Cerbung (Cerita bersambung)
Ketika
itu, Manu bin Aus (معن بن أوس) datang membawa lelaki Romawi. Dan memohon,
“Silahkan bertanya pada lelaki yang mengaku utusan ini” pada Abu Ubaidah
yang segera bertanya dengan
berbisik-bisik, pada lelaki itu.
Lelaki
itu menjawab, “Saya diutus mengantar surat ini.”
Abu Ubaidah bertanya,
“Dari siapa?.”
Dia
menjawab, “Dari Yuqana dan orang yang ditawan bernama Dhirar bin Al-Azwar di Anthakiyah, untuk kalian.”
Abu
Ubaidah menyaut dan cepat-cepat membaca. Orang-orang yang merindukan Dhirar, mengerumuni
dia membaca surat.
Surat
itu membuat mata mereka berkaca-kaca lalu menangis sedih. Dalam waktu
cepat berita Dhirar dan Pasukannya Ditahan di Anthakiyah, sampai pada Khaulah saudara perempuan
Dhirar.
Abu Ubaidah membaca surat itu, dan Khaulah mendengarkan lalu menangis, sambil membaca, “Innaa lillaahi wainnaa ilaiHi raajiuun. Walaa chaula walaa quwwata illaa billaahil Aliyyil Azhiim.” Lalu bersumpah, “Demi Allah, saya akan membalaskan dia, in syaa Allah.”
Kemarahan berkobar-kobar karena pengaruh syair Dhirar yang dihafalkan oleh mereka. Yang belum hafal, menghafalkan dengan perasaan tegang, karena pengaruh syair itu.
Kemarahan berkobar-kobar karena pengaruh syair Dhirar yang dihafalkan oleh mereka. Yang belum hafal, menghafalkan dengan perasaan tegang, karena pengaruh syair itu.
Yang kelihatan paling marah dan sedih, Khalid bin Al-Walid yang hubungannya dengan Dhirar sangat, dekat.
In syaa Allah bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar