(Bagian ke-149 dari seri tulisan
Khalid bin Walid)
Damis bertanya, “Di antara kalian ada
yang berani memanjat untuk memasuki benteng ini?.”
Mereka menjawab, “Bagaimana mungkin kami
memanjat benteng tidak melalui tangga?.”
Damis menjawab, “Tenang!” Lalu menyuruh tujuh
orang kuat agar beraksi. Dia duduk jongkok lalu perintah seorang agar duduk di
atas pundaknya, untuk diangkat dan
disuruh melemparkan tali berkait ke atas benteng. Yang lain diperintah agar
melemparkan tali pengait ke atas benteng mengikuti caranya.
Delapan orang telah berhasil mengaitkan
tali untuk memanjat benteng. Yang pertama kali sampai keatas, diperintah agar
tali-tali dipastikan kuat kaitannya. Dalam waktu cepat mereka berhasil menaiki benteng.
Damis melihat penjaganya tidur pulas
menyanding wadah arak. Penjaga itu diangkat untuk dilemparkan keluar benteng.
Di bawah benteng, penjaga itu dibunuh
lalu ditutup rapat oleh pasukan Damis.
Dua penjaga tidur dalam keadaan mabuk didalam benteng, digorok lehernya lalu dilemparkan keluar benteng oleh Damis.
Pada mereka, Damis perintah, “Kalian di
sini saja!” lalu mendekati istana Raja Yuqana di pertengahan rumah mewah didalam benteng.
Istana dijaga ketat oleh para pasukan raja berjumlah
banyak, sambil menikmati arak istimewa. Raja Yuqana berada di pertengahan
mereka. Permadani
yang diduduki oleh Yuqana berbahan sutra Dibaj dihias benang emas. Kalung yang
dikenakan, bermata mutiara dan jauhari gemerlapan menawan. Dalam pertemuan agung itu, aroma parfum
jenis Misik dan Bakhur semerbak mewangi.
Damis berbalik untuk berkata pada
pasukannya, “Ternyata yang berjaga banyak sekali. Jalan satu-satunya saya harus
bersiasat. Jika fajar telah menyingsing kita harus serempak menyerang mereka
dengan pedang, agar Allah menghinakan mereka melalui tangan kita. Kalau kita
kesulitan mengalahkan mereka, dua orang yang saya perintah menghubungi
yang mulia Abu Ubaidah dan Khalid, in syaa Allah telah
datang kemari membawa bala-bantuan.”
Mereka menjawab, “Kami harus taat perintahmu. Jalan satu-satunya agar kita selamat, justru berjihad dengan gigih.”
Mereka menjawab, “Kami harus taat perintahmu. Jalan satu-satunya agar kita selamat, justru berjihad dengan gigih.”
Damis perintah, “Kalian di sini! Saya
akan melakukan sesuatu.”
Dengan gerak cepat, Damis mendatangi
pintu gerbang benteng yang para penjaganya sedang tidur lelap.
Sebelum membuka pintu gerbang, Damis
membunuh semua penjaga, lalu gerbang dibuka lebar. Gerbang satunya juga dibuka
setelah semua penjaganya dibunuh.
Pada
pasukannya, Damis berkata, “Dua
gerbang telah saya buka setelah semua,
penjaganya saya bunuh. Tugas kita selanjutnya memerangi mereka yang masih
hidup! Bersiaplah! In syaa Allah kita
akan dibantu oleh pasukan yang sebentar lagi berdatangan.”
Damis perintah seorang agar menghubungi dan memohon Khalid, agar mendatangkan pasukannya yang terkenal ganas.
Yang diperintah oleh Damis agar menjaga
pintu gerbang lima lelaki. Sisanya
diajak memasuki istana Yuqana.
Damis berteriak keras sekali memanggil
Yuqana.
Pasukan Yuqana berhamburan lari menuju
pintu gerbang. Beberapa dari mereka
berteriak, “Kurang ajar! Kita telah lengah!.”
Yuqana berteriak memanggil para pengawalnya.
Yuqana berteriak memanggil para pengawalnya.
Damis dan pasukannya memekikkan takbir,
“Allahu akbar!” dengan serempak.
Pasukan Yuqana bingung karena mengira
pasukan Muslimiin berjumlah banyak telah memasuki benteng. Peperangan
berkecamuk dengan sengit; yang paling menggila serangannya, Damis yang panggilannya
Abul-Haul. Meskipun telah menyandang 73 luka, dia tetap mengamuk dengan
pedangnya.
Pasukan Damis yang gugur empat
orang:
1.
Aus bin Amir.
2.
Abu Chamid bin Suraqah.
3.
Fari bin Musayyab.
4.
Fazarah Al-Aufi.
Selain mereka mengamuk hingga menewaskan banyak lawan.
Serangan 5.000 pasukan Yuqana makin menggila hingga pasukan Damis yang gugur bertambah:
1.
Mulaib bin Miqdam veteran Perang
Hudaibiyah dan Tabuk.
2.
Murarah bin Rabiah.
3. Hilal
bin Umayah saudara Kaeb sahabat nabi SAW yang absen dalam perang Tabuk, hingga Allah menurunkan
wahyu tentang Kaeb di dalam Al-Qur’an.
Pasukan Damis berjumlah 20 orang dilanda kesulitan maksimal, karena amukan 5.000 pasukan Yuqana menggila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar