Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2015/04/28

PS 115: Pembebasan Syam





Umar RA berdiri dan berjalan menuju mimbar, untuk menyampaikan nasehat dan membacakan surat pada hadirin. Seusai surat dibaca, jamaah Jumah menangis keras. Suara tangisan mereka menggemuruh memenuhi Masjid. Mereka terharu pada kaum yang telah berjuang mati-matian. Tak terima 10 pahlawan mereka gugur; 5 lainnya ditawan. Yang tangisannya paling keras, Abdur Rohman bin Auf  RA. Dia berkata, “Yang mulia! Perintahlah kami agar bergabung pada mereka! Kalau anda mau pergi ke Syam untuk menolong, niscaya mereka bertambah semangat dalam berjihad! Demi Allah saya hanya menguasai diri dan harta yang akan saya korbankan untuk kaum Muslimiin!.”

Ketika mereka menangis sedih, hati Umar RA bertambah iba. Dengan berlinang airmata, dia berkata, “Hai putra Qurth! Siapa saja tokoh besar yang memimpin pasukan Romawi sebanyak itu?!” pada Abdullah bin Qurth pengantar surat.
Abdullah menjawab, “Lima bathriq:
1.     Putra saudara perempuan Raja Hiraqla, bernama Raja Qurin.
2.     Raja Dirjan.
3.     Raja Qanathir.
4.     Raja Jarjir.
Mereka berempat di bawah pimpinan Raja Mahan Al-Armani, pemimpin tertinggi dari semua pasukan Romawi. Raja Jabalah memimpin 60.000 pasukan berkuda Nashrani dari Arab Ghassan.”

Jamaah Jumah mengamati Umar berkata, “Semua dipersilahkan menyampaikan usulan pada saya! Semoga Allah Taala menyayang kalian.”
Perkataan Ali RA menyeruak, diperhatikan hadirin: “Bergembiralah! Semoga Allah menyayang kalian! Musibah ini termasuk tanda Kekuasaan Allah, untuk menguji dan mengamati amalan dan kesabaran Hamba-Hamban-Nya yang beriman! Barang siapa bersabar dan mengharapkan pahala, maka akan tergolong kaum Sabar! Ketahuilah bahwa musibah ini pernah dijelaskan padaku oleh Rasulullah SAW! Ini akan berakibat Menang.”
Abbas RA bertanya, “Yang menang siapa! Yang kalah siapa?.”
Ali menjawab, “Ya paman! Yang kalah yang mengkufuri Allah dan menyekutukan Dia! Sekarang saatnya kita menunggu Pertolongan Allah!.”
Pada Umar, Ali berkata, “Yang mulia! Suratilah Abu Ubaidah wakil tuan, untuk memberi tahu bahwa Pertolongan Allah lebih baik daripada bantuan kita.”

Umar segera naik mimbar, untuk menyampaikan khotbah Jumah yang memukau. Khotbah mengenai ‘Keutamaan Jihad yang disampaikan dengan berapi-api, membuat hati hadirin bergetar dan air mata berderai. Umar turun dari mimbar untuk mengimami shalat. Seusai shalat, dia menulis surat untuk Abu Ubaidah:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dari Hamba Allah, Amirul Mukminiin Umar bin Al-Khatthab, untuk Abi Ubaidah Amir bin Jarrach (أبي عبيدة عامر بن الجراح), kaum Muhajirin dan Anshar.
سلام عليكم
Sungguh saya memuji Allah satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Saya membaca shalawat untuk Nabi-Nya  SAW. Adapun selanjutnya:

Umar melipat dan memberikan surat pada Abdullah bin Qurth, dengan pesan, “Hai putra Qurth! Jika kau telah sampai pada kaum Muslimiin, di waktu mereka telah berbaris! Datangilah para pembawa panji! Katakan ‘kau utusanku untuk mereka!’ Katakan pula ‘Umar mengirim Salam untuk kalian!’ Dan berpesan ‘hai ahli iman! Seriuslah dalam berperang! Mengamuklah seperti singa! Belah kepala mereka dengan pedang! Mereka lebih hina daripada lalatIn syaa Allah kalian akan ditolong oleh Allah!’ Lalu bacakan pada mereka! Alaaa inna chizballaahi humul ghaalibuun’.” [7]
Abdullah bin Qurth berkata, “Ya Amiral Mukminiin! Doakan agar saya selamat dan bisa cepat sampai tujuan.”








In syaa Allah bersambung.




[1] Bacaan istirjak: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  (Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun. Artinya: Sungguh kami milik Allah dan sungguh kami akan kembali pada-Nya).
[2] وَلَنْ تُغْنِيَ عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْئًا وَلَوْ كَثُرَتْ وَأَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ [الأنفال : 19]. Artinya: Dan golongan kalian takkan mencukupi untuk kalian sedikitpun, walaupun banyak. Dan sungguh Allah menyertai orang-orang iman.
[3] {فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ} [الأحزاب: 23]. Artinya: Maka sebagian mereka ada yang menyelesaikan kematiannya; sebagian mereka ada yang menunggu.
[4] Artinya, “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami untuk kami, dan melampaui batas kami dalam urusan kami. Tetapkan tumit-tumit kami. Dan tolonglah kami mengalahkan kaum kafir.”
[5] { وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ  فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ } [آل عمران: 147، 148].
[6] { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [آل عمران: 200].
[7] ألا إن حزب الله هم الغالبون

Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar