Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2016/12/12

PS 180: Pembebasan Syam



 Image result for ‫كتيبة المسلمين‬‎

Pasukan Muslimiin berjumlah 4.000 orang
 diserbu dengan sengit oleh 30.000 orang Romawi. Maisarah telah mencurahkan semua kekuatannya. Dan berkata, “Semuanya saja agar mementingkan kampung akhirat yang lebih dekat, daripada keluarga kita! Datangi akhirat, seperti seorang ibu mendatangi anaknya! Jangan justru meninggalkan!.” Lalu berteriak, “Buanglah sarung pedang kalian agar kita lebih serius berperang!.”
Keributan membisingkan itu, suara dentingan pedang; teriakan; bentakan; jeritan; dan derap kaki kuda puluhan ribu pasukan. 
Kaum Muslimiin membuang sarung pedang; kaum Romawi juga membuang sarung pedang.
Kaum Muslimiin berdoa agar Allah memberi kemenangan; kaum Musrik mengucapkan kalimat syirik.
Kaum Muslimiin dari Sudan berperang mati-matian. Umumnya sandi mereka, “Annashr!.” Hanya Muslimiin dari Sudan yang bersandi, “Ya Muhammad!.”
Ada hiruk-pikuk kaum mengejutkan. Beberapa pasukan Romawi mundur kebelakang. Ada pekikan keras, “Laa Ilaaha illaa Allah, Muhammad Rasul Allah!,” di pertengahan pasukan Romawi, yang disangka teriakan malaikat.
Di titik pekikan itu, pasukan Romawi bercerai-berai. Tetapi akhirnya ketahuan bahwa pekikan itu dari Damis dan sepuluh temannya yang ditawan. Dengan perisai mereka menangkis tebasan pedang kaum Romawi. Damis memasang perisainya dan mengamuk, dengan membaca syair:
Penolongku Tuhanku Penghancur kaum Ad dan Tsamuda
Muhammad Thahir Rasyid SAW lepaskan ikatan tangan saya
Yaitu Rasul Raja yang Maha Mulia
Yang selalu mendapat shalawat dari Penolong yang selalu dipuja  

Pengeroyokan pasukan Romawi atas Damis dan sepuluh temannya morat-marit, setelah dihajar oleh pasukan Muslimiin dengan serangan terganas. Damis dan teman-temannya selamat tetapi tubuh mereka bermandi darah. 
Pasukan Muslimiin yang gugur kurang dari 50 orang; pasukan Romawi yang gugur sekitar 3.000 orang lebih.
Mereka yang gugur oleh tebasan pedang Damis dan sepuluh temannya tidak dihitung, karena berada di pertengahan lawan. 
Maisarah yang bergerak untuk mendekat, ditolak, “Jangan yang mulia! Demi Allah, mestinya saya yang datang” oleh Damis.

Setelah Damis mendekat dalam keadaan berlumuran darah, Maisarah memeluk dan mencium pertengahan dua matanya. Maisarah bertanya, “Bagaimana kalian?.” 
Damis menjawab, “Yang mulia! Pasukan Romawi mengeroyok dan membunuh kuda saya, lalu menawan saya. Saya dan teman-teman ditangkap dan tangan kami diikat dengan rantai, hingga kami berputus asa di dalam ikatan. 
Ketika saya bangun, ternyata pasukan yang menjaga kami, tidur pulas karena terlalu capek. Kami mengambil pedang dan perisai untuk membunuh mereka yang tergolek. Berkat sabda nabi SAW di dalam mimpi itu, kami juga bisa membunuh pasukan berjumlah banyak selain mereka, dan bisa lolos kemari.”
Pasukan Muslimiin yang mengerumuni dan menyimak Damis bercerita, bertakbir, bertahlil, dan membaca shalawat untuk tuan besar manusia SAW. 
Dua kubu telah menarik diri menuju tenda mereka masing-masing. Hanya mayat-mayat bergelimpangan yang tergolek tak bergerak.  

Bathriq (Patriarch) Jaris, tokoh besar bagi pasukan Romawi. Dia sangat bersedih ketika menyaksikan pasukannya tewas banyak sekali. Dia bersumpah, “Demi Al-Masih, jika kalian tidak semangat pasti akan kalah.” 
Pasukan Romawi berkumpul untuk bersumpah, “Demi Al-Masih, kami takkan lari meskipun harus mati semuanya.”
Di malam kelam itu, mereka diterangi oleh obor-obor menyala-nyala, di atas gunung yang tinggi. Derap kaki kuda pasukan bantuan untuk mereka yang berdatangan, membahana. Jumlah arak-arakan bala-bantuan yang mengalir terus-menrus itu 20.000 orang. Gema suara derap kaki kuda dan hiruk-pikuk mereka sampai jarak yang jauh.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar