Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2016/01/23

Penentu Arti Lughot




Yang menentukan arti lughot ada tiga, 1) nahwu, 2) shorof, 3) dan Kitab lughot, atau Kamus lughot. Walaupun ahli nahwu dan ahli shorof, kalau tidak membuka Kitab lughot, maka dipastikan meleset, ketika memaknai Kitab yang sulit. Contoh penentuan arti “Ashab (أَصْحَابِ)” dan “Ilmitthobiiah (عِلْمِ الطَّبِيعَةِ)” dalam Kitab Ibnu Katsir: تفسير ابن كثير (2/ 45)
قَالَ كَثِيرٌ مِنَ الْعُلَمَاءِ: بَعَثَ اللَّهُ كُلَّ نَبِيٍّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ بِمُعْجِزَةٍ تُنَاسِبُ أَهْلَ زَمَانِهِ، فَكَانَ الْغَالِبُ عَلَى زَمَانِ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، السِّحْرُ وَتَعْظِيمُ السَّحَرَةِ. فَبَعَثَهُ اللَّهُ بِمُعْجِزَةٍ بَهَرَت الْأَبْصَارَ وَحَيَّرَتْ كُلَّ سَحَّارٍ، فَلَمَّا اسْتَيْقَنُوا أَنَّهَا مِنْ عِنْدِ الْعَظِيمِ الْجَبَّارِ انْقَادُوا لِلْإِسْلَامِ، وَصَارُوا مِنَ الْأَبْرَارِ. وَأَمَّا عِيسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، فبُعث فِي زَمَنِ الْأَطِبَّاءِ وَأَصْحَابِ عِلْمِ الطَّبِيعَةِ، فَجَاءَهُمْ مِنَ الْآيَاتِ بِمَا لَا سَبِيلَ لِأَحَدٍ إِلَيْهِ، إِلَّا أَنْ يَكُونَ مُؤَيَّدًا مِنَ الَّذِي شَرَعَ الشَّرِيعَةَ. فَمِنْ أَيْنَ لِلطَّبِيبِ قُدْرَةٌ عَلَى إِحْيَاءِ الْجَمَادِ، أَوْ عَلَى مُدَاوَاةِ الْأَكْمَهِ، وَالْأَبْرَصِ، وَبَعْثِ مَنْ هُوَ فِي قَبْرِهِ رَهِينٌ إِلَى يَوْمِ التَّنَادِ؟ وَكَذَلِكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَهُ [اللَّهُ] فِي زَمَنِ الْفُصَحَاءِ وَالْبُلَغَاءِ وَنَحَارِيرِ الشُّعَرَاءِ، فَأَتَاهُمْ بِكِتَابٍ مِنَ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، لَوِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِهِ، أَوْ بِعَشْرِ سُوَرٍ مِنْ مِثْلِهِ، أَوْ بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ لَمْ يَسْتَطِيعُوا أَبَدًا، وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا، وَمَا ذَاكَ إِلَّا لِأَنَّ كَلَامَ الرَّبِّ لَا يُشْبِهُهُ كَلَامَ الْخَلْقِ أَبَدًا.
Lafal Ashab (أَصْحَابِ)” di atas diartikan para ahli; lafal “Ilmitthobiiah (عِلْمِ الطَّبِيعَةِ)” diartikan ilmu fisika. Karena merujuk Kitab lughot.
Arti lengkapnya:
Sangat banyak Ulama yang mengatakan, “Semua Nabi AS diutus oleh Allah, sesuai keadaan manusia yang hidup pada zaman mereka. Zaman Musa AS, yang menonjol ilmu sihir, dan mengagungkan ahli sihir. Maka Allah memberi Musa AS Mukjizat, yang membuat mata terbelalak, dan membuat semua penyihir, terheran-heran. Ketika telah yakin sepenuhnya, bahwa Mukjizat tersebut dari sisi yang Maha Agung, Maha Perkasa, maka mereka mengikuti ajaran Islam, dan menjadi golongan kaum Baik (Abror).
Adapun Isa AS diutus pada zaman Tabib dan Fisika. Maka dia datang pada mereka membawa Mukjizat yang tak bisa dilakukan kecuali oleh orang Kepercayaan Pembuat Syariat. Tidak ada tabib yang mampu menghidupkan benda-benda mati, atau mengobati penyakit asal atau belang, atau menghidupkan orang yang telah dikubur. Sampai hari Kiamat, takkan mungkin ada yang mampu melakukan demikian.
Demikian pula Muhammad SAW, diutus oleh Allah pada zaman orang-orang berkata dengan bahasa fasih, jelas, dan zaman para penyair cerdik. Maka belau datang pada mereka dengan membawa Kitab dari sisi Allah azza wajalla. Kalau manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan:
1.     Kitab yang sebanding Kitabnya.
2.     Atau hanya sepuluh judul, yang sama.
3.     Atau hanya satu judul yang sama. Hingga kapanpun takkan mampu, walaupun sebagian mereka telah menolong sebagian. Karena hingga kapanpun, Kalam Tuhan takkan sama dengan kalam makhluq.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar