Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/08/15

KW 112: Perang Yarmuk (اليرموك)



 (Bagian ke-112 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Umar RA berdiri dan berjalan ke mimbar, untuk menyampaikan Nasehat. Dan membacakan surat, pada hadirin. Seusai surat dibaca; Jamaah Jumah menangis keras. Suara tangisan Mereka menggemuruh memenuhi Masjid. Mereka terharu pada saudara-saudara mereka yang telah berjuang mati-matian. Mereka tak terima 10 Pahlawan mereka gugur; 5 lainnya ditawan. Yang tangisannya paling keras, Abdur Rohman bin Auf  RA. Dia berkata, “Yang mulia! Perintahlah kami agar bergabung pada mereka! Kalau tuan mau pergi ke Syam untuk menolong Pasukan Muslimiin! Niscaya Mereka bertambah semangat dalam berjihad! Demi Allah! Saya hanya memiliki diri dan harta yang akan saya korbankan, untuk Kaum Muslimiin.”

Ketika mendengar Jamaah Jumah menangisi Pasukan Muslimiin yang gugur dan tertawan, hati Umar RA bertambah iba. Pada Abdullah bin Qurth pengantar surat, Umar berkata, “Hai putra Qurth! Siapa saja tokoh besar yang memimpin Pasukan Romawi sebanyak itu?!.”
Abdullah menjawab, “Lima Bathriq: 
1), Putra saudara perempuan Raja Hiraqla yang bernama Raja Qurin. 
2), Raja Dirjan. 
3), Raja Qanathir. 
4), Dan Raja Jarjir. 
Mereka berempat di bawah pimpinan Raja Mahan Al-Armani, pemimpin tertinggi semua Pasukan. Raja Jabalah lah yang memimpin 60.000 Pasukan berkuda Nashrani dari Arab Ghassan.”

Umar membaca istrijak dan membaca, “La chaula wa laa quwwata illaa bi Allahil-Aliyyil-Adziim.[1] Lalu membaca, “Yuriiduuna liyuthfiuu Nuur Allahi bi afwaahihim wa Allahu mutimmu NuuriHi walau karihal kaafiruun.” Artinya: Mereka ingin memadamkan Nur Allah dengan mulut-mulut mereka. Namun Allah akan menyempurnakan Nur-Nya, walaupun Kaum Kafir benci. [Asshaf ayat 8].

Jamaah Jumah mengamati Umar berkata, “Semuanya dipersilahkan menyampaikan pandangan pada saya! Semoga Allah Taala menyayang kalian.”
Perkataan Ali RA menyeruak, “Bergembiralah! Semoga Allah menyayang kalian. Musibah ini termasuk pertanda Kekuasaan Allah. Untuk mengunji dan mengamati amalan dan kesabaran Hamba-Hamban-Nya yang beriman. Barang siapa bersabar dan mengharapkan pahala, maka akan tergolong Kaum Sabar. Ketahuilah bahwa musibah ini pernah dijelaskan padaku, oleh Rasulullah SAW. Ini akan berakibat menang" Menarik perhatian hadirin.
Abbas RA bertanya, “Yang menang siapa, yang kalah siapa?.”
Ali menjawab, “Ya paman, yang kalah yang mengkufuri Allah dan menyekutukan. Sekarang saatnya kita menunggu Pertolongan Allah.”
Ali berkata pada Umar, “Yang mulia! Suratilah Abu Ubaidah wakil tuan. Untuk memberi tahu bahwa 'Pertolongan Allah' lebih baik, daripada pertolongan kita.”

Umar segera naik mimbar, untuk menyampaikan khutbah Jumah yang memukau. Khutbah mengenai 'Keutamaan Berjihad' yang disampaikan dengan berapi-api itu, membuat hati bergetar, dan air mata hadirin berderai. 
Umar turun dari mimbar untuk mengimami shalat. Seusai shalat, dia menulis surat untuk Abu Ubaidah:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dari hamba Allah, Amirul Mukminiin bernama Umar bin Al-Khatthab, untuk Abi Ubaidah Amir bin Jarrach (أبي عبيدة عامر بن الجراح), Kaum Muhajirin dan Anshar.
سلام عليكم
Sungguh saya memuji Allah satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Saya juga membaca shalawat untuk Nabi-Nya bernama Muhammad SAW. Adapun selanjutnya:
'Pertolongan Allah' untuk kalian, lebih baik daripada Bala-Bantuan kami. Ketahuilah bahwa yang akan menang bukan yang berjumlah banyak, tetapi yang mendapat 'Pertolongan dari Allah'. Allah juga berfirman, “Wa lan tughniya ankum fiatukum syaian walau katsurat wa anna Allaha maal muminiin.”[2] Sering kali Allah menolong Golongan yang hanya sedikit, mengalahkan Golongan berjumlah banyak. Pertolongan yang sesunguhnya hanyalah 'yang dari Allah'. Mengenai ada yang gugur; ada yang masih hidup; Allah berfirman, “Faminhum man qadhaa nachbahuu waminhum man yantadlir.”[3] Sungguh beruntung Kaum Syuhadak. Sungguh beruntung orang yang bertawakkal pada Allah. Belahlah barisan Lawan dengan Pasukan Muslimiin yang menyertai kau! Jangan terlalu susah memikirkan yang telah gugur sebagai Syuhada! Saya teringat saat menyaksikan Pasukan Muslimiin gugur di hadapan Rasulillah SAW. Walau begitu saat itu mereka tidak berputus asa, menghadapi Musuh di manapun tempatnya. Hingga akhirnya mereka gugur di Jalan Allah. Demi biar berada di sisi Allah; mereka tak takut mati. Bahkan mereka justru berjihad dengan maksimal. Doa mereka, “Rabbanaaghfir lanaa dzunuubanaa wa israafanaa fii amrinaa wa tsabbit aqdaamanaa wanshurnaa alal qaumil kaafiriin. ‘Akhirnya Allah memberi mereka balasan dunia dan eloknya balasan akhirat. Memang Allah cinta Kaum yang berbuat baik’.”[4]
Jika suratku telah sampai padamu, segera bacakan pada Muslimiin! Dan perintahlah mereka! Agar memerangi Musuh demi Jalan Allah! Bacakan pada mereka, “Yaaa ayyuhalladziina aamanushbiruu wa shaabiruu wa raabithuu wattaquu Allaaha laallakum tuflichuun!.”[5]
والسلام عليك ورحمة الله وبركاته


Umar melipat surat dan memberikan pada Abdullah bin Qurth, dengan pesan, “Hai Putra Qurth! Jika kau telah sampai pada Kaum Muslimiin, di waktu mereka telah berbaris! Datangilah Kaum Pembawa panji! Berkatalah ‘kau utusanku untuk mereka!’. Katakan pula ‘Umar mengirim salam untuk kalian’ dan berpesan ‘hai Ahli iman! Seriuslah di dalam berperang! Mengamuklah seperti singa! Belahlah kepala mereka dengan pedang! Mereka lebih hina daripada lalat. In syaa Allah kalian akan ditolong oleh Allah’. Lalu bacakan pada mereka ‘alaaa inna chizballaahi humul ghaalibuun’.”[6]
Abdullah berkata, “Ya Amiral Mukminiin! Doakan agar saya selamat dan bisa berjalan cepat.”


[1] Bacaan istirjak:  (Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun. Artinya: Sungguh kami milik Allah dan sungguh kami akan kembali pada-Nya) إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ.
[2] وَلَنْ تُغْنِيَ عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْئًا وَلَوْ كَثُرَتْ وَأَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ [الأنفال : 19]. Artinya: Dan Golongan kalian takkan mencukupi untuk kalian sedikitpun, walaupun banyak. Dan sungguh Allah menyertai Kaum iman.
[3] فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ [الأحزاب : 23]. Artinya: Maka sebagian mereka ada yang menyelesaikan kematiannya; sebagian mereka ada yang menunggu.
[4] وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ فَآَتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآَخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ  [آل عمران/147، 148]
[5] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [آل عمران : 200]. Artinya: Hai khususnya Kaum yang telah beriman, bersabar dan selalu bersabarlah! Dan menyambunglah (pada amalan)! Agar kalian beruntung.
[6] ألا إن حزب الله هم الغالبون.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar