Cerbung (Cerita bersambung)
Dengan terperangah, Abu Ubaidah memandang ombak lautan pasukan Anthakiyah, mengalir ke dalam benteng,
menghindari serangan kaumnya. Derap kaki kuda mereka menggemuruh. Dia berdoa, “Ya Allah, berilah kami, Jalan Menaklukkan mereka, secara nyata.”
Gubernur Anthakiyah seorang bathriq (patriarch), bernama Salib
bin Marqus (صليب بن مرقس) yang
bodoh. Awalnya, malam itu dia bertekat memerangi kaum Arab dari dalam benteng.
Dan telah mengumpulkan petinggi militer dan para pejabat. Tetapi niatnya
diurungkan setelah beberapa orang memohon, “Kami mohon agar tuan menemui kaum
Arab, untuk minta damai. Dan mengabulkan yang mereka minta.”
Bathriq Salib mengendarai kuda untuk menemui dan mengajukan permohonan damai, pada Abu Ubaidah. Dalam perdamaian itu, Salib mewakili kaumnya, menyanggupi membayar 300.000 mitsqal emas.
Pada Salib, Abu Ubaidah perintah, “Bersumpahlah pada kami, bahwa kalian takkan mengkhianati kami! Karena negeri kalian banyak gunung-gunung dan jurang-jurangnya!.”
Khalid bertanya, “Siapa yang akan menyumpah dia?.”
Abu Ubaidah berkata, “Yuqana.”
Di atas
kepala Bathriq Salib,Yuqana meletakkan tangan di atas tangan. Dan menyumpah, “Katakan ‘demi Allah’ 40 X. Jika saya
melanggar sumpah:
1. Salib saya patah.
2. Para tokoh agama Nashrani melaknati
saya.
3. Saya akan keluar dari agama
Nashrani.
4. Saya akan menyembelih unta pada air
Al-Mamudiyah (المعمودية).
5. Air itu juga akan saya beri kencing
bayi-bayi Yahudi.
6. Saya akan menyembelih seorang alim
agar darahnya saya sombakan pada pakaian para pengantin.
7. Tempat penyembelihan kurban, akan
saya beri darah haid wanita Yahudi.
8. Lampu-lampu Gereja Jirjis akan saya
padamkan.
9. Saya akan menikahi wanita Yahudi
yang berfarji blooding tak tersembuhkan.
10. Saya akan mencuci pakaian pada hari
Jumat pagi.
11. Gereja-gereja dan biara-biara akan
saya robohkan.
12. Saya akan melarang mengadakan
perayaan-perayaan.
13. Saya akan menyembah Tuhan dan
menentang mempertuhan insan.
14. Saya akan berpuasa di bulan
Ramadhan.
15. Saya akan shalat dengan busana
Yahudi.
16. Dan kami
takkan melanggar sumpah yang saya ikrarkan pada kalian.”
Batriq Salib mengikrarkan sumpah, dituntun oleh Raja
Yuqana.
Tanggal 5 bulan Sya’ban tahun 17 Hijriah, hari yang bersejarah bagi kaum Muslimiin. Abu Ubaidah dan arak-arakan pasukannya berjalan ke arah Pintu Gerbang Anthakiyah. Yaitu kota paling besar di wilayah Syam. Kota yang pernah di tempati oleh Raja Hiraqla. Kota Hijrah Nabi Isa bin Maryam AS. Penduduk kota itulah yang pertama kali menerima agama Isa bin Maryam AS. Penduduk Bethlehem justru merintangi agama Isa AS, hingga beliau hijrah ke Anthakiyah.
Abu Ubaidah yang agung diapit oleh Khalid di sebelah kanannya, dan oleh Maisarah bin Masruq di kirinya. Di sebelah kanan dan kirinya, barisan Chuffadz (Penghafal) Al-Qur’an, yang membaca surat Al-Fatch. Arak-arakan pasukan itu berjalan terus, hingga Pintu Gerbang Al-Jinan (Taman-Taman). [1] Dia turun dari kendaraan, untuk menggaris tanah dan perintah, “Dirikan Masjid di sini!.”
In syaa Allah bersambung
[1] Penulis yakin, saat itu banyak kaum
Muslimiin yang menangis karena terlalu bahagia, oleh Anugrah Besar Tuhan yang Maha
Agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar