Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/08/17

Kematian di Tangan Tuhan





Perjuangan Khalid di dalam menjayakan Kalimat Allah luar biasa. Pejuang Islam yang memiliki pasukan andalan, Jaisyuz-Zachf (Pasukan Obrak-Abrik) ini keberaniannya di luar nalar. Pukulan Khalid pada Bathriq Luqa di pertengahan para pengawal dan pasukannya yang berjumlah banyak adalah, keberanian yang gila-gilaan (subhanallah). Karena saat itu Khalid hanya membawa 10 sahabat Rasulillah SAW, satu pelayan, dan satu penunjuk jalan. 
Luqa yang dibanting dari atas kuda lalu diikat erat itu, raja bawahan Raja Hiraqla. Di samping pasukan Luqa saat itu sangat banyak; pasukan Raja Jabalah yang datang untuk bergabung dengan pasukan Luqa juga sangat banyak. 

Tekat Khalid saat itu memang biar meraih pahala mati Syahid, meskipun harus melalui jalan dibunuh dan dimutilasi oleh lawan yang melaut. Kemarahan lawan memuncak dan meledak ketika leher Luqa dipenggal oleh Khalid di depan mata mereka. Mereka mengeroyok Khalid dan pasukannya yang hanya sedikit itu. 
Khalid dan pasukannya melawan dengan ganas sekali. Jurus-jurus mematikan menewaskan lawan beruntun dalam waktu cepat. Walau akhirnya pasukan induk yang dibawahi oleh Abu Ubaidah datang untuk mengamuk dan menang. Tetapi hal itu merupakan bukti nyata bahwa Khalid lahir batin ingin mempersembahkan dirinya di Hadirat Allah, agar digolongkan sebagai Syuhada.

Peperangan Khalid dan 60 pasukannya melawan Jabalah dan 60.000 pasukannya lebih gila lagi (subhanallah). Pasukan induk yang dipimpin oleh Abu Ubaidah sama menangis, karena Khalid dan pasukannya yang ditunggu-tunggu hingga sore tidak juga pulang. Mereka takut kalau Khalid dan pasukannya telah gugur dan dimutilasi oleh lawan yang jauh lebih banyak. 
Abu Ubaidah menggerakkan pasukan induk untuk membantu Khalid. Ternyata pekerjaan berat itu hampir diselesaikan oleh Khalid. Abu Ubaidah dan pasukannya mengamuk di waktu musuh telah morat-marit tewas berserakan. 
Khalid yang telah menyerahkan dirinya pada Allah, dengan tekat bulat ‘biarlah tubuh ini hancur yang penting Allah tersenyum dan rido padaku’, justru membuahkan kemenangan akbar. Itu merupakan bukti bahwa Kematian di Tangan Tuhan.

Ponpes Mulya Abadi Mulungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar