Jangan Mengolok-Olok Tokoh Agama
Ketika dengan bangga, kaum Yahudi berkata, “Kami penerus Nabi Ibrahim
AS.” Allah menurunkan wahyu, “Inna
aulannaasi bi Ibroohiima lalladziina aamanuu wa haadzannabiy" Sungguh
lebih berhaknya manusia pada Ibrahim adalah kaum iman dan ini nabi SAW.
Ketika datang ke Madinah, Nabi SAW bertanya, “Kenapa kalian
berpuasa?” Pada kaum Yahudi yang berpuasa pada tanggal 10 Muharram
Dengan bangga, mereka menjawab “Inilah hari Allah memberi Kemenangan
pada Musa AS mengalahkan Fir’aun. Maka kami memuasai.”
Nabi bersabda, “Kami lebih berhak menjadi golongan Musa” Lalu
perintah agar para sahabat berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Pernyataan Allah dan Rasulallah SAW di atas adalah, ajaran praktis
bahwa mengolok-olok tokoh agama adalah, perbuatan yang kurang utama, karena
akan menyulut api permusuhan antar umat. Kaum Yahudi berkata, “Qotalnal
Masiicha Isa bna Maryama Rasulallah” Artinya: Kami yang telah membunuh
Al-Masih Isa putra Maryam Utusan Allah AS.
Tigaratus tahun setelah itu dunia telah berubah, pengikut Isa SA
telah menjadi orang-orang kuat, karena Raja Qusthanthin menjadi pengikut Isa
SA. [1] Qusthanthin mengutus pasukan untuk
menyerbu kaum Yahudi, sehingga terjadi pembunuhan besar-besaran.
Qusthanthin mengambil Salib dari kayu shalbut yang disebut-sebut,
“Tempat penyaliban Al-Masih,” dari kaum Yahudi. Sayang sekali raja ambisius ini
kekejamannya tidak hanya melanda kaum Yahudi. Rakyatnya pun dibakar hidup-hidup
karena membangkang ‘Perintah Menyembah Salib’. Yang masih hidup dipedang dengan
kejam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar