Pasukan Muslimiin berjumlah 4.000 orang diserbu dengan sengit oleh 30.000 orang Romawi. Maisarah telah mencurahkan semua kekuatannya. Dan berkata, “Semuanya saja agar mementingkan kampung akhirat yang lebih dekat, daripada keluarga kita! Datangi akhirat, seperti seorang ibu mendatangi anaknya! Jangan justru meninggalkan!.” Lalu berteriak, “Buanglah sarung pedang kalian agar kita lebih serius berperang!.”
Keributan membisingkan itu, suara dentingan pedang; teriakan; bentakan; jeritan; dan derap kaki kuda
puluhan ribu pasukan.
Kaum Muslimiin membuang sarung pedang; kaum Romawi juga membuang sarung pedang.
Kaum Muslimiin membuang sarung pedang; kaum Romawi juga membuang sarung pedang.
Kaum Muslimiin berdoa agar Allah
memberi kemenangan; kaum Musrik mengucapkan kalimat syirik.
Kaum Muslimiin dari Sudan
berperang mati-matian. Umumnya sandi mereka, “Annashr!.” Hanya Muslimiin dari
Sudan yang bersandi, “Ya Muhammad!.”
Ada hiruk-pikuk kaum
mengejutkan. Beberapa
pasukan Romawi mundur kebelakang. Ada pekikan keras, “Laa Ilaaha illaa
Allah, Muhammad Rasul Allah!,” di pertengahan pasukan Romawi, yang disangka
teriakan malaikat.
Di titik pekikan itu, pasukan
Romawi bercerai-berai. Tetapi akhirnya ketahuan bahwa pekikan itu dari Damis
dan sepuluh temannya yang ditawan. Dengan perisai mereka menangkis tebasan
pedang kaum Romawi. Damis memasang perisainya dan mengamuk, dengan membaca syair:
Penolongku Tuhanku Penghancur kaum Ad
dan Tsamuda
Muhammad Thahir Rasyid SAW lepaskan
ikatan tangan saya
Yaitu Rasul Raja yang Maha Mulia
Yang selalu mendapat shalawat dari Penolong yang selalu dipuja
Yang selalu mendapat shalawat dari Penolong yang selalu dipuja
Pengeroyokan pasukan Romawi atas Damis dan sepuluh temannya morat-marit, setelah dihajar oleh pasukan Muslimiin dengan serangan terganas. Damis dan teman-temannya selamat tetapi tubuh mereka bermandi darah.
Pasukan Muslimiin yang gugur kurang
dari 50 orang; pasukan Romawi yang gugur sekitar 3.000 orang lebih.
Mereka yang gugur oleh tebasan pedang
Damis dan sepuluh temannya tidak dihitung, karena berada di pertengahan
lawan.
Maisarah yang bergerak untuk mendekat, ditolak, “Jangan yang mulia! Demi Allah, mestinya saya yang datang” oleh Damis.
Maisarah yang bergerak untuk mendekat, ditolak, “Jangan yang mulia! Demi Allah, mestinya saya yang datang” oleh Damis.
Setelah Damis mendekat dalam keadaan berlumuran darah, Maisarah memeluk dan mencium pertengahan dua matanya. Maisarah bertanya, “Bagaimana kalian?.”
Damis menjawab, “Yang mulia! Pasukan
Romawi mengeroyok dan membunuh kuda saya, lalu menawan saya. Saya dan
teman-teman ditangkap dan tangan kami diikat dengan rantai, hingga kami berputus
asa di dalam ikatan.
Di pertengahan malam saya bermimpi
melihat Rasulallah SAW bersabda ‘ya Damis, kau nggak perlu sedih! Kedudukan
saya di sisi Allah sangat Terhormat’. Lalu beliau SAW mengusapkan tangannya, untuk
melepaskan rantai pengikat tangan saya. Semua teman saya juga diperlakukan
demikan, oleh beliau SAW. Lalu beliau bersabda ‘berbahagialah atas Petolongan Besar
dari Allah ini. Saya nabi kalian bernama Muhammad SAW. Sampaikan salam saya
pada Maisarah! Dan katakan padanya jazakallohu khoiro!’, lalu menghilang.
Ketika saya bangun, ternyata pasukan
yang menjaga kami, tidur pulas karena terlalu capek. Kami mengambil pedang dan
perisai untuk membunuh mereka yang tergolek. Berkat sabda nabi SAW di dalam
mimpi itu, kami juga bisa membunuh pasukan berjumlah banyak selain mereka, dan
bisa lolos kemari.”
Pasukan Muslimiin yang mengerumuni
dan menyimak Damis bercerita, bertakbir, bertahlil, dan membaca shalawat untuk
tuan besar manusia SAW.
Dua kubu telah menarik diri menuju
tenda mereka masing-masing. Hanya mayat-mayat bergelimpangan yang tergolek tak
bergerak.
Bathriq (Patriarch) Jaris, tokoh
besar bagi pasukan Romawi. Dia sangat bersedih ketika menyaksikan pasukannya
tewas banyak sekali. Dia bersumpah, “Demi Al-Masih, jika kalian tidak semangat
pasti akan kalah.”
Pasukan Romawi berkumpul untuk
bersumpah, “Demi Al-Masih, kami takkan lari meskipun harus mati semuanya.”
Di malam kelam itu, mereka diterangi
oleh obor-obor menyala-nyala, di atas gunung yang tinggi. Derap kaki kuda
pasukan bantuan untuk mereka yang berdatangan, membahana. Jumlah arak-arakan
bala-bantuan yang mengalir terus-menrus itu 20.000 orang. Gema suara derap kaki
kuda dan hiruk-pikuk mereka sampai jarak yang jauh.
In syaa Allah bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar