Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/07/29

Rukun dan Kompak

Image result for rukun kompak


Allah mengajarkan, "Apa saja berasal dari kecil." Alam semesta pun awalnya juga hanya kecil. Jenis gajah besar telah punah yang namanya Mamut awalnya juga hanya setitik sperma atau nuthfah. Kerajaan Romawi yang pernah menjadi kerajaan terbesar sejagad juga berasal dari sebuah keluarga kecil. Setelah Kerajaan Romawi berhasil menaklukkan pasukan Persia tahun 6 Hijriah di kota Ninawa, maka makin melambunglah kerajaan Romawi Timur itu. Sebagai tanda syukur, pada tahun 7 Hijriah, Hiraqla melaksanakan nadzarnya, yaitu haji masyian dari kota Chimsh menuju Baitil-Maqdis.

Islam juga begitu, asalnya hanya Nabi Muhammad SAW lalu membesar dan menguat. Allah menggambarkan:
كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ [الفتح : 29].
Baca: Kazar’in akhraja syath’ahuu fa aazarahuu fastaghladza fastawaa ‘alaa suuqihii yu’jibuz zurraa’a.
Artinaya: Seperti pohon padi yang mengeluarkan tunasnya untuk memperkuat (diri)nya, akhirnya tegak atas pangkalnya menakjubkan petani.

Setelah nabi SAW wafat; Islam hampir saja bubar ditinggalkan oleh pemeluknya kecuali yang berada di sekitar 4 Masjid. Tapi lalu dibenahi hingga membaik dan menguat di bawah pimpinan Abu Bakr. Pada masa Abu Bakr pula, Islam mulai melambung ke langit kejayaan. 
Tepat ketika Abu Bakr wafat; kota besar dunia yaitu Damaskus ditaklukkan oleh Abu Ubaidah RA. Umat Islam yang mendengar berita Kemenangan Akbar yang dibaca oleh Umar, di Masjid Nabawi, meledakkan takbir membahana karena terlalu bahagia. 
Setelah zaman Umar yang oleh Hiraqla disebut sebagai Shochibul Futuch (Pemborong Kemenangan): kerajaan Romawi tumbang dan kerajaan Persia dilumpuhkan oleh pasukan Muslimiin. 
Raja terakhir Persia bernama Yazdajird dibunuh pada zaman Utsman karena membangkang pada Tuhan, yakni tidak mau Islam. Setelah itu kerajaan Persia tamat.

Penguasa alam semesta selanjutnya, umat Islam, di bawah Khalifah Utsman bin Affan. Kerajaan besar yang ada tinggal Turki, rajanya bernama Khaqan. 
Kerajaan Turki ditebas oleh pasukan Utsman, ketika membangkang perintah Rohman untuk Islam. Tetapi orang-orang Bughot justru membunuh Utsman yang sedang berpuasa dan membaca Surat Al-Baqarah. Saat itu pula, Allah meletakkan Bibit Penyakit yang sedikit-demi sedikit melumpuhkan Islam itu sendiri.

Terjadinya peperangan antara dua orang agung yang disebut Perang Jamal adalah sebuah bukti bahwa Islam saat itu sangat berkuasa: semua umat non Islam takut atau silau oleh kebesaran Islam. Kalau tidak takut atau silau, pasti musuh telah memukul mereka dari dua arah. 
Peperangan antara Ali dan Mu’awiyyah di Shiffin yang berkobar, juga menunjukkan bahwa saat itu, Islam sangat kuat. Karena tidak ada lawan, maka tokoh Islam justru bersitegang dengan saudara sendiri.

Islam tumbang setelah berkobarnya Perang Salib yang panjang sekali. Perang Salib satu meledak ketika Islam di langit kejayaan, tetapi sudah tidak rukun sesama ikhwan dan tidak memurnikan. Kalau umat Islam rukun dan memurnikan agama, maka takkan ada yang mampu melawan, meskipun seluruh penghuni bumi bersatu. Ada Hadits shahih yang menjelaskan demikian, secara sejarah juga demikian adannya. Bahkan Al-Qur’an juga menjelaskan demikian, secara tersimpul jelas sekali.

Yang perlu dicatat adalah: perubahan mendadak kaum Yahudi dan Nashrani. Dalam Perang Salib satu hingga tiga atau empat; kaum Yahudi yang telah menyatakan sebagai Pembunuh Isa AS, dihina oleh kaum Nashrani. Pembantaian masal besar-besaran dalam Perang Salib, korbannya bukan hanya umat Islam, tetapi kaum Yahudi dan tempat peribadatan mereka yang disebut Sinagog, juga menjadi sasaran utama, bagi kaum Salibis.

Tahun 1917 M, kaum Yahudi bermusyawarah untuk menentukan langkah, agar bisa membuat embryo kerajaan di Baitul-Maqdis. Perutusan kaum Yahudi datang menghadap Sultan Abdul-Hamid agar setitik dari permohonan mereka dikabulkan. Karena Sultan yang sangat agung itu menolak, mereka pulang untuk datang pada mentri luar negeri Inggris bernama Balfour. 
Balfour mengabulkan permohonan kaum Yahudi dengan dideklarasikannya Balfour Declaration. Sejak itu kaum Yahudi tahu bahwa Declaration itu, peletakan embryo dari kekuasaan yang sekarang telah meraksasa. Sejak itu pula nubuat (ramalan) atau mukjizat Muhammad SAW berbentuk Firman Tuhan, menjadi kenyataan.

Kini semua orang pintar tahu siapa Yahudi yang sangat kokoh itu. Yang jika berteriak; semua negara besar Nashrani akan berbondong-bondong sowan (bahasa Jawa) dan bersiap menunaikan perintah. Yang PBB saja, tidak berkutik di hadapannya, atau mungkin PBB itu, senjata politiknya. Yaitu pengendali segala urusan kemanusiaan, dan telah menjadikan kaum Arab berjumlah banyak, sebagai bola mainan yang ditendang, atau sebagai karpet yang diinjak-injak.


Perang Salib setelah itu lebih mengerikan, karena kaum Yahudi telah dilindungi oleh kerajaan Inggris. Siasat pasukan Salibis selanjutnya memerangi dan memberantas keimaman atau kekhalifahan atau kerajaan Islam. Di sisi lain kaum Yahudi menawarkan dan menekankan program sekularisasi untuk menyesatkan manusia melalui beberapa Faham Kafir. 
Ketika kekhalifahan Islam yang pusatnya di negeri Turki telah ditumbangkan, dan kaum Turki dipaksa agar adzan dengan bahasa Turki; tokoh-tokoh Yahudi dan Nashrani berjoget dan menari karena beranggapan Islam akan segera sirna dari muka bumi.
Kaum Wahabi tahu bahwa ini merupakan bahaya yang harus ditangani dengan cermat. Mereka memerangi Syarif Husain penguasa Makkah, Madinah, dan sekitarnya. 
KH Nur Asnawi (sahabat karib KH Nurhasan) dan lainnya menjelaskan, “Saat itu Inggris membantu persenjataan hingga kaum Wahabi berhasil mendirikan kerajaan Saudi Arabia.”

Saat ini umat Islam sedang dihimpit berbagai kesulitan. Iblis sebagai dalang kejahatan berada di belakang kaum Yahudi yang jeritannya diperhatikan dunia Nashrani. Ingatlah Perang Teluk yang lalu: saat itu kaum Nashrani dari berbagai negara besar, berdatangan untuk sang Yahudi. Secara lahiriah sepertinya untuk kerajaan Saudi. Jalan paling tepat untuk menghadapi kesulitan besar seperti itu, membaca di hadapan Rohman : حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ, memperdalam kajian Al-Qur’an dan Al-Hadits, mengamalkannya dan mempererat kerukunan dan kekompakan.  



Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar