 
Ada yang berkata ‘yang pertama kali dicipta adalah akal, agar nantinya yang berakal bisa mempergunakan ciptaan’. 
Ada yang berkata ‘yang pertama kali dicipta adalah sinar dan gelap. Sinar dan gelap dipanggil agar mau menyatakan bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Gelap tidak mau mengakui; terang mau menyatakan bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan yang harus disembah. 
Sinar dibuat surga karena Allah ridha padanya. Gelap dibuat neraka karena Allah benci padanya. 
Ruh para syuhada dibuat dari nur. Ruh para orang celaka dibuat dari gelap. Semua itu akan kembali pada sumbernya’. 
Ada yang berkata ‘yang pertama kali dicipta adalah titik. Titik yang dilihat oleh Allah merendah dan berpencar menuju tujuh puluh arah, yang lalu dijadikan Kitab-Nya yang Maha Mulia. 
Maha Suci yang telah menyusun Kitab-Nya dari (Nuktah) Titik, dan membuat MakhluqNya dari Nuthfah (Sperma). Lalu mematikan dengan genggaman sekali, dan menghidupkan dengan  sekali pekikan sangkakala’.”
Abul-Mundzir dan penghuni benteng Izaz mendengarkan ucapan Al-Fadhl dengan terperangah. Penghuni benteng makin terperangah ketika mendengar Abul-Mundzir berkata, “Asyhadu an laaa Ilaaha illaa Allah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Inilah ilmu pilihan para Nabi Allah Taala AS.” 
Mereka pun masuk Islam, kecuali sedikit yang tidak mau.

Bersambung.


[1] Ada sumber yang menjelaskan bahwa yang membunuh Raja Daris adalah anak perempuan dan istrinya sendiri. Tetapi penjelasan ini disalahkan oleh Al-Waqidi di dalam: فتوح الشام - (ج 1 / ص 225)
قال الواقدي: حدثني عبد الملك بن محمد عن أبيه حسان بن كعب عن عبد الواحد عن عبد الله بن قرط الأزدي أن فتح عزاز كان هكذا، والذي ذكر أن بأت دراس وزوجته قتلنه لم يصح والله أعلم
[2] Manbaj (مَنْبجَ) dan Buzaah (بُزاعَةَ) nama tempat dekat Aleppo (Chalab).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar