(Bagian
ke-112 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Umar
RA berdiri dan berjalan ke mimbar, untuk menyampaikan Nasehat. Dan membacakan
surat, pada hadirin. Seusai surat dibaca; Jamaah Jumah menangis keras.
Suara tangisan Mereka menggemuruh memenuhi Masjid. Mereka terharu pada saudara-saudara mereka yang telah berjuang mati-matian. Mereka tak terima 10 Pahlawan
mereka gugur; 5 lainnya ditawan. Yang tangisannya paling keras, Abdur Rohman bin Auf RA. Dia berkata, “Yang mulia! Perintahlah
kami agar bergabung pada mereka! Kalau tuan mau pergi ke Syam untuk menolong Pasukan Muslimiin! Niscaya Mereka bertambah semangat dalam berjihad! Demi Allah! Saya hanya memiliki diri dan harta yang akan saya korbankan, untuk Kaum
Muslimiin.”
Ketika mendengar Jamaah Jumah menangisi Pasukan
Muslimiin yang gugur dan tertawan, hati Umar RA bertambah iba. Pada Abdullah bin Qurth pengantar
surat, Umar berkata, “Hai putra Qurth! Siapa saja tokoh besar yang memimpin Pasukan Romawi
sebanyak itu?!.”
Abdullah menjawab, “Lima Bathriq:
1), Putra saudara perempuan Raja Hiraqla yang bernama Raja Qurin.
2), Raja Dirjan.
3), Raja Qanathir.
4), Dan Raja Jarjir.
Mereka berempat di bawah pimpinan Raja Mahan Al-Armani, pemimpin tertinggi semua Pasukan. Raja Jabalah lah yang memimpin 60.000 Pasukan berkuda Nashrani dari Arab Ghassan.”
1), Putra saudara perempuan Raja Hiraqla yang bernama Raja Qurin.
2), Raja Dirjan.
3), Raja Qanathir.
4), Dan Raja Jarjir.
Mereka berempat di bawah pimpinan Raja Mahan Al-Armani, pemimpin tertinggi semua Pasukan. Raja Jabalah lah yang memimpin 60.000 Pasukan berkuda Nashrani dari Arab Ghassan.”
Umar membaca istrijak dan membaca, “La chaula wa laa quwwata
illaa bi Allahil-Aliyyil-Adziim.”[1] Lalu membaca, “Yuriiduuna
liyuthfiuu Nuur Allahi bi afwaahihim wa Allahu mutimmu NuuriHi walau karihal
kaafiruun.” Artinya: Mereka ingin memadamkan Nur Allah dengan mulut-mulut
mereka. Namun Allah akan menyempurnakan Nur-Nya, walaupun Kaum Kafir benci.
[Asshaf ayat 8].
Jamaah Jumah mengamati Umar berkata, “Semuanya dipersilahkan menyampaikan
pandangan pada saya! Semoga Allah Taala menyayang kalian.”
Perkataan Ali RA menyeruak, “Bergembiralah!
Semoga Allah menyayang kalian. Musibah ini termasuk pertanda Kekuasaan Allah. Untuk mengunji dan mengamati amalan dan kesabaran Hamba-Hamban-Nya yang
beriman. Barang siapa bersabar dan mengharapkan pahala, maka akan tergolong
Kaum Sabar. Ketahuilah bahwa musibah ini pernah dijelaskan padaku, oleh
Rasulullah SAW. Ini akan berakibat menang" Menarik perhatian hadirin.
Abbas RA bertanya, “Yang menang siapa, yang kalah siapa?.”
Ali menjawab, “Ya paman, yang kalah yang mengkufuri Allah dan
menyekutukan. Sekarang saatnya kita menunggu Pertolongan Allah.”
Ali berkata pada Umar, “Yang mulia! Suratilah Abu Ubaidah wakil
tuan. Untuk memberi tahu bahwa 'Pertolongan Allah' lebih baik, daripada pertolongan
kita.”
Umar segera naik mimbar, untuk menyampaikan khutbah Jumah yang
memukau. Khutbah mengenai 'Keutamaan Berjihad' yang disampaikan dengan berapi-api
itu, membuat hati bergetar, dan air mata hadirin berderai.
Umar turun dari mimbar untuk mengimami shalat. Seusai shalat, dia menulis surat untuk Abu Ubaidah:
Umar turun dari mimbar untuk mengimami shalat. Seusai shalat, dia menulis surat untuk Abu Ubaidah:
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dari hamba Allah, Amirul Mukminiin bernama Umar
bin Al-Khatthab, untuk Abi Ubaidah Amir bin Jarrach (أبي عبيدة عامر بن الجراح), Kaum Muhajirin dan Anshar.
سلام
عليكم
Sungguh saya memuji Allah satu-satunya Tuhan yang harus
disembah. Saya juga membaca shalawat untuk Nabi-Nya bernama Muhammad SAW.
Adapun selanjutnya:
'Pertolongan Allah' untuk kalian, lebih baik daripada Bala-Bantuan
kami. Ketahuilah bahwa yang akan menang bukan yang berjumlah banyak,
tetapi yang mendapat 'Pertolongan dari Allah'. Allah juga berfirman, “Wa lan
tughniya ankum fiatukum syaian walau katsurat wa anna Allaha maal muminiin.”[2] Sering kali Allah menolong Golongan yang hanya sedikit, mengalahkan Golongan berjumlah banyak. Pertolongan
yang sesunguhnya hanyalah 'yang dari Allah'. Mengenai ada yang gugur; ada yang
masih hidup; Allah berfirman, “Faminhum man qadhaa nachbahuu waminhum man
yantadlir.”[3]
Sungguh beruntung Kaum Syuhadak. Sungguh beruntung orang yang
bertawakkal pada Allah. Belahlah barisan Lawan dengan Pasukan Muslimiin yang
menyertai kau! Jangan terlalu susah memikirkan yang telah gugur sebagai Syuhada!
Saya teringat saat menyaksikan Pasukan Muslimiin gugur di hadapan
Rasulillah SAW. Walau begitu saat itu mereka tidak berputus asa, menghadapi Musuh di manapun tempatnya. Hingga akhirnya mereka gugur di Jalan
Allah. Demi biar berada di sisi Allah; mereka tak takut mati. Bahkan mereka
justru berjihad dengan maksimal. Doa mereka, “Rabbanaaghfir
lanaa dzunuubanaa wa israafanaa fii amrinaa wa tsabbit aqdaamanaa wanshurnaa
alal qaumil kaafiriin. ‘Akhirnya Allah memberi mereka balasan dunia dan
eloknya balasan akhirat. Memang Allah cinta Kaum yang berbuat baik’.”[4]
Jika suratku telah sampai padamu, segera bacakan pada Muslimiin! Dan perintahlah mereka! Agar memerangi Musuh demi Jalan Allah! Bacakan pada
mereka, “Yaaa ayyuhalladziina aamanushbiruu wa shaabiruu wa raabithuu
wattaquu Allaaha laallakum tuflichuun!.”[5]
والسلام
عليك ورحمة الله وبركاته
Umar melipat surat dan memberikan pada Abdullah bin Qurth, dengan
pesan, “Hai Putra Qurth! Jika kau telah sampai pada Kaum Muslimiin, di waktu
mereka telah berbaris! Datangilah Kaum Pembawa panji! Berkatalah
‘kau utusanku untuk mereka!’. Katakan pula ‘Umar mengirim salam untuk kalian’
dan berpesan ‘hai Ahli iman! Seriuslah di dalam berperang! Mengamuklah seperti
singa! Belahlah kepala mereka dengan pedang! Mereka lebih hina daripada
lalat. In syaa Allah kalian akan ditolong oleh Allah’. Lalu bacakan pada
mereka ‘alaaa inna chizballaahi humul ghaalibuun’.”[6]
Abdullah berkata, “Ya Amiral Mukminiin! Doakan agar saya
selamat dan bisa berjalan cepat.”
[1] Bacaan
istirjak: (Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun. Artinya: Sungguh kami milik Allah dan sungguh kami akan kembali pada-Nya) إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ.
[2] وَلَنْ تُغْنِيَ عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْئًا وَلَوْ كَثُرَتْ
وَأَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ [الأنفال : 19]. Artinya: Dan Golongan kalian
takkan mencukupi untuk kalian sedikitpun, walaupun banyak. Dan sungguh Allah
menyertai Kaum iman.
[3] فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ
[الأحزاب : 23]. Artinya: Maka sebagian mereka ada yang
menyelesaikan kematiannya; sebagian mereka ada yang menunggu.
[4] وَمَا
كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا
فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
فَآَتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآَخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ [آل عمران/147، 148]
[5] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا
وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [آل عمران : 200]. Artinya: Hai khususnya
Kaum yang telah beriman, bersabar dan selalu bersabarlah! Dan
menyambunglah (pada amalan)! Agar kalian beruntung.
[6] ألا إن حزب الله هم الغالبون.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar