Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/08/01

KW 106: Perang Yarmuk (اليرموك)


 (Bagian ke-106 dari seri tulisan Khald bin Walid)

Pada Qais bin Hubairah, Abu Ubaidah berkata, “Semoga Allah membalas keutamaan dan memberi ampunan kau dan kami. Usulanmu saya setujui.”
Beberapa Muslimiin silih berganti menyampaikan usulan baik, pada Abu Ubaidah, kecuali Khalid bin Al-Walid RA. Dia hanya diam saja.

Pada Khalid, Abu Ubaidah bertanya, “Hai Ayah Sulaiman! Kau lelaki pemberani! Ahli berkuda, perkasa, memiliki pandangan cemerlang dan siasat yang jitu. Bagaimana pendapatmu mengenai usulan Qais bin Hubairah?.”
Seluruh Majlis memperhatikan Khalid menjawab, “Saya menyetujui usulan Qais; walau sebetulnya saya punya pandangan tersendiri. Saya tidak mau berbeda pendapat dengan Kaum Muslimiin.”   
Seluruh Majlis memperhatikan Abu Ubaidah berkata, “Jika kau memiliki pandangan yang baik, katakan! Kami akan menerima usulanmu!.”
Khalid menjawab, “Ketahuilah yang mulia, jika kau tinggal di sini, berarti terjebak. Karena kota Jabiyah ini dekat kota Kaisarea (Qaisariyyah/قَيْسَارِيَّة), yang rajanya bernama Qusthanthin (قُسْطَنْطِينَ) putra Raja Hiraqla. Qusthanthin telah menyiapkan 40.000 Pasukan berkuda dan para Pemuda dari kota Yordan (الأُرْدُنّ). Mereka telah berkumpul di kerajaan Qusthanthin, karena mengkhawatirkan ‘Serangan kita’. Saya justru mengusulkan agar ‘kita pergi ke kota Yarmuk’, di sebelah kota Adzriat (أذرعات). Karena jika Amirul Mukminiin, Umar bin Khatthab RA akan mengirim bala bantuan, juga dekat. Selain itu tempat luas itu, akan leluasa untuk Pasukan Berkuda berjumlah banyak.”

Dengan hati berdebar, semua yang telah menyimak ‘Ucapan Khalid’, berkata, “Kami menyetujui usulan Khalid.”  

Abu Sufyan bin Charb (أَبُو سُفْيَانَ بْنُ حَرْبٍ) berkata, “Yang mulia, laksanakan usulan Khalid. Perintahlah dia pergi ke dekat kota Ramadah (الرَّمَادَةُ)! Sebagai penghalang antara Pasukan kita dan Pasukan Romawi, yang berada di kota Yordan. Agar kita tenang. Karena perjalanan kita yang berjumlah banyak sekali, menyeberangi hutan ini, pasti akan menimbulkan suara gaduh dan ribut, sehingga mudah diketahui oleh lawan. Jika pasukan dari Yordan menyerbu kita; yang akan melawan, Pasukan Khalid.”
Khalid menimpal, “Demi Allah hai putra Charb (حَرْبٍ)! Sungguh pendapatmu sesuai dengan harapanku! Memang demikian yang saya harapkan.”  

Abu Ubaidah menyetujui usulan Khalid dan Abu Sufyan. Dan perintah agar Pasukan Muslimiin segera meninggalkan Jabiyah, menuju Yarmuk. Dia juga perintah agar Khalid menggerakkan Pasukannya bernama Jaisuzzahf (جيش الزحف) yang terkenal, yang artinya Pasukan Pengobrak-abrik, terdiri dari 4.000 Pasukan berkuda. Tugas Pasukan Khalid selain itu, mengamati Pasukan Romawi yang akan menyerang dari belakang.

Pasukan Muslimiin yang banyak sekali itu, mengalir bersamaan suara derap kaki kuda yang menggemuruh. Suara derap kaki kuda mereka mencapai jarak dua Farsakh (6 Mil).

Pasukan Romawi yang berada di kota Yordan, mendengar gemuruh dari derap kaki kuda Pasukan Muslimiin, yang mengalir tak henti-henti. Pasukan Romawi di Yordan menyangka, 'Pasukan Muslimiin lari pulang' menuju kota Chijaz (الْحِجَاز), karena ketakutan menghadapai mereka yang jumlahnya jauh lebih banyak. 

Pasukan Romawi bergerak cepat, untuk menyerbu Pasukan Muslimiin bagian belakang. Namun Khalid berteriak keras pada pasukannya, “Serbu! Ini pertanda kita akan menang!.”
Pasukan Khalid menghunus pedang dan memegang tombak untuk menyerbu Pasukan Romawi. Yang bergerak menyerang paling cepat, Khalid, Dhirr bin Al-Azwar, Marqal (المرقال), Thalchah bin Naufal (طلحة بن نوفل), Zahid bin Al-Aswad, Amir bin Thufail, Ibnu Akiluddam (ابن أكال الدم), dan ada lagi lainnya.

Serbuan Pasukan Khalid terlalu ganas, sehingga Pasukan Romawi terdesak kesulitan, dan berlari pontang-panting. Serangan Pasukan yang disebut Jaisuzzahf makin menggila. Hingga Musuh berguguran; yang lain ditangkap. Sisa-sisa mereka berlari menuju Urdun, menghindari serangan Pasukan ganas mematikan.

Khalid dan Pasukan Jaisuzzahf membatalkan pengejaran, karena yang dikejar telah bergabung pada Pasukan Induk di Urdun, yang berjumlah banyak sekali.   

Abu Ubaidah sang Panglima dan Pasukannya, telah sampai Yarmuk membelakangi kota Adzriat (أذرعات). Di Yarmuk ada gunung besar yang menjulang tinggi. Di tempat itulah, Abu Ubaidah RA menempatkan Wanita Muslimaat dan anak-anak. Mereka disuruh naik, agar mencari tempat yang aman. Sejumlah Pria diperintah, agar berjaga di sudut-sudut jalan, dan agar mengamati keadaan.

Ketika Khalid dan pasukannya datang, membawa sejumlah rampasan perang. Abu Ubaidah sangat berbahagia, “Berbahagialah! Ini pertanda kita akan mendapat pertolongan dan kemenangan.”

Pasukan Muslimiin di Yarmuk telah siaga penuh, untuk menghadapi Musuh yang akan datang sewaktu-waktu.

Di tempat yang beda Raja Qusthanthin putra Raja Hiraqla terkejut, oleh khabar, "Pasukannya telah dikalahkan oleh sebagian Pasukan Muslimiin. Pasukan Muslimiin lain yang jauh lebih banyak, justru berpindah ke Yarmuk."

Kepada raja-raja yang telah bergerak menggiring Pasukan menuju Yarmuk, Raja Qusthanthin mengirim berita, “Anggapan kalian 'Pasukan Muslimin remeh atau lemah' keliru! Perangilah mereka hingga habis semuanya!.”

Raja Mahan membaca surat Raja Qusthanthin, di hadapan para Raja dan para Bathriq (patriach), yang berkumpul di hadapannya. Mahan perintah agar Pasukan Romawi yang melaut, meneruskan perjalanan ke Yarmuk. 

Arak-arakan Pasukan yang melaut itu, mencaci-maki Penduduk kota-kota taklukan kaum Muslimiin, “Kalian celaka! Meninggalkan agama kalian untuk mengalah pada kaum Arab.”
Mereka menjawab, “Justru kalian yang lebih pas untuk dicaci-maki, daripada kami. Karena kalian telah menghindari serangan mereka, dan meningglkan kami diserbu mereka. Hingga kami terpaksa berdamai dengan mereka. Akhirnya Kaum Arab makin tahu kebenaran.”  

Pasukan Romawi telah memenuhi daerah, dekat kota Romadah (الرمادة), dan kota Jaulan (الجولان), yang bernama Al-Jabal (الجبل). Jarak tempuh tempat itu, dari pasukan Muslimiin; 3 Farsakh (9 Mil).

Pasukan Romawi mengalir terus, memenuhi kawasan yang sangat luas di Yarmuk. Dari lautan pasukan itu, ada 60.000 Pasukan berkuda, dipimpin oleh Raja Jablah. Mereka bergerak berarak-arak, menutupi Panglima Besar mereka bernama Raja Mahan dan pasukannya, menuju tempat yang lurus pasukan Muslimiin, yang dipimpin oleh sejumlah Sahabat Rasulillah SAW. 
Mereka lah 60.000 pasukan berkuda Arab Nashrani dari Ghasan, Lakhm, dan Judzam.

Para Sahabat Rasulillah SAW dan lainnya ketakutan, dan membaca, “Laa Chaula walaa quwwata illaa bi Allah Al-Aliyyil-Adliim.”
Artinya: Tiada upaya mupun kekuatan, kecuali karena Allah yang Maha Agung Maha Dahsyat. [1]

Kini Pasukan Romawi yang melaut itu berombak dan bergerak.

Pasukan Muslimiin pucat ketakutan, karena menyaksikan Pasukan Lawan terlalu banyak. Mereka terus-menerus membaca, “Laa Chaula walaa quwwata illaa bi Allah Al-Aliyyil-Adliim.”
Abu Ubaidah berdoa, “Rabbanaa afrigh alainaa shabran wa tsabbit aqdaamanaa wanshurnaa alal qaumil kaafiriin.”  [2]
Artinya: Ya Tuhan kami! Tuangkan kesabaran atas kami! Dan tetapkan tumit-tumit kami! Dan tolonglah kami mengalahkan Kaum Kafir.

Abu Ubaidah perintah sejumlah Kaum Dzimi (taklukan), agar masuk ke Lautan Pasukan Romawi. Untuk mengecek jumlah dan peralatan perang mereka. Dia berkata, “Saya berharap Allah menjadikan mereka semua, sebagai taklukan dan rampasan perang kita.”  


Dua Pasukan dari Jabalah dan Mahan, telah berdatangan semuanya, menempati kawasan yang lurus Pasukan Muslimiin. Riuh dan ribut dari lautan Insan, dan ringkikan kuda, membahana. Bagaikan suara hujan lebat mengguyur bumi. [3]



[1] لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ.
[2] {رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْراً وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ} [البقرة: 250].
[3] Bagi yang memiliki kitab Futuchus-Syam silahkan disimak. Futuchs-Syam yang di Maktabatus-Syamilah di: فتوح الشام - (1 / 155).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar