Putra Rifaah yang bodoh juga ditawan bersama Rifaah. Namun dia tertarik pada kekafiran. Ketika ayah dia berdebat tentang ilmu dengan sang bathriq, saat yang palingindah bagi dia. Dia terperangah menyaksikan kemewahan dan keramaian dalam perayaan itu. Yang paling menarik baginya, para wanita yang cantik molek menggiurkan.
Dia mencium Salib untuk melakukan syirik, hingga Rifaah menangis sedih dan berkata, “Nak, kenapa kau kafir setelah iman? Kau tersingkir dari Pintu Gerbang Rohman? Kau mengkufuri Penentu segala aturan? Kau melawan kodar baik untuk menjauhi Hadirat Rohman? Saya menangis bukan hanya
karena berpisah darimu, tetapi karena kita telah melewati jalan yang berbeda.
Kau melewati jalan para Iblis bersama para rahib dan tokoh Nashani menuju
neraka keenam. Saya mengikuti Muhammad SAW meniti jalan, bergabung pada arwah yang damai.
Nak! Jangan tergiur dengan gebyar duniawi! Jangan mengikuti nafsu melalaikan
akhirat! Apa alasan saya di hadapan yang Maha Mulia Maha Pemaksa, nantinya? Nak, kau telah
mempermalukan ayahmu yang beruban, karena mengkufuri pada yang Maha Tahu segala rahasia.
Nak! Kau telah tertipu oleh angan-anganmu! Saya heran, kenapa kau bisa-bisanya merasa
tenang berpisah dengan Muhammad Al-Mushthafa (محمد المصطفى) SAW? Nak! Kau akan minta syafaat pada
siapa besok di hari kiamat? Kau tertipu oleh kekafiran hingga mengkufuri yang
Maha Alim! Kau meninggalkan surga Naim menuju neraka Jachim! Apa kau tak malu
pada Nabi Ahmad SAW di
hari kiamat nanti? Tak sadarkah kau bahwa ayahmu pagi ini susah karena
kekufuranmu? Kau akan lari ke mana jika di hari yang dahsyat Allah memanggilmu?
Dia akan murka :
‘Ya hambaKu! Kamu telah mengkufuri
yang Maha Esa’.
Hai anakku! Kini
kau di dalam kehidupan hina! Sedangkan ayahanmu akan di dalam kejayaan yang
baka.”
Seorang berkata, “Hati putramu telah tertutup” pada Rifaah.
Ikatan tangan putra Rifaah dilepas oleh sang bathriq.
Lalu dia diperintah mencebur Air Makmudiah (المعمودية).
Sejumlah ulama dan tokoh Nashrani mengelilingi untuk
mengolesi dia, parfum Bakhur.
Seorang bathriq menyerahkan kuda gagah, gadis sangat
menawan dan rumah mewah. Anak murtad itu diperintah agar bergabung pada
Pasukan Raja Jabalah.
Sang bathriq berkata, “Hai kaum Arab! Kenapa kalian tidak masuk agama kami seperti ini?.”
Mereka menjawab, “Karena agama kami yang benar, dan
keyakinan kami tak tergoyahkan. Kami takkan murtad, meskipun harus
dibunuh.”
Sang bathriq membentak, “Kalian akan diusir oleh
Al-Masih agar tersingkir.”
Rifaah menjawab, “Allah yang tahu 'mana di antara kita' yang diusir jauh dari Rahmat Allah.”
Rifaah menjawab, “Allah yang tahu 'mana di antara kita' yang diusir jauh dari Rahmat Allah.”
Hiraqla bertanya, “Hai kaum Arab! Kami mendapat laporan bahwa 'Khalifah kalian' berbusana jelek yang ditambal. Padahal sudah mendapatkan harta kekayaan dari kami sangat banyak? Mestinya dia berbusana seperti raja?.”
Rifaah menjawab, “Karena tujuan dia yang paling utama, akhirat.”
Hiraqla bertanya, “Bagaimana bentuk rumah dinas yang dia tempati?.”
Rifaah menjawab, “Dari bata yang direkatkan dengan tanah. Tidak dikawal oleh pasukan, sehingga kaum Faqir dan Miskin berani menemui.”
Hiraqla bertanya, “Alas dia dari apa?.”
Hiraqla bertanya, “Bagaimana bentuk rumah dinas yang dia tempati?.”
Rifaah menjawab, “Dari bata yang direkatkan dengan tanah. Tidak dikawal oleh pasukan, sehingga kaum Faqir dan Miskin berani menemui.”
Hiraqla bertanya, “Alas dia dari apa?.”
Rifaah menjawab, “Keadilan dan kenyamanan.”
Hiraqla bertanya, “Singgasananya dari apa?.”
Rifaah menjawab, “Akal sehat dan keyakinan yang
benar.”
Hiraqla bertanya, “Dasar Kerajaannya apa?.”
Rifaah menjawab, “Zuhud dan aturan sehat.”
Hiraqla bertanya, “Apa kekayaan yang
diandalkan?.”
Hiraqla bertanya, “Siapa saja Pasukan
Tempurnya?.”
Rifaah menjawab, “Kaum yang mentauhidkan Allah. Tak
tahukah kau bahwa kaum Umar bertanya ‘yang mulia,
baginda telah merebut kekayaan para kaisar Romawi dan telah menundukkan para
Bathriq maupun raja-raja Persia. Kenapa berpakaian sangat sederhana?.”
Beliau menjawab, “Kalian menghendaki perhiasan duni yang nyata, sedangkan saya menghendaki Tuhan dunia dan akhirat. Dan mendalil ‘Alladziina in makkannaahum fil ardhi aqaamus shalaata wa aatuz zakaata wa amaruu bil maruufi wa nhau anil munkar’.” [1]
Beliau menjawab, “Kalian menghendaki perhiasan duni yang nyata, sedangkan saya menghendaki Tuhan dunia dan akhirat. Dan mendalil ‘Alladziina in makkannaahum fil ardhi aqaamus shalaata wa aatuz zakaata wa amaruu bil maruufi wa nhau anil munkar’.” [1]
Hiraqla perintah agar para tawanan Muslimiin dimasukkan ke dalam penjara dekat biara Qisan. Lalu dia keluar menuju pasukannya. Dia naik panggung, lalu ditutup pagar oleh para bathriq, untuk dilindungi. Lalu dia menaiki kuda untuk mengelilingi pasukan Berkudanya yang melaut.
Ketika akan kembali ke
istana, Hiraqla terkejut oleh datangnya pasukan berkuda berwajah
ketakutan. Pasukan pengawal raja bertanya pada mereka, “Ada apa?.”
Hiraqla dan pasukan pengawalnya mengamati mereka
menjawab, “Jisrul-Chadid kita telah dikuasai dan dilewati oleh
pasukan Arab."
Hiraqla terkejut dan jantungnya berdetak cepat, bagai kentongan dipukul bertalu-talu. Dia makin yakin bahwa kerajaannya akan segera direbut oleh Kaum Arab.
Hiraqla terkejut dan jantungnya berdetak cepat, bagai kentongan dipukul bertalu-talu. Dia makin yakin bahwa kerajaannya akan segera direbut oleh Kaum Arab.
Dia bertanya, “Bagaimana mungkin Kaum Arab bisa
menguasai Jisrul-Chadid yang dijaga oleh 300 Bathriq kuat
berpasukan banyak?.”
Mereka menjawab, “Yang mulia, memang jembatan itu
diserahkan oleh pasukan kita yang paling depan.”
In syaa Allah bersambung
[1] الَّذِينَ
إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ
وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ
الْأُمُورِ [الحج/41].
Artinya: Orang-orang yang jika Kami beri tempat di dalam bumi, mereka menetapi shalat, menunaikan zakat, amar maruf, dan mencegah dari kemungkaran. Dan milik Allah lah Akibat segala perkara.
Artinya: Orang-orang yang jika Kami beri tempat di dalam bumi, mereka menetapi shalat, menunaikan zakat, amar maruf, dan mencegah dari kemungkaran. Dan milik Allah lah Akibat segala perkara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar