Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2017/07/02

Sambutan dan Doa



Image result for Khalid Pedang Allah



Arak-arakan berkuda Khalid dan pasukannya sampai di bukit kota Damaskus. Di situ, dia mendirikan panjinya bernama Iqab. Oleh karena itu tempat itu disebut Tsaniyatul-Iqab, yang artinya Bukit Panji Iqab. 

Lalu Khalid bergerak lagi menuju tempat, untuk beristirahat. Tempat itu sekarang disebut Dairu Khalid (Kampung Khalid). Di sana, dia menunggu pasukan lain yang belum datang.

Negeri Damaskus bergolak. Lautan lawan di sana telah berkumpul, untuk bersiap menghadapi Khalid dan pasukannya. Penduduk Sawad pun mengalir berdatanganmemadati negeri Damaskus yang indah. Di pertengahan mereka, barisan 12.000 pasukan berkuda gagah berani.

Benteng kota dihiasi Salib keramat, ditata rapi mengelilingi kota. Berita, “Khalid dan Pasukannya Bergerak Menuju Damaskus, telah sampai telinga Raja Hiraqla, di Anthaqiyah.


Di Anthaqiyah, sejumlah petinggi militer yang disebut 'Bathriq' berkumpul memenuhi ruangan megah. Mereka menunggu Khotbah Penting yang akan disampaikan oleh Raja Hiraqla.

Lalu berteriak, “Siapa kalian yang sanggup mengemban tugas menghalau mereka untuk mengamankan saya? Jika dia berhasil, akan saya beri Anugrah Kerajaan!.”
Seorang tokoh bernama Bathriq Kalus bin China yang sangat pandai dan pemberani, menyanggupi perintah. Nama dia sohor karena telah berjasa dalam sejumlah perang besar. Bahkan musuh-musuhnya dari Persia, mengakui kehebatannya.

Hampir semua hadirin memandang dan mendengar Kalus berkata, “Saya akan membela Tuan! Mereka akan saya usir agar pergi!.”


Sebuah upacara akbar digelar untuk Pemberangkatan Bathriq Kalus, yang akan membawa 5.000 pasukan berkuda, untuk memerangi kaum Arab. Rakyat yang melaut banggamenyaksikan Raja Hiraqla menyerahkan Salib-Emas pada Bathriq Kalus yang berada di depan 5.000 pasukan berkudanya.

Hiraqla perintah, “Bawalah Salibmu ini di depanmu! Agar menolong kau!.”
Kalus menerima Salib-Emas. Pekikan terompet membahana seakan-akan membelah langit, di tengah penonton berjejal yang mengelu-elukan.

Arak-arakan pasukan berkuda yang dibawa oleh Kalus, berlari menuju kota Chimsh (Homs). Debu-debu beterbangan. Rakyat memadati sepanjang jalan, yang dilewati pasukan berkuda, dari raja sesembahan mereka.

Pasukan pertahanan kota itu telah siaga-penuh. Barisan pasukan berpedang, berderet memanjang jauh, membuat hati berdebar. 
Sejumlah pejabat di pertengahan mereka yang melaut, menyambut kedatangan pasukan dari raja tersebut. Orang-orang penting itu terdiri dari para pejabat militer, para ulama, dan para rahib.


Sehari-semalam, Kalus dan pasukannya singgah di Chimsh (Homs). Ketika pagi telah terang, dia membawa pasukannya berarak-arak menuju Baklabak (Balbek).

Kota itu telah dipenuhi lautan manusia. Sejumlah wanita menangis sambil menampar pipi, dan berkata, “Yang mulia! Pasukan Arab telah merebut kota Arakah, Chauran, dan Bushra!.”
Kalus terkejut dan bertanya, “Bagaimana mungkin mereka mampu mengalahkan Pasukan Chauran dan Bushra?.”
Sambil menangis, mereka menjawab, “Mereka menyerang terus tak kenal lelah. Pimpinan mereka telah bergerak kemaridari Iraq. Dialah yang telah merebut kota Arakah!.”
Kalus bertanya, “Siapa nama dia?!.”
Dengan serempak, wanita-wanita menjawab, “Khalid bin Al-Walid."
Kalus bertanya, “Berapa jumlah pasukannya?.”
Mereka menjawab, “Seribu limaratus pasukan berkuda.”
Kalus bersumpah, “Demi kebenaran Al-Masih! Leher dia akan saya potong! Kepalanya akan saya jadikan hiasan ujung tombakku!.”

Kalus menggiring arak-arakan pasukannya menuju Damaskus
Kota megah itu penduduknya siaga penuh. Yang berkuasa di negeri tersebut Bathriq Azazir, di bawah kendali Raja Hiraqla.

Azazir didampingi sejumlah pejabat tinggimenyambut kedatangan Kalus. Di situ, ‘Surat Perintah Raja Hiraqladibacakan. 
Dengan sombong, Kalus bertanya, “Bukankah kalian akan senang jika saya memerangi dan mengusir musuh kalian dari negeri kalian ini?!.”
Jawaban mereka meledak menggemuruh, “Betul!."
Kalus berkata, “Kalau begitu suruhlah agar Azazir pergi! Saya yang akan memerangi mereka dengan pasukan saya! Tak seorang pun boleh campur-tangan dalam urusan ini!.”
Beberapa orang menjawab dengan terbata-bata, “Tuan! Bagaimana mungkin pimpinan kami disuruh pergi? Padahal musuh sudah bergerak kemari?.”
Azazir marah-marah di depan Kalus yang sombong.
Sebelum itu mereka telah sepakat akan memerangi kaum Arab bergantian. Sehari dilawan oleh Kalus dan pasukannya. Hari berikutnya dilawan oleh Azazir dan pasukannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar